Sedikitnya 83 warga Guatemala diyakini tewas setelah secara sengaja disuntikkan sipilis dan gonorhea pada tahun 1940-an.
Sebuah komisi presiden di Washington menyebutkan para ilmuwan Amerika Serikat menyuntikkan infeksi itu kepada ratusan tahanan, pasian rumah sakit jiwa, dan pekerja seks untuk mengkaji dampak dari penisilin.
Tak satupun yang mendapat suntikan itu diberi tahu.
Ketua komisi, Dr Amy Gutmann, menyebut penelitian itu sebagai “keping yang memalukan dalam sejarah kesehatan.”
Komisi yang ditunjuk untuk mengkaji isu-isu Bioetik mengatakan sekitar 5.500 warga Guatemala dilibatkan dalam penelitian kesehatan yang berlangsung antara 1946 hingga 1948.
Dari jumlah itu, sebanyak 1.300 mendapat suntikan sipilis, gonorhea, dan penyakit kelamin akibat hubungan seks lainnya, chancroid. Dan hanya sekitar 700 diantaranya yang mendapat pengobatan.
Kecaman keras
Komisi tidak bisa memastikan berapa banyak sebenarnya korban yang tewas sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari suntikan infeksi yang disengaja itu.
Dan Dr Amy Gutman mengecam keras mereka yang bertanggung jawab atas riset tersebut.
“Mereka yang terlibat dari penelitian gagal memperlihatkan penghormatan yang paling minimal atas hak asasi manusia dan moralitas dalam melaksanakan sebuah penelitian,” katanya dalam pernyataan akhir komisi.
Dia menambahkan banyak dari tindakan yang ditempuh merupakan ‘kesalahan yang memilukan’ dan pihak-pihak yang berada di belakang penelitian secara moral ‘tercela dengan berbagai tingkat’.
“Peradaban dapat dinilai dengan cara memperlakukan orang yang paling lemah,” tuturnya sebelum menambahkan dengan tegas: “Kita gagal melaksanakan hal itu.”
Komisi akan mengumumkan laporan pertamanya bulan September, yang berisi tentang fakta-fakta dari penelitian.
Sementara laporan akhir -yang akan diterbitkan Desember 2011- menyinggung masalah-masalah etika dalam penelitian untuk menjamin agar tidak terulang lagi di masa depan.
Presiden Obama membentuk sebuah tim khusus ketika masalahnya muncul tahun lalu.
Dia juga sudah menyatakan permintaan maaf kepada Presiden Guatemala, Alvaro Colom, dengan mengatakan tindakan itu bertentangan dengan nilai-nilai Amerika.
Sebelumnya, masih dalam 2011, sekelompok warga Guatemala yang mendapat suntikan infeksi dan anggota keluarga dari yang terkena infeksi, mengumumkan akan menggugat pemerintah Amerika Serikat. (bbc, 30/8/2011)
Ya, sungguh kontradiktif. Negara yg katanya paling tinggi menjunjung nilai2 kemanusiaan justru memperlihatkan tingkat penghormatan paling rendah terhadap manusia. Demi penelitian sain dan istilah2 ilmiah lain, tak malu mengorbankan sesama manusia hingga korban jiwa berjatuhan. Betapa mudah & murahnya harga jiwa & itu hanya dianggap sebagai “kesalahan yang memilukan”.
Akankan kita berdiam & menunggu hal itu menimpa kita juga? Sungguh kita butuh kekuatan yang setara bahkan melebihi Amerika & para pendukungnya. Dan sungguh, hanya Khilafah saja yang bisa menghentikan kesombongan mereka. Allahu Akbar…