Hari itu Ahad 17 Desember ribuan jamaah hadir untuk menyaksikan orasi, dialog dan pentas musik Kiai Kanjeng. Pondok Zaytun Kasihan Bantul, terasa penuh sesak oleh hadirin. Salah satunya adalah delegasi HTI DIY yang telah dijanjikan oleh panitia agar bisa berdialog dengan Emha Ainun Najib di panggung. Setelah ditunggu sekitar 2 jam akhirnya Cak Nun hadir dalam forum rutin beliau tersebut. Acara dimulai dengan orasi oleh Cak Nun, yang malam itu berbaju putih-putih. Selingan musik Kiai Kanjengpun bertalu-talu mengiringi orasi beliau.
Di sesi berikutnya Emha mengundang Aliansi Perempuan untuk menyampaikan keluha-kesah soal perda anti pelacuran yang dianggap merugikan perempuan di Pantai Parangtritis Bantul dan sekitarnya. Terutama kasus-kasus salah tangkap, dan ketidak pedulian pemerintah. Di saat memgomentari tentang tanggung jawab negara tersebut, salah satu tokoh yang berperan dalam menurunkan pak Harto ini, mengundang tim HTI untuk naik ke panggung dan diberi kesempatan untuk menanggapi soal tersebut. Akhir nya malam itu sekitar jam 23.00 delegasi HTI DIY yang terdiri dari Yoyok Tindyo P, ST, Oni Noviandi, SPd, Andika DJ SSn, Agus Salim Mustofa dan Artadi mendapat kesempatan berbicara dalam forum Maiyah Mocopatan, dan berulang kali berdialog dengan Cak Nun dengan berbagai isu.
Pertama, isu yang disampaikan oleh tim HTI DIY adalah tentang bagaimana persoalan pelacuran dan solusi Islam. Setelah diselingi oleh musik dan bincang-bincang antara kru Kiai Kanjeng dan pentolan grup musik Letto, Sabrang, maka dialog pun dilanjutkan ke sesi kedua. Dalam dialog sesi kedua ini terungkap adanya kesepahaman dan kesamaan antara HTI dan Cak Nun dalam hal penegakkan Syariah dan Khilafah. Beliau mendukung perjuangan HTI dan mempersilahkan hadirin yang sepakat dengan perjuangan HTI untuk juga mendukungnya. Perbedaan yang ada hanyalah dari sisi uslub saja, tukas beliau.
Uslub beliau dalam mengajak umat, dalam rangka mengikuti kanjeng Nabi SAW adalah dengan melalui jalur kesenian dan pendekatan yang berbeda dengan HTI. Analogi Cak Nun, HTI, kalau melamar gadis, langsung mengutarakannya, sedangkan uslub beliau menunjukkan sikap baik terlebih dahulu kepada sang gadis baru melamarnya.
Maksudnya, kalau HTI mengajak umat secara langsung untuk memperjuangkan syariah, sedangkan uslub beliau adalah dengan membuat umat merasakan dahulu syariah baru diajak. Namun beliau tetap meminta HTI bergerak dengan uslub yang telah ditetapkkanya, dan tidak mengharuskan sama dengan uslub Cak Nun. Dalam sesi ini sempat terlontar ajakan HTI DIY agar suatu saat bisa manggung bersama Kiai Kanjeng, dan Emhapun menyambutnya dengan senang hati.
Setelah persembahan lagu khusus dari Kiai Kanjeng untuk menghormati kehadiran tim HTI. Cak Nun mulai membuka dialog dengan hadirin. Salah satu hadirin menyampaikan pertanyaan tentang bagaimana menyelamatkan
Dipaparkan oleh Yoyok Tindyo P dan Oni Noviandi tentang gagasan HTI soal selamatkan
Pertemuan malam itu diakhiri dengan pembacaan sholawat Rasulullah SAW, foto berrsama dan membangun komitmen untuk bersilaturahmi secara kontinyu. Tepat jam03.30 Selasa dinihari forum bubar dan tim HTI berpamitan dan berterimakasih kepada Cak Nun serta panitia yang telah memberikan kesempatan berdialog.
[Humas HTI DIY]
Komentar Foto :
Tim HTI DIY [Yoyok Tindyo P, ST, Oni Noviandi, SPd, Andika DJ SSn, Agus Salim Mustofa dan Artadi] berpose bersama dengan Emha Ainun Najib, setelah berdialog dalam forum Maiyah Mocopatan, Pondok Zaytun, Kasihan Bantul, 17 Desember 2007.
Cak Nun pernah menghebohkan dengan puisi Lautan Jilbab-nya. Diharapkan Cak Nun dapat menggelagar lagi sebagai motor revolusi transformasi sosial perjuangan penegakan syariah dan khilafah. Selain forum mocopatan, ada beberapa forum lagi di Bojonegoro, Jakarta, Malang dan Surabaya. Kalau di Surabaya dikenal dengan forum Bang-Bang Wetan setiap bulan purnama, sebagai lanjutan Pengajian padhang Mbulan di Menturo Jombang.
