Negara Barat Kafir Imperialis Berlomba Menguasai Minyak Libya dan Mendorong Para Bonekanya Untuk Mendirikan Partai Kufur

Setelah rezim tiran Gaddafi jatuh dan tidak tersisa kecuali sejumlah kelompok fanatisnya, maka negara-negara imperialis mulai bersaing untuk mengeksploitasi minyak Libya. Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini di televisi pemerintah mengatakan pada 22/8/2011 bahwa perusahaan minyak Italia Eni akan memiliki peran terdepan di masa mendatang dalam negara Afrika Utara ini.

Diberitakan bahwa para teknisi milik perusahaan Eni sudah dalam perjalanan mereka ke timur Libya untuk melanjutkan produksi. Dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa seperti Eni (Italia), BP (Inggris), Total (Prancis), Repsol YPF (Spanyol) dan OMV (Austria) adalah perusahaan-perusahaan penghasil minyak sebelum pecahnya revolusi. Juga perusahaan-perusahaan Amerika seperti Hess, ConocoPhillips, dan Marathon telah mendapat restu dari Gaddafi dalam beberapa tahun terakhir untuk mengeksploitasi minyak Libya di samping perusahaan-perusahaan Eropa, setelah Amerika mengadakan kesepakatan dengan rezim tiran yang sekarat ini dalam masalah minyak dan masalah lainnya untuk menutup mata atas kezaliman rezim tiran Gaddafi. Sehingga kalau bukan karena pecahnya revolusi itu, tentu perusahaan-perusahaan Amerika telah menjadi penguasa minyak besar di Libya.

Namun, negara-negara Barat ketika melihat bahwa rakyat Libya yang muslim telah bangkit dalam menghadapi kezaliman rezim tiran, maka mereka merasa ketakutan yang luar biasa akan hilangnya kepentingan dan pengaruh mereka di Libya melalui boneka mereka Gaddafi. Sehingga mereka pun menendangnya dan beralih mendukung kekuatan revolusi rakyat untuk mencuri kesempatan dalam rangka mempertahankan pengaruhnya, tetap mengeksploitasi kekayaan negara, dan mencegah penerapan hukum Islam yang diimani oleh rakyat Libya. Untuk memastikan hal ini, maka mereka begitu serius dan sunguh-sungguh menciptakan para bonekanya yang lain, dan menempatkannya dalam posisi penting di pusat politik.

Oleh karena itu, salah satu bonekanya Abdus Salam Jalloud yang meninggalkan Tripoli beberapa hari sebelum jatuhnya ke tangan pemberontak mengumumkan bahwa ia bergabung dengan kekuatan revolusi, dan menyatakan pada tanggal 25/8/2011, sebagaimana laporan Reuters bahwa ia “Bermaksud untuk membentuk sebuah partai politik sekuler.” Ia menambahkan bahwa “Partainya akan menjadi partai nasionalis sekuler liberal. Bahkan ia akan berusaha untuk membangun masyarakat sipil yang kuat, menjamin kekebasan pers, dan peradilan yang independen yang dipimpin oleh orang-orang muda dengan usia antara 25 hingga 50 tahun.” Ia juga menambahkan bahwa “Ia akan mengambil sistem sosialis dalam hal ekonomi dan akan fokus pada pemberdayaan perempuan.” Ia mengatakan bahwa “Gaddafi adalah seorang tiran dan Firaun, serta menjalankan negara sesuka hatinya.”

Perlu diketahui bahwa Abdus Salam Jalloud adalah boneka yang dibuat oleh Inggris pada kudeta tahun 1969 yang dipimpin oleh Gaddafi. Abdus Salam Jalloud adalah salah satu pilar rezim tiran ini sampai kemarin. Bahkan ia merupakan orang kedua selama lebih dari dua puluh tahun sampai akhirnya Gaddafi memberi kepercayaan pada anak-anaknya, dan menjadikan anaknya Saiful Islam sebagai penggantinya dalam pemerintahan. Sejak itu Jalloud menghilang, namun ia tetap berada dalam lingkaran rezim tiran Firaun, di mana ia turut berpartisipasi dalam membangunnya, medukungnya dan mempertahankan kepemimpinannya.

Sekarang, ia memberitahu masyarakat untuk menutup hidupnya yang buruk sementara ia sedang berada di tepi kuburannya, sebagaimana ia mengumumkan niatnya untuk membentuk sebuah partai kufur yang asasnya sekulerisme dan liberalisme, bahkan mencampuradukannya dengan jenis pemikiran kufur yang lain, yaitu sosialisme.

Dengan demikian, ia tidak jauh dengan masa lalunya, di masa Gaddafi yang mencampuradukan pemikiran-pemikiran kufur Barat, seperti sekulerisme dan demokrasi dengan sosialisme. Sedang tujuannya sama seperti presidennya, Gaddafi yang akan fokus pada pemberdayaan perempuan, seperti yang ia katakan, yakni merusak perempuan dengan seruan membebaskan mereka.

Jalloud dan yang lainnya termasuk di antara pilar mantan rezim yang dibayar oleh para tuan mereka untuk membentuk sebuah pusat politik baru setelah revolusi. Amerika juga bersaing mendorong para bonekanya untuk membentuk partai-partai sekuler guna menguasai pusat politik dan pemerintahan.

Pada tanggal 28/7/2011, seorang insinyur petrokimia lulusan California Amerika yang bernama Ramadhan bin Amer mengumumkan berdirinya sebuah partai politik yang disebut Partai Libya Baru. Dan mengatakan bahwa partainya akan menjadi partai Islam sekuler! Bahkan ia akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk membangun sistem demokrasi federal dengan pemisahan yang jelas antara kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif sesuai model yang berlaku di Amerika.

Padahal semua tahu bahwa rakyat Libya semua beragama Islam, revolusi dilakukan di atas pundak anak-anak kaum Muslim, dan berperang dengan semangat Islam. Kemudian datang segelintir boneka yang didukung oleh tuan mereka untuk mencuri revolusi dalam rangka menghalangi berdirinya pemerintahan Islam. Sementara kekalahan mereka bukan perkara yang sulit ketika kaum Muslim telah bangkit melawan mereka, dengan gerakan-gerakan Islamnya, para ulamanya, dan kesadaran umum kaum Muslim. Di antaranya adalah Hizbut Tahrir, yang telah memberikan selamat atar kemenangan kekuatan revolusi, dan menyerukan semua rakyat Libya agar beraktivitas untuk mendirikan khalifah di sana.

Perlu diketahui bahwa Hizbut Tahrir adalah kelompok yang pertama melakukan perlawanan terhadap kezaliman Gaddafi dan rezimnya, sejak hari pertama rezim Gaddafi berkuasa, bahkan Hizbut Tahrir telah mempersembahkan sejumlah syuhada’ dalam menentang kezaliman Gaddafi dan rezimnya (kantor berita HT, 31/8/2011).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*