HTI Press. Liqo Ulama, Asatidz dan Mubalighoh yang dihadiri kurang lebih 1000 peserta Ulama, Asatidz dan Mubaligoh yang diselenggarakan DPD I HTI Lampung pada Ahad, 25 September 2011 Graha Gading Karang, membuat para Ulama, Asatidz dan Miubalighoh yang hadir sangat antusias mengikuti acara demi acara karena tema dan setting acara multimedia yang diambil cukup menarik yakni ajakan untuk raih kesejahteraan dengan syariah dan khilafah. Bersama ulama dan Mubalighoh tegakkan khilafah.
Para peserta pun mulai memasuki ruangan graha gading karang, Bandar Lampung. Tampak panitia sedang sibuk menerima tamu dan mengarahkan untuk menempati kursi kosong yang telah disediakan panitia. Team IT memutar film perjuangan hizbut tahrir di seluruh dunia. Mayoritas hadirin yang hadir adalah para alim ulama, asatidz, kyai, muballigh dan muballighah, intelektual. Ada. Jam dinding menunjukkan pukul 08.30, MC Darmawan mengucapkan salam dan kalimat pembuka.
Ust Syamsuri lalu membacakan tilawah al-Qur’an. QS Ali Imran : 102 – 104. Dua layar besar dan dinding di atas baner yang disorot tiga buah LCD menampilkan teks ayat dan terjemahnya. Setelah ayat suci al-Qur’an dibacakan, panitia memutar shalawat yang berisi ajakan untuk memperjuangkan khilafah.
Kemudian penyampaian kalimatut taqdim oleh Ketua DPD I HTI Lampung Ust. Abu Muhammad. Beliau mengatakan dalam kalimatut taqdim Ahlan wa sahlan, taqabalallahu minna wa minkum, minal aidin walfaidzin. Dan bahwasanya Ulama adalah sebagai warasatul anbiya harus melangkah di jalan yang sama merintis perjuangan menuju daulah khilafah ala minhajin nubuwah. Khilafah adalah mahkota dari berbagai fardhu yang harus diperjuangkan bersama hizb. Kemenangan yang akan Allah berikan hanya padamereka yang beriman dan beramal shaleh. Dimenangkan oleh Allah. Karena kita adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Peran aktif ulama menjadi hal yang paling penting. Perjuangan ini adalah perjuangan yang hak. Ujar ust Abu Muhammad. Yang kemudian diselingi dengan Qasidah Burdah yang berisikan lantunan-lantunan ajakan untuk menegakkan Khilafah.
Kemudian Kalimatul hikmah dari Dewan Pimpinan Pusat HTI yakni Ustadz Ir. Anwar Iman. Ustad Anwar Iman mengatakan berbahagia sekali saya dapat bersama ulama, manusia pilihan Allah swt. Berada di depan orang-orang yang diberikan kedudukan tinggi di antara manusia. Adalah nikmat tersendiri bagi manusia di muka bumi ini. Posisi dan kedudukan ulama di tengah-tengah manusia ibarat bintang di langit yang menunjukkan arah. Rasul saw dalam hadisnya; perumpamaan para ulama di muka bumi ini laksana bintang-bintang di langit. Dimana bintang-bintang itu cahayanya memberikan petunjuk di darat dan di laut. Nelayan yang ada di laut tak akan mengetahui tujuan tanpa melihat bintangbintang tersebut. Ulama adalah acuan arah mana yang seharusnya dituju. Itu maksud sabda Rasul saw tsb. Dan apabila bintang-bintaang tersebut hilang, akan timbul keraguan. Tanpa ulama, umat akan tersesat, sama seperti pelaut yang tak dapat melihat bintang karena tertutup awan.
Sebab itu, sambung ust Anwar Iman Bahwasanya keutamaan al alim atau ulama lebih tinggi dibandingkan ahli ibadah semata, seperti Rasul dengan orang-orang dibawah sahabat. Sehingga dengan tingginya kedudukan dan derajat ulama tsb, penduduk bumi dan penduduk langit, semut dan semuanya mendoakan kebaikan. Begitulah kemuliaan ulama di mata Allah dan RasulNya. Tentunya kemuliaan dan keutamaan ini tidak diberikan pada semua orang, hanya ulama yang memperjuangkan khilafah, yang tidak menyembunyikan apa saja yang ada di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, apakah itu dibenci atau disenangi penguasa. Ulama yang senantiasa memperhatikan urusan umat dan menanggung pengorbanan. Itulah ulama yang mendapat kemuliaan dari Allah swt dan Rasulnya.
