Wawancara dengan Jubir Pakistan : Wahai Boneka Pakistan Waktumu Sudah Habis

Oleh Mahan Abedin

Hizbut Tahrir (HUT), atau Partai Pembebasan, didirikan tahun 1953 di Yerusalem. Partai ini mendukung politik pan-Islam dengan menyerukan pembentukan kembali Khilafah Islam.

Hizbut Tahrir aktif di sebagian besar Negara-negara Muslim di samping juga aktif di Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia. Sejak pembunuhan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden oleh pasukan khusus Amerika Serikat di Pakistan pada awal Mei, Hizbut Tahrir Pakistan telah menjadi perhatian media dan pihak keamanan . Hizbut Tahrir diduga memiliki kemampuan penetrasi ke dalam jajaran petinggi militer Pakistan yang kuat.

Untuk membahas masalah ini lebih lanjut, Asia Times Online melakukan wawancara ekslusif dengan juru bicara eksklusif Hizbut Tahrir di Pakistan, Naveed Butt.

Butt dibesarkan di Islamabad dan mendapat gelar sarjana di Universitas Teknik dan Teknologi di Lahore sebelum pindah ke University of Illinois di Chicago, di mana ia menyelesaikan gelarnya di bidang teknik listrik dan ilmu komputer. Sejak tahun 2000, ia telah menjadi juru bicara media untuk Hizbut Tahrir Pakistan.

Asia Times Online (Atol): Bagaimana Anda menjelaskan banyak berita mengenai kekhawatiran terhadap Hizbut Tahrir Pakistan oleh media Pakistan dan media internasional?

Naveed Butt (NB): Pemerintah Barat bersama media sangat menyadari dampak global dan jangkauan Hizbut Tahrir, terutama di dunia Muslim. Baik Amerika dan Inggris yang secara terbuka menyatakan bahwa partai kami sebagai lawan nyata malah akan semakin menggalang dukungan bagi seruan-seruan dan tujuan-tujuan kami.

Oleh karena itu, mereka mencoba melakukan hal terbaik dengan berusaha mengabaikan kami di media. Sementara pada saat yang sama mereka menggunakan agen penguasa muslim untuk menghambat kegiatan-kegiatan kami melalui penindasan, penangkapan massal, penyiksaan dan penganiayaan. Pengaruh Hizbut Tahrir dan kegiatan-kegiatannya dalam umat [masyarakat Muslim] sekarang telah memaksa Barat menyoroti kami melalui media mereka dan begitu juga agen-agen mereka di negara-negara Muslim.

Mengabaikan insiden-insiden tingkat tinggi [dugaan atas dukungan HT atas militansi dan penetrasi HT terhadap angkatan bersenjata Pakistan] akan berarti mendorong orang-orang dalam angkatan bersenjata untuk mencari alternatif. Oleh karena itu, media Barat dan Pakistan atas perintah dari pemerintahnya segera menyambutnya dan mulai meracik kebohongan dan menyuarakan kekhawatiran yang tidak perlu di antara massa. Tetapi, ada pengecualian dimana ada juga sebagian wartawan yang tulus di Pakistan yang telah secara terbuka dan blak-blakkan menguak kebohongan ini dan mendukung perjuangan politik Hizbut Tahrir yang non-kekerasan bagi terbentuknya khilafah.

Atol: Apa hubungan yang tepat antara Brigadir Ali Khan dengan Hizbut Tahrir Pakistan? [1]
NB: Kebijakan Hizbut Tahrir, kami tidak mengkonfirmasi ataupun membantah tuduhan-tuduhan itu.

Atol: Sampai sejauh mana militer Pakistan bersimpati kepada pandangan-pandangan dan tujuan-tujuan Hizbut Tahrir?

NB: Kami menyerukan kepada orang-orang yang memiliki kekuatan untuk memenuhi kewajiban Islam mereka dan menghentikan [pelanggaran] kemungkaran dengan menggunakan otoritas mereka. Kami menyerukan kepada mereka untuk menyingkirkan siapapun yang membangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya dan berkomplot dengan kaum imperialis.

Mencari Nusrah [dukungan] dari orang-orang yang memiliki kekuasaan adalah bagian dari metodologi Nabi Muhammad (saw) [2] untuk mendirikan negara Islam, dan Hizbut Tahrir mengikuti metode ini dalam raga dan jiwanya. Berbeda dengan di beberapa negara lain, tentara Pakistan bukanlah tentara elitis. Mereka datang dari semua lapisan masyarakat.

