Otoritas Yordania Tahan Paspor Tokoh Hizbut Tahrir Sepulang Dari Haji

Situs “The Sydney Morning Herald” pada hari Senin (14/11) membuplikasikan berita yang mengatakan bahwa pihak berwenang Yordania telah menahan paspor warga negara Australia, seorang anggota kelompok Islam yang menyerukan ide Khilafah Islam global.

Situs menambahkan bahwa Ismail al-Wahwah kelahiran Tepi Barat adalah seorang anggota partai internasional, Hizbut Tahrir. Dan paspornya telah ditahan pada Kamis (10/11) ketika ia tiba di bandara Amman.

Situs mengatakan bahwa Ismail al-Wahwah pergi ke Arab Saudi untuk ibadah haji. Lalu ia pergi ke Yordania untuk mengunjungi keluarganya sebelum ia pulang ke Australia. Situs mengatakan bahwa Ismail tidak ditahan, namun ia tidak bisa meninggalkan Yordania, dan ia sekarang tinggal dengan keluarganya.

Situs mengutip dari juru bicara Hizbut Tahrir di Australia, Utsman Badar, yang mengecam penahanan itu melalui siaran pers, di mana ia menuduh Badan Intelijen Yordania dan Direktorat Intelijen Umum terlibat di dalamnya, ia berkata: “Para rezim pemerintahan korup dan ilegal, yang tidak mewakili Islam atau umat Islam harus dileyapkan semuanya, dan digantinya dengan sistem Islam yang melindungi hak dan martabat semua warga negara.”

Situs juga mengutip dari seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia yang mengatakan: “Kami mengetahui dari laporan media yang berbicara tentang penyitaan paspor warga negara Australia setibanya di Yordania minggu lalu. Dan sejauh ini Kedutaan Besar Australia di Amman belum menerima permintaan bantuan.”

Situs mencatat bahwa ini bukan kali pertama dialami oleh Ismail al-Wahwah, pada tahun 2007, ia adalah salah satu anggota Hizbut Tahrir yang tidak bisa masuk Indonesia melalui bandara di Jakarta, untuk menghadiri Konferensi Internasional Hizbut Tahrir yang dihadiri oleh 100.000 pendukung.

Situs ini mengatakan bahwa Hizbut Tahrir dilarang di beberapa negara di Timur Tengah, termasuk di Yordania.

*** *** ***

Dalam hal ini, sepertinya rezim-rezim boneka ini tidak mau belajar dan tidak mau mengambil pelajaran dari yang lain. Sehingga dengan sikap bodohnya itu mereka membuka jalan sendiri untuk menyususl orang-orang yang telah mendahului mereka, seperti Ben Ali, Mubarak dan Gaddafi. Oleh karena itu tidak aneh bahwa rezim Yordania yang sistem intelijennya dikenal kejam dan sadis terhadap para pengemban dakwah Islam yang muhlis, adalah kandidat terkuat setelah jatuhnya rezim Suriah. Kami memohon kepada Allah semoga mempercepat terwujudnya semua itu (pal-tahrir.info, 14/11/2011).

One comment

  1. amin yaa rabbal ‘alaamin (untuk doa di line terakhir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*