Lalu ditampilkan kembali untuk menguatkan keyakinan Ulama bahwasanya Ulama yang mendukung tegakknya Khilafah sudah sedimikian banyak dengan menampilkan video kalimatul minal Ulama dari Dalam dan Luar Negeri
Lalu setelah itu Testimoni kalimatul minal Ulama Lampung oleh Al-mukarom Ustadz Muhammad Sa’ari (Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda Bandar Lampung) Dalam kalimatul minal ulama ini ustadz Muhammad Sa’ari Mengingatkan kembali alim ulama generasi salaf dan khalaf juga turut memperjuangkan khilafah adalah kewajiban. Karena dalam kitab-kitab pesantren fiqh tentang Khilafah ini sudah di pelajari, Dan seluruh Sahabat Rasul juga sepakat wajibnya mendirikan khilafah, bahkan hal itu adalah kewajiban yang paling penting. Bahkan An-Nasafi mengatakan di kutip oleh Ustadz Muhammad Sa’ari kaum muslim memiliki kewajiban menegakkan hukum Islam. Kita sadar dan paham bahwa ketiadaan khalifah menyebabkan ketiadaan hukum Islam dan kaum muslim menderita di bawah hukum-hukumkufur. Ulama wajib memfokuskan dirinya dalam perjuangan mengembalikan khilafah ini, menjadi perjuangan hidup dan mati. Mari kita bersama-sama membantu hizbut Tahrir dalam berjuang menegakkan khilafah, tak hanya dengan lisan, tapi seluruh tubuh. Ulama pun harus bersatu menyongsong khilafah karena peran riil ulama akan makin mendekatkan tegaknya khilafah Islamiyah, Ujar Al-mukarom dengan di iringi pekikan takbir
Qasidah yaumun nashr yang dikarang oleh Ulama Hizbut Tahrir pada th 70 an pun juga turut ditampilkan setelah itu untuk menyemangati peserta. Dimana Qasidah ini berisi syair-syair yang akan dilantunkan kaum muslim ketika khilafah nanti berdiri, yang insyaallah tidak akan lama lagi. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian kalimah seruan Hizbut Tahrir pasca Ramadan oleh Al-mukarom Ustad M. Warji S.TP, M.Si. dimana seruannya berisi bahwa sesungguhnya perkara penting menyangkut hidup mati kaum muslim adalah menegakkan khilafah, membaiat khalifah. Yang akan memimpin menggantikan perundangan kufur menjadi hukum Islam, mengubah darul kufur menjadi darul Islam. Menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. Karena itu, mereka yang sadar akan berjuang menegakkan khilafah, dan ulama bukan pewaris filsuf yunani yang menyerukan demokrasi. Ulama adalah yang memiliki ilmu dan mendapat kepercayaan umat harus menjadi garda terdepan untuk berjuang menegakkan khilafah.
Lalu kemudian setelah penyampaian kalimah seruan hizbut Tahrir di akhiri dengan istighosah dan pembacaan doa oleh ustad Bustomi Al-jawi, lalu setelah ramah tamah dan makan siang bersama dengan para Ulama dan Mubalighoh. semoga bisyarah Rasul dengan tegaknya khilafah ini bisa segera terwujud (Lajnah I’lamiyah dan Infokom HTI Lampung)
Subhanallah, Allahu Akbar, Semoga Nasrullah segera diberikan kepada kita. Saya merasa sangat merugi tidak bisa hadir dalam acara tersebut. Kami dari Lampung Barat telah berencana untuk mengikuti Liqo’ syawal. Namun kami terkendala dengan transportasi. Sampai malam kendaraan umum menuju bandar lampung telah penuh.
Semoga Allah melimpahkan rahmad kepda kita semua,
selamat atas suksesnya liqo syawal 1432 H