HTI Press. Ustadz Abu Umar menyatakan bahwa pelajaran terpenting yang dapat dipetik dari berkumpulnya jamaah haji dengan sesama Muslim dari seluruh pelosok dunia adalah persatuan umat Islam sedunia dalam kesatuan akidah dan khilafah.
“Faktor yang menjadikan kaum Muslim di seluruh penjuru dunia bisa bersatu dalam menjalankan ibadah haji hanyalah akidah. Semestinya, dengan alasan yang sama kaum Muslim bersatu dalam satu kepemimpinan khalifah yang menjalankan syariah Islam kaaffah,” tegasnya saat menyampaikan khutbah Iedul Adha 1432 H, Ahad (6/11), di lapang parkir Crown Palace, Jl Soepomo, Jakarta Selatan.
Menurutnya, satu-satunya yang membuat kaum Muslim datang ke Tanah Suci, melakukan wukuf dan thawaf di tempat dan waktu yang sama karena diikat oleh faktor pemersatu hakiki berupa tali agama Allah semata, bukan diikat oleh faktor lainnya.
Faktor suku, warna kulit dan kebangsaan tidak layak menjadi faktor pemersatu bagi kaum Muslim dalam membentuk negara. “Jadi faktor kesukuan, warna kulit dan kebangsaan itu bukanlah pemersatu; juga bukan pula sebagai dasar pembentukan sebuah negara, melainkan qadha` Allah dalam penciptaan yang menjadi sarana untuk saling mengenal,” ungkapnya di hadapan sekitar 800 jamaah shalat ied.
Persatuan umat Islam dan karakter umat yang satu itulah yang menjadi dasar dari adanya negara yang satu (dawlah wahidah), yaitu khilafah untuk umat Islam di seluruh dunia. Maka dari itu, jika kebangsaan menjadi dasar bagi negara-bangsa (nation state), maka bagi umat Islam, karakter umat yang satu menjadi dasar bagi khilafah yang satu.
Tidak boleh ada lebih dari satu negara Islam atau khilafah di seluruh dunia. “Khilafah yang satu itu sajalah yang akan menaungi seluruh umat Islam seluruh dunia, mulai dari Maroko hingga Merauke, dalam satu negara,” tegasnya.
Kemudian, Abu Umar pun mengutip sabda Nabi Muhammad SAW :
إِذَا بُوْيِعَ لِخَلِيْفَتَيْنِ فَاقْتُلُوْا الآخِرَ مِنْهُمَا
Jika dibaiat dua orang khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya (HR Muslim).[]