Oleh karena itu, apapun yang ada dalam opini publik negara Pakitan, kurang lebih adalah pikiran dan emosi yang sama yang juga dibawa oleh militer. Hizbut Tahrir telah bekerja pada masyarakat selama 10 tahun terakhir. Tidak mengherankan seperti di masyarakat, ide khilafah dan penyatuan umat Islam bergema pada para perwira angkatan bersenjata.

Atol: Apa reaksi di dalam tubuh militer Pakistan terhadap pembunuhan Osama bin Laden pada tanggal 2 Mei?

NB: Militer Pakistan adalah bagian dari masyarakat dan mereka berbagi perasaan Islam yang sama dengan masyarakat. Oleh karena itu, hal yang menjijikan dan membuat marah militer adalah arogansi Amerika dan sikap mengabdi para petinggi militer Pakistan yang terang-terangan kepada Amerika.

Tidak ada seorangpun yang waras di Pakistan, apalagi seorang perwira militer yang lebih menyadari akan kemampuan keamanan Pakistan dan prosedur-prosedur operasi standar, yang bersedia untuk menerima penjelasan Amerika yang konyol bahwa tentara Amerika datang dari seberang perbatasan, melakukan operasi selama 40 menit dan kemudian dengan aman terbang kembali tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari pemimpin tertinggi militer dan sipil.

Kejadian itu saja sudah cukup bagi para perwira angkatan bersenjata untuk menyimpulkan bahwa mereka benar-benar dipimpin oleh sekelompok orang antek Amerika. Inilah sebabnya mengapa [Kepala Staf Angkatan Darat] Jendral [Ashfaq Parvez] Kiani sendiri yang mengunjungi garnisun militer dan memberi penjelasan dengan gaya pertemuan-pertemuan di balai kota termasuk di Universitas Pertahanan Nasional (NDU) dan Sekolah Staf Quetta dalam rangka menenangkan para pejabat militer yang marah.

Argumen dasarnya dibangun di sekitar ketakutan, yaitu bahwa kami lemah dan tidak bisa melawan Amerika maka kita harus menerima penghinaan dan pelanggaran kedaulatan Pakistan ini. Jelas, para perwira dari tentara profesional yang memiliki kemampuan nuklir tidak bersedia untuk menerima hal ini. Inilah sebabnya mengapa Ameika dan agen-agen mereka, seperti Jenderal Kiani, merasa mendapat kritikan tajam dan mulai menganggu siapa saja yang memiliki kecenderungan Islam.

Ada laporan , perwira yang dikenal memiliki orientasi Islam tidak akan naik jabatan dengan jabatan yang lebih tinggi bahkan walaupun jika mereka pantas mendapatkannya, atau mereka diberikan pos yang tidak sensitif/berpengaruh. Hal ini pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi dan kekecewaan yang secara jelas tidak akan membantu Amerika dalam memenangkan dukungan dengan hati dan pikiran angkatan bersenjata.

Atol: Dalam hal pelanggaran dan erosi bertahap atas kedaulatan Pakistan oleh pemerintah Amerika Serikat, apakah ada titik di mana militer Pakistan akan menyentak dan bereaksi melawan Amerika?

NB: Ini bukan masalah ‘jika’ tetapi adalah ‘kapan’. Frustrasi, kemarahan dan perasaan jijik saat ini yang ada dalam tentara Pakistan tidak dapat dipertahankan, terutama ketika semakin banyak orang sekarang yang percaya bahwa mereka seharusnya tidak ikut serta dalam “perang melawan teror”-nya Amerika.

Banyak pejabat militer yang telah mengundurkan diri secara diam-diam atau menjalani pengadilan di pengadilan militer karena menolak untuk memerangi saudara-saudara Muslim mereka di FATA [Wilayah Kesukuan Federal]. Tekanan-tekanan ini tidak dapat dipertahankan tanpa batas. Dan bukti-bukti menunjukkan fakta bahwa [titik pecah] atas hal ini akan terjadi lebih awal daripada terjadi kemudian. Namun, pemutusan hubungan dengan Amerika tidak bisa terjadi di bawah kepemimpinan politik dan militer saat ini, itu harus di bawah kepemimpinan Islam yang baru yang tulus, yaitu negara khilafah.

Atol: Sejauh mana elit politik Pakistan berada dalam konflik dengan militer atas semakin tumbuhnya peran Amerika di negara ini?

NB: Paradigma “politisi” lawan “militer” itu sendiri harus dipertanyakan. Sama halnya seperti kalau ada beberapa orang yang tulus dalam angkatan bersenjata yang siap untuk menantang tirani Amerika, tumbuh juga kelompok politisi yang tulus yang melawan Amerika. Seperti halnya ada kolaborator dalam kepemimpinan militer yang telah menjual negara dan rakyatnya kepada Amerika untuk keuntungan pribadi, maka ada juga orang yang serupa dalam kepemimpinan politik.

