Amerika Serikat, Inggris dan Italia menyatakan bahwa mereka bersedia untuk menerima solusi terkait Libya yang akan membiarkan Muammar Gaddafi untuk tetap tinggal di Libya tidak menendangnya ke luar, atau mengadilinya atas dakwaan melakukan kejahatan perang.
Setelah setiap hari NATO membombardir berbagai lokasi strategis Libya selama empat bulan. NATO sekarang siap untuk membiarkan Gaddafi tetap tinggal di Libya, dengan syarat ia menyerahkan kekuasaannya.
Menurut Badan telah mengatakan bahwa kantor Italia, ANSA bahwa Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini, kemarin di kota Gonzo, Cina mengatakan: “Jika rakyat Libya percaya bahwa solusi dalam negeri diterima, maka Italia pun setuju untuk itu.” Bahkan pernytaannya ini telah dikonfirmasi oleh juru bicara resmi Italia.
Menteri Luar Negeri Prancis, Alain Juppe mengatakan pada tanggal 20/7/2011 dalam sebuah wawancara televisi dengan stasiun televisi LCI: “Salah satu skenario praktis yang tengah dipertimbangkan adalah, bahwa Gaddafi dibiarkan tetap tinggal di Libya dengan satu syarat yang jelas, dan saya sampaikan berulang kali bahwa Gaddafi harus mundur dari kehidupan politik Libya.”
Dari sisi politik, para anggota aliansi memiliki kepentingan dalam negeri masing-masing: Eropa memiliki kepentingan untuk penyelamatan euro. Sementara Amerika meiliki kepentingan untuk mempertahankan rating kredit AAA dengan mengurangi pengeluaran pemerintah Federal.
Jan Techau, direktur Carnegie Endowment for International Peace di Brussel mengatakan dalam sebuah wawancara telepon: “Ini menunjukkan sejumlah sikap keputusasaan, karena semua operasi militer tidak mencapai target yang diharapkan oleh Inggris, Prancis dan Amerika.” Ia menambahkan: “Anda harus realistis dan harus merubah target.” (kantor berita HT, 31/7/2011).