HTI Press. Ahad, 25 September 2011 Liqo’ Syawal Ulama digelar oleh HTI Kalimantan Selatan di Tanjung Kabupaten Tabalong sebagai rangkaian agenda di beberapa kota di Indonesia. Para ulama, asatidz-asatidzah, muballigh-muballighoh, guru-guru agama dari daerah Banua Enam (meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong) ditambah dengan kabupaten Barito Timur dan Barito Selatan dari Kalimantan Tengah berbondong-bondong hadir di Gedung Djoeang Tabalong yang menjadi tempat acara. Gedung yang berkapasitas 500 orang ini tak mampu untuk menampung antusiasme para ulama, dimana yang hadir kurang lebih 700 orang. Terpaksa panitia menggunakan ruang luar dan samping gedung, itupun masih ditambah dengan memasang tenda di halaman gedung.
Para ulama yang sudah mulai berdatangan sejak pukul 08.00 WITE nampak antusiasme menyaksikan tayangan-tayangan multimedia yang ditampilkan pada 4 buah layar lebar. Tepat pukul 09.00 WITE acara dimulai dengan Tilawah Al Qur’an oleh Ust Hamdani, S.HI dilanjutkan dengan pembacaan sya’ir Burdah oleh Ust Abu ‘Uwias al Qarni. Dilanjutkan oleh Ust Muhammad Soleh Abdullah yang menyampaikan Kalimatut Taqdim. Ust Hisyam Hidayat (DPP HTI) meneruskan rangkaian acara dalam Kalimatul Hikmah Liqo’ Syawal. Beliau menyampaikan bahwa umat wajib punya pemimpin yang menegakkan syari’ah bukan menegakkan sekulerisme. Karena hanya dengan syari’ah kesejahteraan dan rahmat akan terwujud. “Dan itu telah pernah terwujud secara empiris. Yang memimpin umat dulu adalah para Nabi, maka sekarang seharusnya dipimpin oleh pewaris para Nabi, yaitu ulama. Para ulama tidak boleh sungkan-sungkan untuk mengoreksi pemimpin yang salah karena ini adalah seutama-utamanya jihad”, tegas beliau. Beliau juga menyampaikan, “Janganlah ulama terjebak dalam sistem sekuler sehingga tidak berani mengoreksi pemimpin zholim”.
Sebelumnya disampaikan oleh MC sebuah pesan dari Guru Ahmad yang berusia 100 tahun seorang tokoh Masyumi, Pimpinan Ponpes dan Majlis Ta’lim Al Hikmah Tabudarat Pantai Hambawang Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang berhalangan hadir karena kondisi fisik. Kata beliau, “Aku Berada Dalam Langkah Ulama Bersatu Tegakkan Khilafah”….
KH. Abdul Hasan (Pengasuh PP Al Irsyad & Dewan Penasehat MUI Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan) menyampaikan Kallimah minal Ulama pada sesi 1. Dengan tegas beliau memaparkan bahwa mendirikan Khilafah aadalah kewajiban yang utama, tapi tidak banyak yang menyuarakannya. Padahal dengan sebab berdirinya Khilafah segala kemungkaran dapat teratasi. Beliau juga mengingatkan bahwa ulama adalah pewaris Nabi sehingga berkewajiban membina agar umat bisa berjalan di atas jalan Allah SWT. “Marilah kita berjuang bersama! Apakah para alim ulama bersedia?” tanya beliau. Disambut dengan seruan nyaring oleh para ulama : “Bersedia!”
Ustadz Agus Yuwono (Pengasuh Majelis Ta’lim dan perwakilan ulama dari Tapin) pada Kalimah minal Ulama sesi 2 semakin menghangatkan suasana Liqo’ Syawal Ulama ini. Beliau dengan tegas berorasi, “Pada saat Khilafah berdiri tegak maka kita mulia, dan kini pada saat tidak ada Khilafah kita digilas-gilas oleh orang kafir. Sudah 87 tahun kita tidak memiliki Khilafah. Maka jika kita ingin kembali kepada kejayaan Islam tidak ada kata lain kecuali dengan Khilafah”. Beliau pun mengutip ucapan seorang ulama : “saat ini banyak ulama su’ yaitu ulama yg dibesarkan oleh penguasa zalim utk menghancurkan ulama lainnya. Kerusakan rakyat disebabkan pemimpinnya, kerusakan pemimpin disebabkan kerusakan ulamanya”.
Pada sesi 3 Kalimah minal Ulama, Ustadz H. Nuril Anwar (Ulama dari Barito Selatan) mengupas dengan lugas seputar problematika umat untuk menghantarkan pada kesimpulan bahwa hukum buatan manusia sudah tidak layak. “Semua menjadi hancur karena sistem. Dan satu-satunya solusi adalah dengan terbentuknya khilafah. Hanya saja, penegakan Khilafah tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri, tapi wajib secara berjama’ah dengan melibatkan seluruh komponen umat Islam terutama ulama”. Beliau menambahkan, “Sebuah kegembiraan karena sekarang kita sudah menyaksikan kebangkitan di seluruh dunia dengan mencoba bersama-sama mendirikan Khilafah yang dimotori oleh Hizbut Tahrir. Justru saya yang terlambat bergabung dengan Hizbut Tahrir yang merupakan partai politik Islam dunia yang secara konsisten menyuarakan Syari’ah dan Khilafah di tengah banyaknya organisasi Islam yang masih enggan berbicara tentang Khilafah bahkan banyak yang takut tapi hal ini tidak terjadi di Hizbut Tahrir”. Tanpa ragu-ragu beliau mengajak para ulama untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir. “Sudah seharusnya para ulama turut berjuang bersama Hizbut Tahrir semata-mata karena Allah SWT. Hal ini karena Hizbut Tahrir sudah menyiapkan konsep-konsep dan SDMnya dengan baik. Bahkan jika kita mengkaji fikrohnya, maka nampak jelas fikroh Hizbut Tahrir merujuk pada Al Qur’an, As Sunnah, Ijma sahabat, qiyas & pendapat-pendapat ulama ahlusunnah. Jika ada yg miring, maka mereka hanya belum faham saja. Jika ulama bersatu-padu maka tegaknya Khilafah tidak akan lama lagi. Semoga kita dapat menyaksikan tegaknya Khilafah”, pungkas beliau
Setelah Seruan Syawal HTI yang dibacakan oleh KH Abdul Wahab Syahrani (Syabab HT yang sehari-hari adalah Pengasuh PP Ibnu Mas’ud Putra – Kandangan) acara pun ditutup dengan do’a oleh KH Madian (Pimpinan PP Ad Darul Parida Tabalong) dilanjutkan dengan ramah-tamah.[]
alhamdulillah liqa syawal ulama se banua enam sukses dengan membludaknya peserta yang datang dari berbagai penjuru sampai jiran barito selatan dan barito timur