Angkatan udara Israel melancarkan tiga serangan di Jalur Gaza pada tengah malam, mencederai tiga orang, kata sejumlah petugas medis dan saksi Palestina, Jumat. Dua orang dewasa dan seorang anak cedera ketika sebuah kamp pelatihan Brigade Ezzedine Al-Qassam, sayap militer Hamas yang menguasai Jalur Gaza, terhantam serangan di wilayah utara, kata sumber-sumber itu.
Militer Israel mengkonfirmasi gempuran udara itu dengan mengatakan, mereka menyerang tiga terowongan dan sebuah pangkalan operasi di Jalur Gaza tengah dan sebuah sasaran keempat di wilayah selatan. “Sasaran-sasaran ini diserang sebagai pembalasan atas penembakan roket (dari Jalur Gaza) dalam beberapa hari terakhir,” kata militer dalam sebuah pernyataan.
Kamis malam, sebuah roket ditembakkan ke kota Kiryat Gat, Israel selatan, namun tidak ada korban, kata militer. Sebagai pembalasan, pesawat tempur Israel menyerang sekelompok orang yang dicurigai menembakkan roket itu, kata seorang juru bicara militer.Serangan di Kota Gaza itu dikonfirmasi oleh sejumlah saksi, yang menyatakan tidak ada korban.
Senin, seorang wanita cedera ringan akibat pecahan peluru ketika roket yang ditembakkan dari wilayah Palestina itu meledak di dekat sebuah pemakaman. Pada bulan lalu, terjadi peningkatan serangan roket dan proyektil lain ke Israel dari Jalur Gaza, mengakhiri masa tenang beberapa bulan setelah gelombang kekerasan pada April ketika sebuah rudal anti-tank menghantam bis sekolah Israel, yang menewaskan seorang remaja.
Israel membalas serangan itu dengan gempuran udara yang menewaskan sedikitnya 19 orang Palestina dalam kekerasan mematikan sejak ofensif 22 hari di Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009. Israel meluncurkan perang 22 hari itu dengan dalih untuk menghentikan serangan-serangan roket dan mortir.
Jumlah serangan dari wilayah kantung Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun 2010 hampir 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer. Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa empat tahun lalu.
Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut. Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia. Operasi “Cast Lead” Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel. Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah — Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi. Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (republika.co.id, 6/8/2011)