HTI Press. Meski berlangsung dibulan Ramadhan antusiasme umat islam untuk menghadiri halqoh Islam dan Peradaban(HIP) tak menurun bahkan para peserta semakin bersemangat mengikuti agenda bulanan HTI sulsel tersebut yang kali ini mengangkat tema “MERDEKA DENGAN KHILAFAH”.
HIP edisi 25 oleh HTI Sulsel yang berlangsung pada 20 Agustus 2011 di gedung Training Centre UIN Alauddin Makassar ini menghadirkan narasumber : Drs. Ridwan Pattabone (Wartawan Senior), Hasanuddin Rasyid (Humas HTI Sulsel), Haris Abu Ulya (DPP HTI) dan dipandu oleh host : Musdalfah Ali Sulaiman S.Sos.
Di sesi awal, menjawab pertanyaan host tentang persepsi media terhadap kemerdekaan Bapak Ridwan Pattabone mengatakan bahwa media saat ini juga tidaklah merdeka karena mereka terkungkung mengikut kepada siapa yang berkuasa dan tidak bias mengungkap kebenaran secara bebas/merdeka termasuk dalam menggambarkan kondisi negeri ini apakah layak disebut telah merdeka. Sementara itu Hasanuddin Rasyid memandang bahwa Indonesia baru merdeka secara normatif tapi subtansi dan hakekatnya tidaklah merdeka justru Indonesia mengalami penjajahan gaya baru (neo imperialism) oleh Negara adidaya. Penguasaan kekayaan Indonesia oleh pihak asing di berbagai sektor menjadi bukti nyata adanya imperialisme tersebut, dan Pemimpin di negeri ini telah kehilangan jati dirinya.
Ust Haris Abu Ulya semakin memperjelas keterjajajahan Indonesia dengan mengatakan Indonesia bangkrut dalam kemerdekaannya. Beliau mengungkap fakta sekitar 50,6 % atau 1551 triliun asset perbankan nasional dikuasai asing, total kepemilikan investor asing mencapai 70%, sementara sektor migas 75 % dikuasai asing, Menurut abu ulya jika indonesia terus menerus berada pada posisi seperti ini maka umat akan mencari alternative pengganti system yang ada, disinilah kesempatan kita untuk mengenalkan konsepsi khilafah sebagai solusi permasalahan negeri.
Khilafahlah yang akan memerdekakan Indonesia dan seluruh negeri Islam dari penjajahan Negara-negara imperialis seperti amerika, inggris, dll.
Pada sesi diskusi, Bapak Dr. Sabry (PD 1 Syariah UIN) menyambut baik apa yang dilakukan oleh HTI dan beliau berharap agar ide khilafah lebih disosialisasikan lagi diranah kaum intelektual kampus, dan beliau sebagai pihak kampus terbuka dengan hal tersebut. [anf]