Brigadir Jendral, Hizbut Tahrir Pakistan & Ketidakmampuan Rezim untuk Terlibat

Oleh: Reza Pankhurst

Nasrah terbaru yang dirilis oleh Hizbut Tahrir Pakistan (HTP), tanggal 5 Juni 2011, yang berjudul “Anggaran Pakistan Selalu Dipersiapkan Atas Arahan IMF” yang mengkritik kebijakan pajak pemerintah yang terutama didasarkan pada pajak tidak langsung. Saat dikeluarkannya nasrah tersebut adalah ketika pemerintah memutuskan untuk melaksanakan RGST (Pajak Penjualan Umum Yang Diperbaharui) yang tampaknya sejalan dengan tuntutan IMF, pada dasarnya menyebabkan masyarakat Pakistan pada umumnya memikul beban pajak lebih banyak dari yang sebelumnya memang sudah tidak proporsional yang dikenakan terhadap mereka. Solusi yang ditawarkan dalam nasrah itu adalah untuk mengadopsi Sistem Ekonomi alternatif Islam melalui pemerintahan Islam atau Khilafah, dengan argumen singkat dalam mendukung berbagai bentuk pajak Islam yang terfokus pada kekayaan dan aset tetap, bukan berdasarkan pada pendapatan atau konsumsi – seperti berbagai bentuk pajak tanah – dan mengembalikannya kepada kepemilikan publik pada sector-sektor seperti sektot produksi energi.

Nasrah pendek – yang hanya terdiri dari sekitar 500 kata dalam terjemahan edisi bahasa Inggris – dan bisa diakses disini di situs Pakistan dalam bahasa Urdu dan Inggris. Setiap wartawan atau peneliti dapat mengaksesnya dengan mudah dengan hanya perlu sedikit usaha untuk memahami isinya. Namun di tengah berita bahwa seorang perwira senior militer Pakistan, Brigadir Ali Khan, telah ditangkap bulan lalu karena keterkaitannya dengan kelompok ini, tanggapan dari banyak komentator dan analis telah menjadi bahan diskusi tentang bagaimana Angkatan Darat dapat “membersihkan” unsur-unsur seperti dia dari dalam, dengan mengabaikan setiap pemikiran nyata mengenai mengapa pejabat tersebut mungkin tertarik pada gerakan atau terlibat dalam ide-ide mereka di tingkat manapun. Bahan-bahan lain pada website itu termasuk dokumen-dokumen yang menjelaskan cetak biru ekonomi bagi Negara Islam di masa depan, dan sebuah manifesto politik untuk Pakistan, yang banyak hal diantaranya membuat gerakan ini terlibat pada perdebatan terbuka.

Namun, walaupun ada segala upaya keterlibatan pada setiap tingkat untuk mendiskusikan ide-ide, yang sering diamati adalah seberapa jauh ancaman orang-orang tersebut bagi kepentingan Amerika Serikat dan dengan perpanjangan rezim kliennya. Oleh karena itu, penangkapan pejabat militer itu segera dinyatakan sebagai seorang “ekstrimis” yang dicurigai dengan dugaan memiliki keterkaitan dengan “gerakan Islam militan”. Brigadir belum jelas jika dikatakan seorang ekstrimis karena fakta bahwa ia adalah orang penting bagi hubungan Pakistan dengan Amerika, sementara gerakan ini tidak bisa jika dikatakan sebagai “Islam militan” karena seruannya bagi solusi politik yang independen yang berdasarkan Islam dan bukan pada sistem feodal “demokrasi” atau kediktatoran militer yang  dialami secara silih berganti oleh rezim Pakistan sementara mereka secara terus menerus mengorbankan kepentingan rakyatnya sendiri pada kebijakan Afghanistan-Pakistan yang pro Amerika apapun yang terjadi. Karena itu dengan mengadopsi wacana ini media dan pemerintah mengesampingkan pertimbangan serius atas pandangan-pandangan baik dari Brigadir maupun HT Pakistan.

Pada saat yang sama seringkali ada agenda untuk membuat keterkaitan palsu antara HT Paskitan dan al-Qaeda untuk mendelegitimasi sikap politik dengan mengkaitkannya dan selanjutnya untuk membingungkan kelompok itu. Ini adalah praktek yang umum dilakukan terutama oleh rezim-rezim penindas yang ingin menghancurkan pandangan non-kekerasan dengan dalih “memerangi terorisme”, seperti yang terlihat secara teratur di negeri-negeri seperti di Uzbekistan dan Rusia. Hal ini juga terjadi di Mesir era Mubarak si mana saya ditangkap karena menjadi anggota HT bersama dengan beberapa orang lain selama enam bulan setelah peristiwa 11/9, dengan pemerintah Mesir pada awalnya mencoba untuk mengatakan bahwa kami adalah operator al-Qaeda.

Namun, seperti yang ditunjukkan oleh materi nasrah yang menjadi sorotan, jelas bahwa HT memiliki program politik formal yang jauh lebih baik dari sekedar karikatur yang  dibuat oleh orang dalam rezim dan digambar oleh wartawan yang mencari wawasan dari para pakar “kontra-ekstremisme” yang kehidupannya bergantung pada komentar yang melayani cerita-cerita pemerintah. Akademisi yang telah melakukan penelitian metodologis rinci dari kelompok seperti Emmanuel Karagiannis mengidentifikasi ideologi gerakan ini  yang membatasinya pada suatu metodologi yang didasarkan keyakinan intelektual dan meyakinkan opini publik, dan mengingat bahwa gerakan itu telah menghindari penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuan sejak didirikan pada tahun 1953 meskipun dilakukan tindakan keras di sebagian besar negara beroperasi di sana, bukan merupakan alasan dibenarkan bahwa gerakan mempertimbangkan akan melakukan hal yang sebaliknya.

