Wall Street bereaksi negatif terhadap laporan tenaga kerja baru dari Depnaker AS. Laporan itu menunjukkan jumlah netto pekerjaan baru pada bulan Agustus lalu sama sekali tidak bertambah. Ini kembali menjadi pertanda mengkhawatirkan bahwa Amerika berada di ambang resesi baru.
Kabar buruk dari Departemen Tenaga Kerja Amerika mendorong saham-saham di Wall Street untuk terjun bebas pada hari terakhir perdagangan pekan lalu. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS gagal menciptakan lapangan kerja baru selama bulan Agustus.
Walaupun tingkat pengangguran tidak memburuk dan tetap bertengger di tingkat 9,1 persen, ini merupakan data tenaga kerja terlemah selama setahun terakhir. Dan, untuk pertama kalinya sejak 1945, jumlah netto pekerjaan baru berada di angka nol.
Kekhawatiran akan resesi baru pun kini semakin terasa. “Kita beresiko jatuh pada titik di mana konsumen khawatir kehilangan pekerjaan mereka dan berhenti berbelanja, sehingga bisnis harus memangkas lebih banyak lapangan kerja,” ujar Julia Coronado, analis dari BNP Paribas.
Kamis pekan ini, Presiden Obama berencana memaparkan di depan Kongres, langkah-langkah baru untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan pekerjaan. Langkah-langkah tersebut antara lain berupa pemotongan pajak, investasi di bidang infrastruktur dan bantuan khusus bagi mereka yang sudah lama menganggur. Tapi, kubu oposisi sudah terlanjur skeptis akan efektivitas langkah-langkah tersebut.
“Lebih banyak pengeluaran stimulus, langkah-langkah jangka pendek, pajak lebih tinggi, peraturan lebih banyak. Kita sudah pernah lihat ini, dan semua itu gagal,” ujar John Boehner, Ketua DPR AS dari Partai Republik.
Walaupun begitu, para penasehat Obama yakin rencana baru Obama nanti patut mendapat dukungan lintaspartai. “Mereka akan melihat area yang dibahas, soal pemotongan pajak bagi pekerja dan bisnis kecil, strategi bagi penganggur, pekerjaan untuk membangun Amerika, ini hal-hal yang secara historis patut dapat dukungan bipartisan. Obama juga akan mendorong Kongres untuk mengesampingkan politik,” ujar Gene Sperling dari Dewan Ekonomi Nasional.
Tak pelak lagi, harapan agar Washington menepiskan politik dan mengedepankan ekonomi inilah yang berada di benak 14 juta pekerja Amerika yang kini masih menganggur. (voanews.com, 5/9/2011)