Penyelidikan independen menyimpulkan bahwa tentara Inggris yang bertugas di Irak memukul mati seorang warga sipil dalam aksi yang disebut tidak pada tempatnya dan merupakan aksi kekerasan.
Ketua tim penyelidik Sir William Gage mengatakan serangan terus menerus terhadap seorang karyawan hotel Irak, Baha Mousa dan sembilan tahanan lainnya meninggalkan noda besar di angkatan bersenjata Inggris.
“Insiden seperti itu seharusnya tidak terjadi dan tidak pernah terjadi lagi,” kata Sir William ketika menerbitkan laporan akhir setebal 1.366 halaman, Kamis (8/9).
Baha Mousa dan sembilan orang lainnya ditangkap di Basra, Irak pada 2003 dengan tuduhan terlibat dalam pembunuhan tiga tentara Inggris meski kemudian tuduhan tersebut terbukti tidak benar.
Baha Mousa, ayah dari dua orang anak, meninggal dunia dua hari setelah ditangkap oleh tentara Inggris dari batalion pertama The Queens Lancashire Regiment (1QLR).
Laporan penyelidikan menyebutkan kematian Mousa disebabkan kombinasi antara lemahnya kondisi fisik dan penderitaan akibat penyiksaan pada saat-saat terakhir.
Laporan ini mengatakan seorang tentara Inggris, Donald Payne melancarkan serangan kejam terhadap Mousa pada menit-menit terakhir sebelum meninggal, dengan cara menghantam dan mungkin menendangnya, dan menggunakan metode pengekangan yang berbahaya.
Mengerikan
Sir William menambahkan “sejumlah tentara menyerang Mousa dan tahanan-tahanan lain dan banyak tentara termasuk perwira tinggi pasti mengetahui kejadian itu.
Dia mengecam anggota batalion karena “kurang mempunyai keberanian moral untuk melaporkan penyiksaan”. Laporan mengecam keras tentara dan jalur komando yang terlibat dalam kasus ini.
Pengacara keluarga korban, Phil Shiner menyerukan agar tentara yang terlibat diadili
Menteri Pertahanan Inggris mengatakan kasus ini sangat memalukan. Adapun Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan kematian Baha Mousa merupakan kejadian yang benar-benar mengejutkan dan mengerikan.
Perdana menteri mengatakan angkatan darat Inggris harus memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Angkatan darat Inggris harus menjunjung standar tinggi,” kata Cameron.
“Bila ada ada bukti lebih lanjut dari penyelidikan ini yang memerlukan tindakan, maka harus diambil langkah yang diperlukan,” tambahnya.
Salah seorang pengacara keluarga korban dalam penyelidikan di Inggris, Phil Shiner, mengatakan kepada BBC bahwa sejumlah tentara yang disebutkan dalam laporan akhir ini harus diadili dalam kasus kejahatan perang dan perlakukan tidak manusiawi.
Dia mengatakan terdapat ratusan kasus lain atau kasus serupa yang melibatkan satuan berbeda-beda dan yang perlu ditangani melalui penyelidikan independen.
Baha Mousa meninggalkan dua putera yang masih kecil, sedangkan isterinya meninggal dunia sebelum penangkapan Mousa. (bbc, 9/9/2011)