Alhamdulillah, perlahan tapi pasti HTI bersama umat Islam istiqomah untuk menyiapkan penegakan syariah, terus kontak tokoh dan rebut hati umat untuk memantapkan langkah dakwah penegakan syari’ah dan terwujudnya khilafah. ALLAHU AKBAR….3X
Dakwah itu memang butuh kesabaran yang unlimited…
Sesungguhnya Allah SWT bersama orang-orang yang sabar…
Tetap Semangat Brother!
Semoga setiap langkah dan upaya untuk memperjuangkan dienullah dimudahkan oleh Allah, dan bagi pengembannya diberi kekuatan.
Nashrun minllahi wa fathun qariib
Subhanallah,dialog itu merupakan uslub! bisa sampai jam 3, mungkin forum itu terasa sebagai “Tombo Ati”
Kumpul dengan orang sholeh kaya pak Yoyok, Zein Rahman, Ali Stain dll, Hati menjadi tergugah. tadinya hati cuma ngenes lihat problema umat, sekarang jadi bersemangat.
Diajak zikir wengi sama Cak Nun, hati akan jadi longgar dan luas pandangannya.
Apalagi dalam dialog banyak dibacakan ayat2 sbg hujah, maka iman di hati menjadi kokoh(maca Quran sak maknane).
Wahai syabab pejuang syariah, mari kuatkan individu masing2 dengan selalu intim dengan Tuhan. Sholat wengi lakonono dan banyak berpuasa di siang hari (weteng iro ingkang luwih).
Insya Allah Gusti Pengeran ngijabahi, segala penderitaan umat akan segera berakhir, segala hati akan terobati.
Padang rembulane! makin terang jalan kemenangan..
Jembar kalangane! makin meluas dukungannya..
salam tuk jogja, salam tuk Sri Sultan.
salam dari Sri
Tombo ati itu tidak identik dengan hati yg jumud,kesalehan individu dan kebahagian individual. resah, gelisah, marah, cemburu bukan indikasi penyakit hati. Malah itu adalah hati yg sehat bila resah, gelisah dan marah hati memang diperintahkan Allah. Allah juga menjelaskan cinta dunia dan takut mati adalah suatu penyakit.
perasaan bersyukur melihat nikmat yg diberikan pada individu kita, kemudian marah melihat penjajahan ekonomi atas umat.. bukankah itu bisa terjadi di sebuah ruang hati yg sama? Pikiran dan perasaan kita harus berjalan sesuai Islam.
wah…ngobrolnya mantab dab…sampe hampir subuh. smoga allah mengganti tiap detiknya dengan pahala. Amin, ayoo bersama sambut khilafah….
Acara yang serupa pernah diselenggarakan di UIN syahid jakarta, (Kamis 13 Desember 2007).
Cak Nun, Kiai Kanjeng serta para tokoh politik dan budayawan nasional ikut memeriahkan acara refleksi akhir tahun menuju indonesia lebih baik. meski ketika di UIN cak Nun tidak sehangat ketika di Bantul. Karena di forum itu cak Nun sempat mengomentari pendapat saya sebagai peserta, dengan mengatakan bahwa orang2 yang ingin menegakkan Khilafah paling2 hanya akan bertahan dalam waktu 3 hari.
meski forum yang ada akhirnya menertawai saya, tapi saya tidak pernah sakit hati. karena saya yakin cak Nun bukan bermaksud untuk menolak khilafah.
Alhamdulillah klo cak nun masih mau untuk di ajak dialog, mudah2n dukunganya terhadap HTI adalah dukungan sepenuh hati. tidak berbeda ketika forum yang di hadiri berbeda…
yaa Alloh Ya robbi
Dengan sgala asa hamba meminta
dengan upaya ukhuwah umat
bersatu tuk maju
demi diterapkanya syariah
ya Alloh yaa Robbi
dengan sgala daya hamba berdoa
mudahkan orang-orang yang berjuang tuk
tegaknya daulah khilafah rosidah
amin-amin ya robbal alamin
Ralat: Pondok Zaytun. Mungkin yang dimaksud adalah TKIT Alhamdulillah yang dikelola mbak Novia K.
Jadi tempat diadakannya acara rutin Mocopat Syafaat tiap tanggal 17 adalah halaman TKIT Alhamdulillah, bukan Pondok Zaytun.
Salam.
Redaksi Padhangmbulan.com
Kepingin bvanget tahu HP nya CAK NUN. Tolong dong ….
jadwal padhang Mbulan di Jombang. Bravo Cak Nun. mudah2an
akan tumbuh seribu Cak NUN lagi di Indonesia. Amiin.
lanjutkan