Sekelompok orang menyerbu kampus Fakultas Adab dan Humaniora, di kota Sousse Tunisia. Penyerbuan itu dilatarbelakangi oleh pelarangan terhadap salah satu mahasiswi bercadar untuk mendaftar, dengan alasan, ia menolak untuk membuka cadarnya.
Menurut kantor berita resmi Tunisia, bahwa pada hari Kamis sore, sekelompok orang mendatangi kota Sousse, yang terletak 150 km sebelah timur Tunis, ibukota Tunisia, “sehingga membuat takut para staf perguruan tinggi dan mahasiswa.”
Dekan Fakultas Munshif Abdul Jalil menjelaskan bahwa mahasiswi tersebut datang didampingi oleh dua orang dari Komite Pembelaan terhadap wanita berhijab di Sousse dalam rangka menuntut hak untuk mendaftarkan diri sebagai mahasiswi tahun ajaran ini. Namun mereka berpegang teguh untuk menolak pendaftaran calon mahasiswi itu dengan dalih keputusan Dewan Tinggi yang melarang mahasiswi bercadar mengikuti perkuliahan karena alasan pendidikan.
Dekan menambahkan, kemudian mahasiswi itu kembali dengan sekelompok orang dari luar kampus. Mereka bersikeras menuntut hak para mahasiswi bercadar untuk mendaftar. Ia menyatakan bahwa insiden ini merupakan hal baru sehingga membuat takut para mahasiswa dan para dosen. Sedang, mereka telah menandatangani petisi yang mengecam serangan dan gangguan terhadap proses perkuliahan yang ditimbulkannya. Dam mereka tetap menolak cadar di dalam kampus, dan menolak segala bentuk yang mereka namakan “ekstremisme agama”.
Perlu diketahui bahwa Tunisia adalah negara yang sedang mengalami kebangkitan Islam setelah jatuhnya Ben Ali. Sementara para wanita yang memakai hijab dan cadar terus meningkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini terjadi, setelah sebelumnya kaum mengalami penderitaan menyakitkan akibat aturan rezim Ben Ali yang memerangi semua pelaksanaan simbol keagamaan di jalanan Tunisia (islammemo.cc, 7/10/2011).
dengan syariah dan khilafah
kesejahteraan muslimah pasti terjamin, karena hijab bagi muslimah wajib dikenakan karena itu adalah perintah illahi, allahuakbar !!!!