HTI Prees. Bulan Ramadhan adalah bulan permulaaan turunnya Al-Qur’an. Sebagai petunjuk dan penjelas bagi umat manusia, menjadi standar untuk menentukan mana perkara yang haq dan mana perkara yang bathil. Al-Qur’an di turunkan untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang.
Ketika manusia tidak lagi menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk (hudan) dan pembeda (furqan), maka yang terjadi adalah kenistaan. Sebagaimana di Indonesia, meski mayoritas penduduknya muslim, namun selama ini Al-Qur’an tidak dijadikan pedoman hidup secara keseluruhan, sehingga yang terjadi seperti sekarang ini, walaupun kemerdekaan sudah diproklamirkan sejak 66 tahun yang lalu, namun negri ini kondisinya masih terpuruk. Penjajahan secara fisik memang telah pergi, namun kini berganti dengan penjajahan secara non fisik.
Berkenaan dengan itu, dalam rangka mengambil momentum menjelang peringatan turunnya Al-Qur’an (nuzulul Qur’an) yang secara kebetulan juga menjelang peringatan hari kemerdekaan RI, Hizbut Tahrir Indonesia daerah Soloraya pada hari Ahad (14/07/11) menggelar aksi simpatik seruan Ramadhan dengan tajuk “Terapkan Hukum Qur’an dan Sunnah, untuk Kemerdekaan Hakiki”.
Aksi yang diikuti oleh sekitar 400 massa Ikhwan Akhwat ini melakukan longmarch dengan mengambil start di masjid Muslimin Sriwedari menuju bundaran Gladag Solo. Mereka mulai bergerak usai menjalankan sholat Ashar secara berjamaah. Para peserta aksi berjalan sambil mengibarkan Al-Liwa’ dan Ar-Roya, serta menenteng berbagai poster. Tak henti-hentinya mereka mengkumandangkan kalimat tauhid maupun takbir, serta menyeru pada masyarakat untuk kembali kepada Al-Qur-an dan As-Sunnah. Sementara itu dibagian belakang terpisah, tampak peserta Akhwat pun tak kalah semangatnya dengan barisan Ikhwan.
Sekitar pukul 16.30 WIB, massa sampai di bundaran Gladag. Mereka menggelar orasi dengan menggunakan mobil pick up sebagai panggung utamanya. Orasi yang pertama disampaikan oleh Ust. Rudi Ahmad, ia menyampaikan bahwa sekarang ini banyak umat Islam yang telah berkhianat terhadap Al-Qur’an dengan hanya mengambil isi kandungan Al-Qur’an yang sebagian lalu mencampakkan yang sebagian. Alhasil, Indonesia kini dilanda krisis multidimensi, baik itu di sektor politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. Selanjutnya Ust. Muhammad Sholahudin selaku orator kedua memaparkan bahwa Al-Quran bukan sekedar hanya dibaca, namun juga untuk diamalkan dalam seluruh aspek kehidupan. Al-Qur’an adalah solusi atas segala problematika yang ada, baik itu problematika pribadi, keluarga ataupun negara. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada jalan lain kecuali umat ini segera kembali kepada Al-Quran, yakni menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai negara khilafah, untuk kehidupan yang lebih baik.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan pers realease Hizbut Tahrir Indonesia seruan Ramadhan oleh Humas HTI Soloraya Ust. Sarwidi Abu Nouval, lalu disusul dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ust. Ahmad Sumadi. Akhirnya acara berakhir menjelang dikumandangkannya adzan Magrib untuk wilayah Surakarta dan sekitarnya. Massa pun membubarkan diri secara tertib, terlihat massa meninggalkan arena aksi sambil membersihkan sampah di lokasi jalannya acara tersebut. (AM/Staf Humas)
semangat… semangat… allahu akbar!!