Ketua Gabungan Kepala Staf mengatakan kepada anggota Kongres bahwa Amerika Serikat harus memperkuat kehadiran militernya di Kuwait untuk melawan pengaruh Iran yang terus tumbuh di Irak dan kawasan Teluk.
Amerika Serikat, yang memiliki 29 ribu tentara di Kuwait, 7 ribu di Bahrain dan Qatar, 3 ribu di UAE, dan 258 militer di Arab Saudi, menginginkan Kuwait untuk mengakomodasi tentaranya yang ditarik dari Irak, yang jumlahnya diperkirakan 24 ribu tentara.
Kepala Staf yang bekerja untuk memperkuat kekuatan-kekuatan tempurnya di Kuwait belum melakukan perundingan, khususnya dengan pemerintah Kuwait, seolah-olah ia hendak menempatkan pasukannya di bumi Amerika sendiri. Dan pemerintah Kuwait tidak menanggapi tindakan Kepala Staf Amerika, yang tidak mengerti etika diplomatik dalam pernyataannya, sekalipun hanya untuk menutupi rasa malu.
Bahkan pada saat yang sama pepimpin negeri tersebut mengancam para demonstran di depan parlemen Kuwait untuk menegakkan hukum, dan menyebut mereka sebagai perusuh dan pengacau (kantor berita HT, 21/11/2011).
Dulu penjajah itu, perampok kekayaan banyak negeri di Asia Afrika, adalah negara2 Eropa. Sekarang penjajah itu Negara Teroris Amerika !!