Atol: Seperti situasi di Afghanistan menjadi semakin kritis bagi aliansi Barat, dan dalam pandangan yang berbeda antara Pakistan dan Amerika pada hasil yang diinginkan dalam konflik Afghanistan, apakah Anda membayangkan sebuah konfrontasi bersenjata antara Pakistan dan Amerika?

NB: Di bawah kepemimpinan pengkhianat saat ini, tidak ada tantangan serius terhadap hegemoni Amerika di kawasan ini dan usaha-usahanya untuk menjarah sumber daya material yang besar dari Afghanistan yang diperkirakan bernilai sekitar satu sampai tiga trilyun dolar.

Mereka sudah menyia-nyiakan sebuah kesempatan. Hanya dengan memotong jalur suplai NATO [North Atlantic Treaty Organization] secara permanen dan mengusir para pejabat AS dari Pakistan akan memaksa Amerika mundur secara tergesa-gesa. Mengenai Amerika melawan Pakistan, jika Amerika membuat kesalahan itu, saya mengajukan pertanyaan, jika saja mereka belum mampu menundukkan kelompok-kelompok kecil mujahidin di Afghanistan dalam satu dekade pertempuran, maka kesempatan apa yang mereka miliki untuk melawan tentara Muslim yang terkuat dan paling berpengalaman tempur di dunia?

Dan ini sebabnya mengapa pada tanggal 11 Maret 2009, dalam presentasinya kepada para pejabat kunci Obama, termasuk Ketua Gabungan Kepala Staf Laksamana Michael Mullen, ketua Tinjauan Kebijakan Antar Afghanistan-Pakistan untuk pemerintahan Obama, Bruce O Riedel, dikatakan mereka telah melihat pilihan ekstrim menyerang Pakistan, dan tentu saja, segera menghentikan ide ini. Menyerang sebuah negara yang memiliki puluhan senjata nuklir merupakan suatu yang melebihi kegilaan. Semua orang juga setuju akan hal ini

Atol: Sampai sejauh mana Taliban Pakistan merupakan ‘bentukan’ Direktorat Inter-Services Intelligence (ISI)?

NB: Infiltrasi atas organisasi-organisasi longgar seperti Taliban tidaklah sulit bagi setiap pemerintah. Ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa Amerika telah mampu menyusup kedalam struktur Taliban yang longgar yang menyebabkan kekacauan di Pakistan. Hal ini kemudian diperkuat oleh [operator penghubung CIA-Central Intelligence Agency] Raymond Davis dengan organisasi-organisasi militan. Inilah mengapa mereka mentargetkan “kaum militan”, bukan mentargetkan asset Amerika , seperti kantor-kantor FBI [Federal Bureau of Investigation], CIA dan Blackwater [Xe Services], yang menargetkan masjid-mesjid, universitas-universitas Islam, pasar-pasar dan stasiun-stasiun bis. Seluruh tujuannya adalah untuk memulai perang saudara atau menimbulkan fitnah [perselisihan] di mana kedua pihak umat Islam yang bertikai akan mati.

Atol: Bagaimana ISI bereaksi terhadap sebuah revolusi rakyat di Pakistan, yang bertujuan untuk menggulingkan penguasa politik secara keseluruhan dan menggantinya dengan sebuah sistem yang lebih mewakili?

NB: Nah, ini adalah pertanyaan untuk ISI untuk menjawabnya dan saya hanya seorang juru bicara Hizbut Tahrir. Namun, para pengkhianat di dalam badan intelijen negara-negara Arab melakukan yang terbaik untuk menghentikan revolusi rakyat, tetapi mereka tidak berhasil meskipun telah mengerahkan segala sumber daya mereka. Karena itu, jika suatu revolusi rakyat dimulai di Pakistan, saya menyarankan militer dan kepemimpinan politik untuk melarikan diri ke tempat tinggal majikan mereka seperti [mantan presiden Tunisia Zine el Abidine] Ben Ali dan Gubernur Bank Sentral Afghanistan [Abdul Qadir fitrat]!

Atol: Apakah anda takut akan campur tangan India yang lebih besar di Pakistan dan Afghanistan dalam hal munculnya gejolak di Pakistan?

NB: Dialog Pakistan-India baru-baru ini telah menunjukkan bahwa Pakistan telah benar-benar mundur dari sikap tradisionalnya. Pakistan telah memisahkan Kashmir dari negosiasi perdagangan dan pada prinsipnya sepakat untuk memberikan kepada India akses jalan menuju Afghanistan.

