Syaikh Al-Azhar, Dr Ahmad Tayyib menegaskan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah sebuah tragedi kemanusiaan, yang secara hukum Islam tidak boleh didiamkan.
Tayyib mengatakan pada rezim Bashar Assad di Suriah: “Ingat, bahwa ketidakadilan ini tidak akan pernah punya kekuatan yang menopang dan mengarahkan, dan ia pasti binasa. Sebab ini merupakan sunnatullah (ketentuan Allah yang pasti terjadi).” Allah SWT berfirman: “Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata terbelalak.” (TQS. Ibrahim [14] : 42).
Syaikh Al-Azhar menuntut rezim Suriah untuk menghentikan aksi pembantaian dan penumpahan darah. Ia meminta semua negara Arab dan masyarakat internasional untuk memboikot secara diplomatis rezim Assad yang terus menggunakan kekerasan dalam menghadapi aksi rakyatnya. Tayyib juga mengecam Barat yang membisu terhadap aksti pembantaian oleh rezin Assad atas rakyat Suriah yang tidak kurang dari kehormatan darah warga Libya.
Tayyib menekankan bahwa Al-Azhar mewakili hati nurani dunia. Sehingga tidak bisa diam terhadap apa yang terjadi di Suriah sejak awal revolusi yang dihembuskan rakyat Suriah. Dalam hal ini, sikap Al-Azhar jelas, yaitu mengutuk penggunaan mesin pembunuh oleh tentara Suriah.
Ia mengatakan bahwa Al-Azhar telah mengeluarkan lebih dari satu pernyataan yang mengecam setiap kejahatan yang dilakukan oleh milisi Assad. Namun lembaga keagamaan yang mendukung rezim di Suriah tidak tertarik dengan semua itu. Bahkan sebaliknya mengecam dan mencela Al-Azhar (islamtoday.net, 22/9/2011).