Jenderal David Petraeus, pemimpin militer paling disegani dalam angkatannya, mengundurkan diri dari panglima Amerika Serikat di Afghanistan pada Senin setelah bertugas setahun dalam perang terlama Amerika.
Dalam upacara di Kabul, Petraeus -yang didampingi sejumlah perwira tinggi AS, Laksamana Mike Mullen, Jenderal (Mar) James Mattis dan panglima NATO Wolf Langheld- menyerahkan tongkat komando ke penggantinya, John Allen.
Allen adalah bekas bawahannya yang membuat namanya terkenal di Irak dalam memerangi musuh-musuh Amerika termasuk pengikut Al Qaida.
Allen, yang dinaikkan pangkatnya menjadi jenderal bintang empat sebelum upacara serah terima itu, menjadi orang pertama dari Marinir yang bertugas mengepalai perang pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan.
Selama tugas, Petraeus mengawasi penambahan ribuan tentara ke Afghanistan dalam menumpas aksi-aksi Taliban yang hampir berlangsung 10 tahun dan walaupun ia menyatakan beberapa kemajuan dicapai, kekerasan masih tetap tinggi.
Ia akan mendapat tugas baru memimpin Badan Pusat Intelejen (CIA) setelah sepekan adik Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Ahmed Wali Karzai, dibunuh di rumahnya dan juga ketika NATO mulai mengalihkan kendali beberapa kawasan ke Afghanistan.
Washington sekarang akan mengurangi jumlah tentaranya berdasarkan jadwal yang kontroversial. Petraeus mengakui ia tidak merekomendasi hal itu.
Merujuk tempat-tempat persembunyian Taliban dan Al Qaida di Pakistan, negara tetangga Afghanistan, Petraeus memperingatkan kemungkinan pertempuran hebat di masa depan. AS menyerang tempat-tempat itu dengan pesawat-pesawat tak berawak.
Ia memuji hampir 150.000 tentara asing yang bertugas di Afghanistan dan menyatakan penggantinya Allen sebagai “orang yang tepat untuk menunaikan tugas itu.”
Petraeus mendapat tugas di Afghanistan setelah Presiden Barack Obama mencopot Stanley McChrystal yang memberikan pernyataan kepada majalah Rolling Stone perihal pemerintahan AS.(ANTARA, 18/7/2011)