Imam Masjid Al-Farah New York City: Konstitusi AS Sesuai Syari’ah?

bandungdiskusi04.jpg bandungdiskusi01.jpg bandungdiskusi02.jpg bandungdiskusi03.jpg

Konstitusi Negara Amerika sesuai dengan Syari’ah! Demikian, diantara pernyataan mengejutkan dari Imam Masjid al-Farah New York City, Imam Feisal Abdul Rauf, seorang warga negara Amerika keturunan Mesir, ketika peluncuran bukunya, Seruan Azan dari Puing WTC, baru-baru ini (16/12) di GSG Salman ITB, Bandung. Diskusi yang dipandu oleh Mas Putut Widjanarko tersebut berlangsung hangat, karena banyak hal kontroversial dalam bukunya Imam Feisal yang memicu pertanyaan hadirin, diantaranya menjelaskan bahwa ada common flatform antara Islam dengan konstitusi AS, yakni kebebasan, keadilan, kesetaraan dan persaudaraan. Selain itu, Feisal juga menjelaskan lagu lama yang sering diputar di kalangan Islam Liberal, yakni ajaran Kristen dan Yahudi memiliki akar yang sama dengan Islam sebagai keluarga Ibrahim (millah ibrahim), selain itu Feisal juga menyatakan, bahwa antara ke-Islaman dan ke-Amerikaan bukan bersifat substitutif (saling menggantikan), akan tetapi bersifat komplementer (saling melengkapi).

bandungdiskusi04.jpg

Sontak saja, ketika sesi tanya jawab dibuka, beberapa penanya, diantaranya delegasi HTI Jabar, Luthfi Afandi menyampaikan beberapa hal kepada Imam Feisal dan ratusan hadirin yang memadati ruangan diskusi. Luthfi menjelaskan, bahwa saat ini hostility (permusuhan) dunia Islam terhadap AS meningkat. Menurut Luthfi, untuk meredamnya, salah satu strategi AS adalah dengan melakukan reinterpretasi terhadap Islam, dengan target agar muncul persepsi yang baik di kalangan ummat Islam tentang ‘Barat’ dan nilai yang dibawanya, seperti Demokrasi dan HAM, dsb. Ujung-ujungnya mereka berharap, ada pandangan dari ummat Islam bahwa ‘Barat dan Nilai yang dibawanya compatible dengan Islam, sehingga ummat Islam, tidak lagi mempermasalahkannya.

bandungdiskusi01.jpg

Menanggapi ungkapan Feisal, bahwa dia merasa nyaman ketika berada di AS, tidak seperti ketika beliau di Mesir atau Malaysia, Luthfi mengatakan kepada Feisal, bahwa “AS memperlakukan WN-nya seperti itu semata hanya karena Anda adalah tax payer (pembayar pajak), bukan karena sebagai seorang muslim. Kalau AS memperlakukan WN-nya karena dia muslim, lalu kenapa Amerika membunuh lebih dari ½ juta muslim di Irak? tegas Luthfi”. Di akhir statemennya, Luthfi mengatakan bahwa Imam Feisal lebih pantas menjadi ‘humas-nya’ Amerika, karena yang disampaikan sama dengan apa yang dipropagandakan Amerika dan Islam Liberal di Indonesia.

bandungdiskusi02.jpg

Menjawab pernyataan tersebut, Imam Feisal buru-buru mengatakan “I’m not American Agent”. Feisal mengatakan, bahwa apa yang dia lakukan adalah dalam rangka meneladani Rasulullah sebagai ‘rahmatan lil ‘alamiin’. Terkait dengan statemennya, bahwa konstitusi Amerika sesuai dengan syari’ah, menurutnya merujuk—sebagaimana yang sering diklaim aliran liberal—kepada kesepakatan para ‘ulama tentang maqashid asy-syari’ah, yang menjamin huquq (hak-hak) dasar manusia, yang menurut Feisal, ada dalam konstitusi Amerika. Lebih lanjut Feisal mengatakan, bahwa sepak terjang AS selama ini lebih didasari atas dasar politik luar negerinya, yang jauh berbeda dengan ideal konstitusinya. Karena itulah, menurut Feisal, dirinya sering berbicara kepada pejabat pemerintah AS untuk mengubah kebijakan politik luar negerinya.

bandungdiskusi03.jpg

Menanggapi hal tersebut, delegasi HTI Jabar lainnya Ust. Erick Perkasa, mengatakan bahwa kebijakan politik LN Amerika (Barat) tentunya didasari atas dasar sebuah paradigma yang tidak muncul begitu saja, terutama terhadap Islam, dan itu terjadi sejak perang Salib. Erick juga membantah bahwa di Amerika katanya betul-betul sudah diterapkan kebebasan dan persamaan. Faktanya, menurut Erick, yang pernah menetap 9 tahun di Amerika, diskriminasi ternyata masih banyak ditemukan di Amerika.

Lalu, masihkah kita percaya propaganda bohong Amerika? Dan untuk kepentingan siapakah, mengatakan bahwa (konstitusi) Negara Amerika sesuai dengan syariáh? Yang jelas, bukan untuk kepentingan ummat Islam. Wallahu A’lam. (Kantor Humas HTI Jabar).

14 comments

  1. dr. Akhmad Edy Purwoko, M.Kes.

