AS mengungkapkan kebahagiaannya yang luar biasa dengan pengunduran diri para pemimpin militer Turki dari posisinya. Menurut New York Times, AS menganggap pengunduran diri ini sebagai “saat yang luar biasa dalam sejarah negara modern itu”.
Surat kabar mengatakan bahwa “Lima puluh tahun lalu ketika kepala pemerintahan rakyat bentrok dengan tentara Turki-Adnan Menderes-yang berakhir di tiang gantungan. Militer tidak memberinya lagi kesuksesan setelah tiga kali menang dalam pemilihan. Namun kali ini, konflik sudah mencapai puncaknya dengan sebagian besar pemimpin militer Turki, sehingga memaksa mereka untuk mengundurkan diri pada saat yang bersamaan, dalam bayang-bayang keluhan pimpinan militer akibat hilangnya otoritas, dan karena tekanan buruk yang ditimpakan padanya.”
Surat kabar Amerika itu menambahkan: “Pengunduran diri ini diberikan melalui empat pemimpin senior militer di Turki sebagai cara untuk merestrukturisasi tentara di bawah kontrol sipil, menciptakan kebijakan luar negeri yang lebih agresif, dan melaksanakan amandemen konstitusi yang dapat menyebabkan transformasi politik di negara ini. ”
Pengunduran diri Kepala Staf dan para Komandan Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), pada hari Jum’at lalu untuk memprotes penangkapan puluhan jenderal yang dicurigai berusaha menggulingkan pemerintahan Erdogan, belum mendapat keberatan apapun dari AS. Namun yang terasa adanya semacam kepuasan bagi Amerika. Di mana juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Mark Toner mengatakan: “Tuntutan para pemimpin militer Turki yang menginginkan untuk pensiun merupakan masalah internal Turki.” Ia menambahkan bahwa “Washington memiliki kepercayaan penuh pada kekuatan lembaga-lembaga Turki, dan pelaksanaannya terhadap demokrasi.”
Ini adalah sikap dari AS, yaitu sikap yang mencerminkan keberpihakan AS yang begitu telanjang terhadap Erdogan dan pemerintahnya dalam melawan lembaga militer Turki. Dalam sikap AS ini terdapat indikasi yang jelas bahwa Amerika ingin menghabisi pengaruh militer dari kekuasaan sepenuhnya.
Semua tahu bahwa militer Turki telah menyerahkan dirinya sebagai pelindung sekularisme. Militer Turki adalah boneka bikinan politik kolonial Inggris sejak berdirinya Republik Turki melalui tangan najis Ataturk, penghancur Negara Khilafah Islam (kantor berita HT, 6/8/2011).