Surat kabar “The Daily Telegraph” (4/7/2011) mengutip pernyataan Utsman Badar perwakilan media Hizbut Tahrir di Australia dalam konferensi yang digelar pada hari Ahad (3/7/2011) di kota Sydney. Berikut sebagian terjemahan dari apa tertulis dalam laporan surat kabar tersebut.
Surat kabar mengatakan bahwa Utsman Badar, anggota organisasi Islam radikal Hizbut Tahrir menilai perang Afghanistan sebagai invasi Barat. Ia juga mengatakan: “Jika para aktivis (syabab) kami ada di sebuah negara, lalu terjadi pendudukan atas negara itu, maka melakukan perlawanan adalah wajib atas mereka ketika mereka memiliki kemampuan untuk itu.”
Surat kabar mengatakan bahwa ketika Badar ditanya langsung apakah ia peduli dengan terbunuhnya pasukan Australia di Afghanistan, maka ia menjawab: “Jika Anda menduduki negeri orang lain, maka bagi mereka yang diserang dan dilanggar haknya wajib melakukan perlawanan.”
Surat kabar menambahkan bahwa Badar menolak untuk mengutuk “aksi bom bunuh diri” selama mereka tidak menargetkan warga sipil. Ia berbicara kepada ratusan kaum Muslim yang telah berkumpul di sebelah barat Sydney, dalam rangka mempromosikan seruan mereka untuk membangun negara Islam yang menerapkan syariah, yang akan membentang dari Spanyol hingga Australia. Surat kabar itu tidak lupa mengatakan-sebagaimana media-media Barat lainnya-bahwa Hizbut Tahrir dilarang di banyak negara, termasuk negara-negara Timur Tengah.
Surat kabar itu mengatakan bahwa sekalipun Hizbut Tahrir tidak mewakili mayoritas kaum Muslim di Australia, namun Hizbut Tahrir mendapat dukungan yang semakin luas di sana.
Surat kabar mengatakan, ketika pasukan kita terlibat dalam perang Afghanistan dan dalam memerangi Taliban setelah serangan 11 September, maka Badar berkata bahwa pemerintah Australia tidak punya urusan di Afghanistan, di mana ia berkata: “Jangan mencampuri urusan orang di dunia Islam, sebab pendudukan militer harus dilawan dengan cara militer, dan dalam hal ini melakukan perlawanan bagi rakyat di sana diperintahkan oleh syariah Islam.”
Dalam menanggapi penangkapan wanita bercadar oleh polisi, dan apakah mereka harus dipaksa untuk membuka wajahnya, maka ia menjawab bahwa ini adalah serangan politik yang dirancang terhadap Islam, ia mengatakan: “Masalahnya bukan masalah cadar, namun masalah sebenarnya adalah para pembuat keputusan dengan Islam itu sendiri.”
Surat kabar mengatakan bahwa Hizbut Tahrir mengklaim sebagai partai politik Islam terbesar di tanah, yang beraktivitas di empat puluh negara, memiliki pengaruh yang terus meluas di wilayah kami melalui serangkaian acara-Konferensi Rajab (KR) bulan lalu-di Indonesia, yang mampu menarik 150.000 orang.
Surat kabar mengutip dari para demonstran yang menolak konferensi tersebut dan Presiden “APP NSW” Darrin Hodges, di mana mereka mengatakan bahwa “Hizbut Tahrir dilarang di banyak negara muslim di Timur Tengah, namun kami tidak mengerti mengapa mereka belum juga dilarang di Australia.”
Sumber: pal-tahrir.info, 5/7/2011.
Allahuakbar.
Tetap semangat wahai saudaraku yang berada di negeri Belanda. Semoga Allah selau melimpahkan rahmatnya atas kalian, memberikan kekuatan untuk tetap berjalan di atas yang haq dan melindungi kalian dari orang-orang kafir yang memerangi islam.