Setelah Tiga Bulan Penyiksaan Selama Penculikan, Agen Intelejen Membebaskan Imran Yusufzai dan Ousama Haneef, sementara itu Asisten pengacara Hizbut Tahrir diculik sebagai reaksi atas rekaman kesaksian mengenai para agen intelejen pemerintah
Setelah tiga bulan penculikan dan penyiksaan yang kejam, ISI dan Intelijen Militer melepaskan Imran Yusufzai dan Ousama Haneef pada tengah malam, meskipun Dr. Abdul Qayyum masih dalam sel tahanan. Kedua orang ini, yang merupakan akademisi yang brilian, anggota Hizbut Tahrir, menderita penyiksaan tingkat lima. Mereka dipukuli dengan tongkat dan dicambuk dengan kabel logam tipis hingga darah mengalir keluar dari tubuh mereka. Para penyiksanya merobek kulit kepala Imran Yusufzai. Tangan mereka diikat ke belakang punggung mereka dan mereka digantung dari langit-langit, hingga bahu mereka terkilir, dan hingga tangan mereka keluar dari persendiannya!
Permusuhan yang sengit dari agen intelejen itu tidak diarahkan kepada Blackwater atau CIA tetapi kepada umat Islam yang ‘kejahatannya’’ hanyalah menyeru untuk mendirikan Khilafah, untuk menerapkan Islam sebagai hukum, menyatukan seluruh umat dalam sebuah negara dan menghapus dominasi kolonialis Amerika dan Inggris di negeri-negeri Muslim. Pembebasan mereka setelah ditahan selama tiga bulan penyelidikan merupakan bukti bahwa mereka melakukan kejahatan. Kemarin, tanggal 27 Oktober, meskipun terdapat banyak ancaman dari agen intelejen anggota Hizbut Tahrir yang berani, Ousama Haneef, memberikan kesaksian atas para agen intelejen itu dengan Pengacara Umar Hayat Sindhu yang berdiri di depan hakim, yang menyebutkan nama-nama pejabat militer yang terlibat dalam penculikan dan penyiksaan. Kemudian, pada larut malam, para agen itu yang bertindak seperti preman dan pencuri barang murahan, menculik asisten pengacara, Falak Shehr, dari luar kantornya, dan keberadaannya hingga saat ini tidak diketahui. Dan ini adalah realitas penegakan hukum dan keadilan di bawah penguasa pengkhianat!
Kami memastikan kepada para penguasa pengkhianat bahwa insiden seperti itu hanya akan memperteguh tekad dan komitmen para shabab dan karenanya menjadikannya lebih dekat kepada pembentukan Khilafah insya. Para shabab di Asia Tengah dan negara-negara Arab telah mengalami penyiksaan yang jauh lebih dahsyat dari hal ini tetapi itu tidak mengganggu aktivitas mereka sama sekali. Kami mengingatkan para agen itu untuk berhenti bertindak sebagai penjaga untuk kepentingan Amerika dan bekerja untuk menyatukan umat dan melaksanakan hukum Islam. Insya Allah harinya tidak akan lama ketika semua orang yang bekerja dengan orang kafir kolonialis yang menghambat kembalinya Khilafah akan dimintai pertanggungjawabannya atas kejahatan mereka.
Pada hari itu, pembelaan mereka dengan perkataan, “Saya hanya mematuhi perintah” tidak akan ada harganya, karena Allah SWT lebih layak ditaati perintahnya daripada mentaati para penguasa pengkhianat. Kami menyerukan kepada media, asosiasi-asosiasi hukum dan organisasi-organisasi HAM untuk meninggikan suara mereka terhadap penindasan ini.
(Naveed Butt /Juru Bicara Hizbut Tahrir Pakistan;www.khilafah.com Sabtu, 29 Oktober 2011 )
Allah telah menghinakan Diktator Libya, maka apakah sulit bagi-Nya juga menghinakan Diktator Pakistan? Mereka para Diktator itu benar-benar tidak mengambil pelajaran bahwa sesungguhnya “Ajal mereka sudah dekat” dengan berdirinya Khilafah Islamiyah.