Gresik, HTI Press. Agenda terorisme, deradikalisasi Islam dan RUU Kamnas adalah satu paket upaya untuk memberangus gerakan Islam. Demikian ungkap Abu Ulya dalam acara Halqah Islam dan Perdaban ke 11 di Aula Diknas Kab. Gresik hari Ahad (11/9) lalu.
Tepat pada pagi hari jam 08.00 WIB berlangsung acara Halqoh Islam dan Peradaban edisi ke – 11. Acara kali ini digabung dengan Halal bi halal pengurus dan anggota DPD 2 HTI Gresik. Acara kali ini memang spesial karena tema yang diangkat pun cukup panas yaitu Deradikalisasi Islam, terorisme dan RUU Keamanan Nasional”. Selain itu juga pembicara kali dari Ketua MUI Gresik, Komandan Kodi m 0817 Gresik, Ust. Harits Abu Ulya (DPP HTI), serta Ust. Iffin Masrukan, S.Pd (ketua DPD 2 HTI Gresik) dan Ust. M. Syariful Alam (tokoh Muhammadiyah Driyorejo). Namun pada saat acara berlangsung Dandim 0817 Gresik memberitahu kalau tidak bisa hadir, sedangkan Ketua MUI diwakili oleh Dr. Abu Azam Al Hadi, M.Ag (komisi fatwa MUI Gresik). Yang hadir di acara ini cukup banyak sekitar 500 orang undangan.
Dr. Abu Azam Al Hadi, M.Ag mengatakan bahwa Islam tidak identik dengan terorisme, dan terorisme itu berasal dari kosa kata asing (barat) makanya umat Islam diminta tidak terpengaruh oleh opini terorisme tersebut. Sedangkan Ust. M Syariful Alam berpendapat bahwa Umat Islam sekarang diserang oleh berbagai opini negatif yang itu cukup merugikan. Oleh Ust. Iffin dikatakan bahwa memang isu terorisme itu bagian dari war on terorisme yang dicanangkan oleh Amerika Serikat untuk menyerang umat Islam di seluruh dunia baik secara fisik seperti di Afganistan dan Irak, atau secara pemikiran dengan munculnya gerakan deradikalisasi Islam yang dilakukan oleh BNPT. Pendapat yang menarik adalah apa yang disampaikan oleh Ust. Harits Abu Ulya bahwa agenda terorisme, deradikalisasi Islam dan RUU Kamnas itu saling terkait atau satu paket upaya untuk memberangus gerakan Islam, yang hari ini semakin mendapat tempat di hati masyarakat dan para tokohnya. Makanya HTI perlu mengingatkan umat Islam agar para tokoh masyarakat, militer dan pejabat hendaknya melihat bahwa musuh bersama itu adalah asing yang menjajah negeri-negeri Islam. Baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu beliau menyarankan agar tokoh masyarakat, ulama, militer dan para birokrat harusnya bahu membahu untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia khususnya dan negeri-negeri Islam pada umumnya. Hanya dengan syariat dan Khilafah Islam sajalah umat akan hidup sejahtera dalam kehidupannya. Tidak seperti yang kita lihat sekarang. (Lajnah I’lamiyah Gresik)