HTI Press. Penerapan syari’ah dalam naungan negara khilafah bukan hanya merupakan kewajiban Hizbut Tahrir Indonesi (HTI), namun merupakan kewajiban yang harus ditunaikan umat islam.
Hal itu diungkapkan salah satu pembicara Ust. Rahmat Nur, anggota DPP HTI Indonesia, Jakarta, pada acara Konferensi Rajab 1432 H yang digelar di gedung darma wanita Luwuk, Kabupaten Banggai, Minggu (26/6).
Sekitar 400-an lebih peserta; pelajar, mahasiswa, majelis ta’lim, tokoh dan masyarkat dari berbagai latar belakang hadir pada perhelatan akbar yang digelar oleh DPD II HTI Kabupaten Banggai itu.
Hadir juga sebagai pembicara ketua DPD II HTI Kabupaten Banggai,
Moh. Muhaimin, SS, Ashar M Idris, S,Pd.I, ketua DPD II HTI Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Haeruddin, ST, HTI Kabupaten Tojo Una-una (Touna), Muh. Zulhan Faridh, HTI Kabupaten Banggai, Mukhtar Lutfie, ST MT, HTI Kabupaten Banggai dan Hasyim Saud, S Kel, HTI Bangkep.
Juga menyampaian testimoni tokoh, oleh Pimpinan Ponpes Darul Khair, Masing, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, KH Muslimin Lahadji, SH.
KH Muslimin Lahadji, mengatakan, perjuangan Hizbut Tahir, saudara-saidara dari Hizbut Tahrir harus mendapat dukungan penuh umat. Dia sepakat, berbagai problematika umat yang terjadi hanya dapat di atasi apabila hukum islam dapat diterapkan secara kaffah dalam bingkai daulah khilafah.
Karena itu, kata dia, saatnya umat islam harus bersatu dengan mengambil solusi yang sama.
Acara Konferensi Rajab dedasain berbeda dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan HT Kabupaten Banggai, sebelumnya. Selain penyampaian materi, juga ada beberapa penampilan teatrikal dan pemutara video.
Beberbagai rangakaian kegiatan Konferensi Rajab disambut takbir oleh peserta. Peserta tampak antusias. Hal ini dibuktikan dengan pekikan suara takbir dan yel-yel yang digelorakan peserta dengan meneriakan sya’riah dan khilafah pada kegiatan konferensi rajab tersebut.
Bahkan, tidak satupun peserta yang meninggalkan ruangan kegiatan tempat berlangsungnya Konferensi Rajab, sebelum panitia penutup acara.
Tak sedikit peserta yang harus menempuh perjalanan jauh untuk menyaksikan Konferensi Rajab. Misalnya, peserta dari Kabupaten Banggai, termasuk beberapa daerah diluar kota air Luwuk Kabupaten Banggai. Banyak dari mereka yang rela datang dan menginap sehari sebelum akhirnya acara Konferensi Rajab digelar.
Pada kegiatan tersebut, para pemateri menguraikan berbagai problematika umat yang diakibatkan tidak adanya negara islam yang dapat menerapkan sya’riah secara kaffah.
Sebagaimana yang disebutkan Rahmat Nur, anggota DPP HTI, Jakarta, saat membawakan materi. Ia mengatakan, negara islam bukan sekedar sistem pemerintahan, melainkan juga befungsi sebagai penjaga aqidah, pelaksana sya’riah, penegak agama, penyatu seluruh kaum muslimin dan penjaga negeri-negeri negeri kaum muslimin, serta darah harta dan cita-cita umat islam.
Rahmat Nur menegaskan, dan Hizbut Tahrir sejak kelahirannya terus berjuang menegakkan Khilafah. Namun, Khilafah belum juga tegak hingga kini. Padahal, kata dia, kewajiban menegakkan Khilafah merupakan kewajiban atas seluruh kaum muslimin.
Selain diliput oleh beberapa media cetak lokal, kegiatan Konferensi Rajab yang digelar di Kabupaten Banggai itu, juga disiarkan langsung oleh beberapa stasiun radio lokal. (ami)
selamat buat syabab luwuk…smangat!!!
Allahu Akbar..!!!