Tahun 2011 akan diingat sebagai tahun protes masyarakat, dimana jutaan orang turun ke jalan-jalan kota di seluruh Timur Tengah menyerukan dilengserkannya pemerintahan yang korup. Banyak protes telah terjadi di kota-kota di Barat karena alasan yang berbeda: mahalnya biaya kuliah mahasiswa, langkah-langkah penghematan pemerintah Yunani, dan yang terjadi pada akhir pekan protes sejak terjadinya pembunuhan terhadap Mark Duggan yang memicu serentetan kerusuhan di ibukota London.
Para pengunjuk rasa di Timur Tengah telah mendapatkan murka dari pemerintah mereka atas tindakan mereka. Ribuan nyawa telah hilang di Tunisia, Suriah, Libya, Yaman dan Mesir tetapi protes terus dengan berlangsung dengan tekad untuk menjadi rakyat yang bermartabat. Hal ini kontras dengan protes yang terjadi di dunia Barat yang akhirnya berubah menjadi hiruk-pikuk kerusuhan dengan kekerasan dan tidak berperi kemanusiaan tidak hanya pada fasilitas milik pemerintah, tetapi juga milik pribadi dan fasilitas publik.
Rangkaian kekacauan dan kehancuran karena protes biaya kuliah mahasiswa di London pada awal tahun ini telah terlampaui dengan kekerasan dan penjarahan dengan skala lebih besar yang dilakukan para pemrotes di Tottenham, London. Setelah protes atas kematian Mark Duggan dalam tahanan polisi (bukan untuk pertama kalinya seorang pria kulit hitam tewas dalam tahanan polisi), para pemuda di Tottenham memutuskan bahwa sudah waktunya bagi mereka untuk membuat kekacauan. Kerusuhan tidak hanya menjadi kasus kemarahan yang terpendam atas hilangnya nilai sosial dan munculnya perumahan miskin tapi adalah perbuatan kriminalitas yang dilakukan massa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem kapitalis telah membuat kaum minoritas gagal tidak hanya di London tapi juga di seluruh Inggris. Namun tatkala rakyat Timur Tengah bereaksi terhadap pemerintahannya yang tuli dan dengan tekad dan semangat yang tinggi, kebebasan Barat hanya berarti bahwa di London mereka bebas untuk menjarah dan membakar perusahaan-perusahaan yang tidak hubungannya sama sekali dengan protes mereka.
Pemandangan atas banyaknya bangunan terbakar di Tottenham dan kerusuhan yang menyebar ke Enfield adalah hal yang tidak mengherankan mengingat ketidakmampuan ideology kapitalis untuk menciptakan harmoni sosial dan rasa tanggung jawab individu. Bahkan jika dipakai argumen deprivasi sosial yang cacat untuk maksud menghibur, hal yang terjadi adalah tindakan membakar separuh bangunan di jalanan-jalan utma agar suara para pemrotes didenger, padahal begitu banyak kekuatan dari kotak suara demokratis.
Akibat dari besarnya kegagalan ekonomi kapitalisme mulai memukul di dalam negeri dimana moralitas sosial di Barat sendiri sudah mulai gemetar dan lunglai. Munculnya kaum konservatif di seluruh Eropa ditambah dengan kekerasan yang terjadi di Yunani dan Inggris hanyalah puncak gunung es, karena kenyataanya hidup menjadi lebih sulit kerusuhan seperti yang terjadi di Athena dan London ini akan menjadi lebih sering.
Dunia Barat yang begitu terbiasa untuk hidup mewah lewat penjajahan yang mereka lakukan, namun sekarang menderita dan mengalami masalah yang sama seperti yang dialami Afrika selama beberapa dekade. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa kapitalisme hanya baik untuk menciptakan materialisme dalam jumlah besar. Kapitalisme benar-benar gagal untuk mengajari mereka kesabaran pada saat-saat sulit. Protes terhadap bahan bakar yang terjadi beberapa tahun lalu yang menyebabkan rebutan roti di supermarket kemudian mengingatkan akan ketidakmampuan masyarakat Barat untuk mengatasi bahkan kesulitan kecil sekalipun.
Untuk melihat kutub perbedaan antara Islam dan kapitalisme, Anda hanya perlu melihat kepada penderitaan kaum Muslim Somalia, yang secara harfiah mati kelaparan. Pria dan Wanita berjalan selama berhari-hari hanya untuk menemukan makanan bagi anak-anak mereka yang sekarat, beberapa adegan itu sangat memilukan.
Meskipun mereka menderita, mereka tidak kehilangan martabat dan bersama-sama melakukan penjarahan toko-toko makanan penjarahan mereka karena mereka telah meletakkan kepercayaan mereka kepada Alllah (swt) berpegang pada martabat nilai-nilai Islam yang memberi mereka.
Seorang hanya bisa membayangkan apa yang akan dilakukan rakyat di London seandainya menghadapi situasi seperti yang terjadi di Somalia.
sumber: hizb.org.uk (9/8/2011)
pendulum sudah mulai bergerak,
the down of capitalism,
the rise of Islam!
Allahu Akbar!
wahai para pengekor sistem thaghut!!! Eropa dan Amerika sudah memasuki abad kegelapan mereka yang kedua, Khilafah Islam-pun sudah diambang pintu yang siap menggantikan ideologi kapitalisme-demokrasi, apakah anda buta sehingga anda tidak melihat??? ALLAHUAKBAR!!!
jika ada yang merasa bhw kapitalisme dan demokrasi adlh sistem hidup yanng baik itu hnya kbtln ia msh bs makan dan cukup scr pribadi. bginya kesulitan org lain bhkn ssma muslim trmsk yg ada di luar negri adlh hal yg tak berguna utk dirisaukan,yg penting aku serta anak istriku KENYANG ,t oh aku jg rajin sholat,pergi haji berkali-kali,muridku bany ak dsb. nah.. utk org spt ini ats dasar iman sy mengingatkan bhw Rosulullah saw tdk akn mengakuinya sbg UMMAT beliau. naudzu billahi mindzalik. mari bersatu tegakkan Syariat dlm Khilafah.