    Mungkin yang tepat konstitusi/sebagian konstitusi Amerika sesuai dengan sebagian Syari’ah Islam tetapi banyak hal yang diatur Syari’ah Islam tidak masuk konstitusi Amerika, mana-mana yang sesuai dan tidak sesuai anda-anda ahli Syari’ah lebih tahu dari saya.

  2. assalamualaikum…
    Islam tidak bisa disamakan dengan ajaran manapun.Islam adalah sebuah Ideologi, sebuah aturan yang komplex banget.Perlindungan AS thdp WN nya adalah semata menghargai HAM disana. Tapi coba lihat Muslim Irak, Afganistan??adakah HAM disana? atas nama demokrasi Irak habis dijarah AS!!anda mungkin bisa nyaman di AS. tapi coba kalau anda tinggal di Irak, anda pasti jadi bulan-bulanan AS..pikir yang panjang deh…saya ga setuju kalau konstitusi AS sama dengan syariah…syariah yang mana??syariah liberal yang kebablasan aja kali…

  3. iman ti bandung

    Konstitusi
    Negara
    Amerika
    sesuai
    dengan
    Syari’ah?

  4. Imam Feisal, -atau lebih tepatnya- Agent Feisal, anda tidak bisa melihat bagaimana kaum muslimin iraq dibunuhi oleh tentara amerika? Bagaimana amerika membiayai israel untuk memperkuat cengkeraman kakinya untuk mengambil alih baitul maqdis palestina? Bagaimana tentara amerika telah membuat anak anak kecil berteriak memanggil manggil ayahnya, berharap ayahnya dapat membuka matanya lagi? Bagaimana politik luar negeri amerika menempatkan pemimimpin – pemimpin boneka di negeri negeri kaum muslimin?

  5. M ihsan (Depok)

    saya jadi sangat takut tinggal di Amerika entar jadi kayak Bang Faisel : Memble!! begitulah cara mereke menolak Syariah, karena mereka tahu kita ini banyak jadi mereka g terang2an nolaknya!! secara halus gitu loch….. kita sangat rindu KHILAFAH… Takbir

  6. wah,mentang-mentang nyaman di Amerika lantas jadi egois gitu?
    umat muslim merana dimana-mana.

  7. Sebaiknya HTI atau FUI menerbitkan buku berjudul “Konstitusi Amerika membahayakan syariat” sebagai counter. Biar murah, buat saja dalam bentuk e-book, kemudian dikirim ke website2 Islam atau milis2 Islam.
    Malah yang baru saja terbit dan membahas ‘wajah asli’ USA adalah Eramuslim Digest Edisi 4

  8. Konsitusi yang sesuai syariah tetap saja bukan konstitusi syariah, selama tidak diambil dari sumber syariah, yaitu Al Qur`an dan As Sunnah. Karenanya,selama suatu konstitusi tidak diambil dari Al Qur`an dan As Sunnah, tetap saja ia adalah KONSTITUSI KUFUR,baik sesuai syariah atau tidak sesuai syariah. KONSTITUSI KUFUR itu wajib dibuang dan dihancurkan dari muka bumi sampai ke akar-akarnya. Yang diperlukan umat adalah Konstitusi Syariah, bukan konsitusi yg sesuai syariah. Konstitusi Syariah adalah konstitusi yang diambil dari Al Qur`an dan As Sunnah, bukan diambil dari yang lain.

  9. Saya setuju berat pernyataan mas Erick…
    Allohu akbar

  10. Saya kira ada benarnya tp juga ada yg tdk benar. Memang ada sebagian dr konstitusi jg sefaham dgn syariah, sbg contoh bulan lalu saya ke amerika los angeles, berkunjung ke teman saya yg buka usaha bengkel mobil di sana. Di sana aturan, ijin2 utk buka bengkel benar2 ketat, sangat memperhatikan lingkungan. Tdk boleh mengotori, mengganggu tetangga, tdk boleh buang sampah sembarangan. Wah pokoknya di sana benar2 bersih, sejuk, tertib. Tapi juga ada kelemahannya juga, di sana terlalu bebas, free, banyak pornografi, gaya hidup yg tdk sesuai dgn kita.

  11. kalo orang yang kayak feisal begini,bagusnya dibikin apa yah?????????dia itu, ibarat ingin menutupi keburukan dirinya dan tuannya, tapi justru makin menampakkan kejelekannya.

  12. Sepertinya ada agrn baru nich, bagi amerika untuk kaum muslimin…setelha kalah telak melalui agen2 liberalnya yang terang2an, mereka kini pake cara “halus”, mirip dah kayak makhluh halus “jin, setan dan konco-konconya” yang tetap menakutkan dan menyesatkan..!!!

  13. Maksudnya sesuai syari’ah AS (bukan Syariah Islam). Wah..pak Faisal ini spt GD kalau di Indonesia…. JIL..seneng carmuk.

  14. ada yang tidak terekam dari liputan di atas. bahwa tmn2 penanya menyampaikan pendapat, dgn menggebu-gebu bahkan agak emosional. namun imam feisal menjawabnya dgn penuh kelembutan. sampai ada seorang penanggap berikutnya yang menyampaikan kekhwatirannya bahwa islam akan dicitrakan seperti cara penanya (yang emosional itu) menyampaikan pendapatnya. cara menyampaikan pendpat sama pentingnya dnegan isi pendapat itu. wallahu a’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*