بسم الله الرحمن الرحيم
Berbagai media massa memuat berita kunjungan kepala pemerintahan Kuwait ke Amerika Serikat, kunjungannya ke pangkalan militer Andrews dan pertemuannya dengan wakil presiden Amerika, menteri luar negeri AS dan Kepala Staf Gabungan militer AS. Media massa menyebutkan bahwa pembicaraan yang berlangsung meliputi kondisi masa depan bagi militer Amerika di Kuwait pasca penarikan militer AS dari Irak yang sudah diumumkan sebelumnya. Dalam pembicaraan itu Kepala Staf Gabungan militer AS, laksamana Mike Mullen, menyampaikan terima kasih kepada Kuwait atas berbagai fasilitas dan dukungan yang diberikan kepada militer AS di kawasan. Surat kabar al-Qubs pada 30 September 2011 di bawah judul “Informasi tentang permintaan Amerika untuk mendirikan pangkalan militer bagi militer cadangan” menyebutkan: “Amerika Serikat menawarkan untuk menggunakan Kuwait sebagai pangkalan bagi militer cadangan dan pelatihan periodik yang bisa disebarkan ke Irak jika kejadian di sana menuntut penambahan eksistensi militer darat Amerika di kawasan pasca penarikan sebagian besar militer Amerika pada akhir tahun ini”.
Dari sini bisa dipahami bahwa Amerika berencana mengeluarkan sebagian besar militernya dari kubangan lumpur Irak dan tetap berada dekat Irak (di Kuwait) agar militer itu dekat dari Irak dan dekat dari armada laut AS di Bahrain dan dari komando militer AS di pangkalan Sailiya di Qatar. Tentu saja, penggunaan Kuwait sebagai pangkalan bagi militer AS ini akan diikuti dengan pemberian dukungan logistik dan keamanan untuk mempermudah operasi militer tersebut, di mana dalam hal ini Amerika telah beterima kasih kepada Kuwait atas pemberian semua dukungan itu dan kerjasama yang baik dalam kontek tersebut.
Pada waktu di mana Amerika melakukan berbagai manuver untuk berusaha menutupi eksistensinya di Irak, kadang dengan dalih pemerintah Irak meminta perpanjangan eksistensi militer AS, dan kadang dengan dalih dukungan dan pelatihan, maka Amerika tidak menemukan adanya keberatan atau halangan dalam menggelar kembali militernya ke Kuwait. Seolah-olah Kuwait telah menjadi halaman belakang atau padang luas yang layak untuk menerima dan menjadi tempat tinggal militer Amerika dengan penuh keamanan dan keselamatan! Seolah-olah negeri ini (Kuwait) belum merasa puas dengan pemusatan Amerika sejak awal dekade 90-an abad lalu dan dampaknya, berupa bencana yang menimpa kawasan dan negeri-negeri kaum Muslim dan darah mereka. Seolah Kuwait belum puas dengan semua itu sehingga menambahnya dengan mengeksploitasi negeri untuk membantu Amerika guna menancapkan pendudukan dan pengaruhnya di Irak!
Wahai Kaum Muslim!
Sungguh hati kita merasa hancur sementara kita melihat kondisi yang terjadi di negeri kita ini dalam hubungannya dengan Amerika, pangkalan-pangkalan militer Amerika, berbagai perjanjian keamanan jangka panjang yang berkali-kali diperbarui, titik transit utama, fasilitas invasi Irak dan dukungan pendudukan Irak… Yang makin membuat kita merasa sedih dan heran adalah bahwa semua musibah itu berlangsung dengan mulus, tanpa ada diskusi, koreksi ataupun pengingkaran! Jika perkara Amerika dan permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslim itu tersembunyi tidak tampak jelas bagi kita, maka itu adalah musibah. Dan jika perkara Amerika itu sudah diketahui maka demi Allah itu merupakan kebinasaan!
Wahai Kaum Muslim!
Hegemoni Amerika dan negara-negara kafir lainnya terhadap negeri kita sungguh merupakan kemungkaran yang besar. Allah SWT berfirman:
وَلَن يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS an-Nisa’ [4]: 141)
Penggunaan negeri ini (Kuwait) sebagai pangkalan militer yang menjadi titik tolak untuk menduduki negeri kaum Muslim merupakan kemungkaran yang besar. Allah SWT berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS al-Maidah [5]: 2)
Pemberian sandaran kepada militer Amerika juga merupakan kemungkaran yang besar. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia (QS al-Mumtahanah [60]: 1)
Bekerjasama dengan kafir dalam memerangi kaum Muslim, mengusir dan menteror mereka juga merupakan kemungkaran yang besar. Allah SWT berfirman:
وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS an-Nisa’ [4]:93)
Lalu apakah kita sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan Zat yang Maha Kuasa Maha Besar dan Maha Tinggi atas kemungkaran-kemungkaran itu, apa yang yang telah kita lakukan terhadapnya? Allah SWT telah mewajibkan kepada kaum muslim untuk melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Rasulullah saw bersabda:
«لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَعُمَّكُمْ بِعِقَابٍ مِنْ عِنْدِهِ، فَتَدْعُوْنَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ»
Sungguh kalian memerintahkan yang makruf dan sungguh kalian mencegah yang mungkar, atau hampir-hampir Allah akan menimpakan secara merata azab dari sisinya terhadap kalian, lalu kalian menyeru memohon kepadanya dan doa kalian tidak dikabulkan (HR at-Tirmidzi)
Yang wajib bagi kaum Muslim adalah menolak dan mengingkari hegemoni Amerika, menolak dan mengingkari berbagai perjanjian keamanan, menolak dan mengingkari kerjasama militer dengan Amerika, serta menolak dan mengingkari pemberian fasilitas kepada militer Amerika. Masing-masing wajib melakukannya sesuai dengan kemampuan dan posisinya, baik sebagai penulis, wakil rakyat, khatib …
Wahai Kaum Muslim!
Pembebasan diri dari hegemoni dan pengaruh Amerika terjadi dengan mengakhiri berbagai perjanjian militer dan perjanjian lainnya dengan Amerika, dan memutus hubungan politik dengannya. Dan itulah yang wajib bagi penguasa … Adapun jika penguasa menghendaki dan melakukan yang sebaliknya, maka tidak ada jalan keluar kecuali dengan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-Nubuwwah yang melakukan apa yang dikatakan dan melakukan apa yang dikehendakinya, mencari keridhaan Rabb semesta alam dan memelihara berbagai kemaslahatan kaum Muslim -bukan kemaslahatan Amerika!-. Rasulullah saw bersabda:
«إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ، يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ»
Sesungguhnya seorang imam itu tidak lain laksana benteng, dimana orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung (HR Muslim)
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “kami mendengar, dan kami patuh”. dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS an-Nur [24]: 51)
10 Dzulqa’dah 1432 H/08 Oktober 2011 M
Hizbut Tahrir
Wilayah Kuwait