Surat kabar Inggris, The Observer dalam sebuah artikel oleh Terry Macalister mengungkapkan bahwa peusahaan minyak raksasa Inggris, British Petroleum (BP) mendominasi perekonomian Irak. Hal ini terjadi setelah persetujuan pemerintah Irak untuk membayar bunga ketika produksi terhenti akibat politik atau keamanan.
Surat kabar itu mengutip dari dokumen-dokumen rahasia, bahwa “Sebuah kontrak kerja ladang minyak Rumaila, yaitu ladang minyak terbesar di Irak, yang darinya saja dapat memproduksi setengah dari apa yang diproduksi oleh Inggris dari Laut Utara, telah dirumuskan sebuah kontrak kerja baru yang meberikan BP hak untuk mendapatkan kompensasi secara langsung dalam keadaan terhentinya produksi yang disebabkan keamanan atau keputusan pemerintah Irak untuk mengurangi produksi.” Ladang minyak Rumaila mewakili sekitar 40% dari produksi Total Irak bahkan sebelum dilakukan ekspansi.
Tidak mengherankan bahwa perusahaan-perusahaan Inggris memperoleh hak waralaba yang tidak biasa di ladang minyak selatan, terutama karena Ingris adalah mitra Amerika dalam pendudukan atas Irak, sementara Irak selatan adalah bagian dari kekuatan pendudukan.
Pendudukan asing terhadap negeri-negeri kita memiliki harga memalukan bahkan setelah penarikan pasukan dari wilayah kita. Dan harga yang dibayar oleh Irak besar sekali akibat dari kolusi para penguasa boneka dengan kekuatan asing penjajah. Sementara pengaruh besar yang dimiliki oleh perusahaan minyak Inggris, BP ini, sebenarnya sangat kecil jika dibandingkan dengan pengaruh perusahaan Amerika. Maka, Amerika dan perusahaan-perusahaannya tidak hanya mengendalikan perekonomian Irak, tetapi juga mengendalikan nasib Irak dan masa depannya, selama para penguasa boneka ini tetap berkuasa (kantor berita HT, 6/8/2011).
eksploitasi minyak oleh negri penjajah hanya bisa dihentikan dengan Khilafah