Masih belum jelas apakah Brigadir ditahan karena afiliasinya dengan gerakan itu, atau jika itu karena pertemuan yang memalukan para petinggi militer pada tanggal 5 Mei dengan menanyakan keterlibatan dengan serangan Amerika yang berakhir pada pembunuhan ekstra-yudisial Osama Bin Laden beberapa hari sebelumnya. Apapun masalahnya, HT Pakistan telah jelas menjadi duri bagi rezim Pakistan untuk sementara waktu. Karena distribusi nasrah dilakukan dalam pangkalan militer pada tanggal 7 Mei yang isinya mendesak militer untuk “Enyahkan Dirimu Sekarang dari Penguasa Pengkhianat” karena tuduhan keterlibatan unsur-unsur rezim Pakistan dengan pelanggaran yang dilakukan Amerika atas kedaulatan Pakistan, ada banyak kasus penculikan aktivis yang dilakuan bersamaan dengan penggerebekan rumah-rumah mereka oleh badan-badan intelijen. Penggerebekan-penggerebekan dan penculikan-penculikan itu terjadi setelah beberapa halaman HT Pakistan yang diposting di Facebook telah dihapus dari internet oleh perusahaan Amerika tanpa penjelasan segera setelah kantor pers pusat HT mengeluarkan pernyataan yang mengutuk cara eksekusi ekstra-yudisial Osama Bin Laden.

Upaya-upaya untuk mengabaikan Brigadir Jendral sebagai seorang ekstremis atau memperlakukan gerakan ini sebagai ancaman keamanan dengan sengaja mengabaikan keterlibatan isu yang diangkat. Sebagai salah satu rekan militer Khan Ali menyatakan “masalahnya adalah bahwa pandangan anti-Amerika dan [opini yang objektif tentang] kemandirian sudah mulai populer diantara perwira menengah dan perwira yang lebih rendah”, yang merupakan sesuatu hal yang mengejutkan mengingat bahwa program pemboman pesawat tanpa awak Amerika adalah yang bertanggung jawab atas kematian ratusan warga sipil dan semua cara pelanggaran mereka lakukan. Suatu jajak pendapat terbaru Pew menemukan bahwa 73% rakyat Pakistan memiliki pandangan yang tidak menguntungkan Amerika. Yakni hanya 12% yang mendukung. Dengan kebencian yang meluas atas kehadiran Amerika seperti di Pakistan, tidak jarang bahwa gerakan-gerakan seperti HT yang mengartikulasikan keluhan sementara menawarkan alternatif politik yang independen bagi tindakan penghambaan yang rezim saat ini akan tumbuh dalam hal ukuran dan pengaruh.

Sementara investigasi dapat mengakibatkan penangkapan dan menghambat kemajuannya, tindakan-tindakan seperti itu tidak berkaitan dengan kebijakan mendasar yang mengakibatkan adanya keluhan, atau tidak juga memberikan tantangan atas solusi yang ditawarkan. Pengabaikan diskusi tentang sistem Kekhalifahan yang diusulkan oleh kelompok ini dan diperjelas dalam dua volume buku yang merinci konstitusi adalah dikarenakan hal ini tidak sesuai dengan kepentingan-kepentingan Barat atau kepentingan klien Pakistan dan tampaknya tidak mungkin mencegah adanya peningkatan perdebatan ide antara masyarakat umum dan militer, terutama dengan perhatian ekstra dan publisitas sebagai akibat dari liputan penangkapan Brigadir Jendral itu.

Hanya dengan mencoba mendiskreditkan program politik HT dengan mengkaitkannya dengan “ekstremisme” dan “terorisme” menunjukkan bahwa respon itu lahir dari kelemahan, seperti halnya larangan terhadap partai oleh mantan Presiden Pervez Musharraf. Sudah ada kontak dengan beberapa elemen Angkatan Darat, sebagaimana dibuktikan oleh kasus-kasus tahun lalu terhadap para pejabat yang masih aktif.  Beberapa personil militer tingkat atas seperti Mantan Ketua Staf Angkatan Darat (COAS) Jendral Mirza Aslam Beg juga akrab dengan HT Pakistan dan mendukung program mereka dengan menyatakan bahwa “orang-orang HT ingin pelaksanaan Syariah melalui mekanisme yang meyakinkan dan buku-buku mereka, yang sebagian telah saya baca, adalah didasarkan pada hasil penelitian.

Pertanyaannya adalah apakah rezim Pakistan mempunyai alternatif untuk ditawarkan. Pada saat ini, tampaknya tidak, dan peristiwa-peristiwa pada beberapa hari terakhir menunjukkan kepada kita lebih banyak hal tentang upaya-upaya  rezim yang mulai goyah bersama dengan pelindungnya untuk membungkam perbedaan pendapat yang berkembang dengan jelas dan ketidakpuasan di dalam negeri lebih dari apa pun.
Reza Pankhurst adalah kontributor tetap untuk New Civilization. Dia adalah seorang kandidat PhD di London School of Economics, dan juga memiliki blog di www.rezapankhurst.net.

Sumber: http://www.newcivilisation.com/home/af-pak/the-brigadier-hizb-ut-tahrir-pakistan-and-the-regimes-incapacity-to-engage

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*