Di sisi lain, diketahui bahwa Cina adalah ancaman regional bagi kepentingan AS di Asia Selatan dan Asia Timur Jauh. Amerika ingin menggunakan Pakistan dan India sebagai blok terhadap China. Untuk tujuan ini, Kashmir dan iritasi lainnya yang mengganggu harus dikubur, tidak diselesaikan, karena setiap solusi yang adil tidak akan diterima oleh India.

Untuk alasan inilah Amerika mendiktekan agar Pakistan mundur dari sikap lamanya yang mendukung Kashmir. [Mantan Presiden Pakistan Jenderal Pervez] Musharraf adalah orang yang pertama yang mengawali penyelewengan ini; [Presiden yang sekarang Asif Ali] Zardari hanya mengikuti arus ini saja. Oleh karena itu, dengan agen-agen seperti Zardari, [Perdana Menteri yang sekarang Yousaf Raza ] Gilani dan Kiani hanya bisa berharap ketundukan menyerah dihadapan India. Jadi, ya, jika agen-agen ini tidak dienyahkan, pengaruh India di Kashmir dan Afghanistan hanya akan meningkat.

Atol: Sejauh mana masalah-masalah yang disebutkan di atas bisa menunda upaya untuk merebut kembali Kashmir dari India?

NB: Merebut kembali Kashmir tidak lagi ada dalam agenda pemerintah Pakistan. Oleh karena itu, sekarang kita bahkan tidak mendengar slogan “Kashmir banay ga Pakistan” [Kashmir akan menjadi bagian Pakistan]. Yang kita dengar adalah tentang berapa banyak manfaat ekonomi yang kita bisa dapatkan dari perdagangan dengan India.

Pada tahun lalu, ketika jalan-jalan Kashmir dipenuhi ribuan demonstran, Pakistan hanya diam mengamati dan membisu. Ini adalah sinyal jelas bahwa tidak hanya Pakistan yang berhenti mendukung organisasi-organisasi jihadi melawan kebrutalan India, tapi negara itu juga telah menghentikan dukungan politik bagi perjuangan kemerdekaan. Satu-satunya cara Kashmir agar dapat dibebaskan adalah melalui jihad yang diselenggarakan di bawah sebuah negara yang memobilisasi tentara. Ini hanya akan mungkin dengan mendirikan khilafah.

Atol: Apa pandangan Anda mengenai konferensi baru-baru yang diadakan di Teheran yang membicaakan perang global melawan terorisme, yang dihadiri oleh kepala negara Pakistan dan Afghanistan? Dapatkah Iran membantu mendefinisikan ulang terorisme dengan cara yang sesuai dengan kepentingan Islam global?

NB: Konferensi itu telah benar-benar mengungkapkan wajah sesungguhnya dari rezim Iran. Semua orang tahu bahwa Pakistan dan Afghanistan hanyalah antek Amerika dan apa yang mereka anggap sebagai terorisme adalah sesuai dengan definisi yang telah ditetapkan oleh Amerika Serikat.

Dalam keadaan demikian, bekerja sama dengan Afghanistan dan Pakistan sebenarnya adalah bekerja sama dengan Amerika. Saya tidak melihat bagaimana dengan bekerja sama dengan Pakistan dan Afghanistan, Iran bisa mendapatkan keuntungan bagi kaum Muslim. Visi nyata bagi hal ini dan bagi semua negara Muslim adalah penyatuan ke dalam sebuah negara tunggal untuk mewakili semua Muslim, tanpa memandang ras atau mazhab mereka; sebuah negara yang akan berdiri untuk kepentingan mereka dengan gabungan sumber daya yang cukup untuk mengakhiri terorisme Amerika yang dijalankan oleh para pejabat angkatan bersenjata dan organisasi-organisasi militer swasta Amerika.

Catatan
1. Brigadir Ali Khan dan empat orang mayor jendral ditangkap bulan lalu karena dituduh memiliki keterkaitan dengan HT Pakistan. Mereka diinterogasi di kota garnisun Rawalpindi oleh Badan Investigasi Khusus Intelijen Militer.

2. Sallallahu Alaihi Wasallam adalah ekspresi Muslim digunakan ketika nama Nabi Muhammad disebutkan atau ditulis. Artinya adalah: “Semoga berkat dan damai Allah atasnya [Muhammad].

Mahan Abidin adalah seorang analis politik Timur Tengah.
(sumber : http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/MG08Df01.html#.ThlJUfTBxTQ.facebook)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*