Konspirasi Gedung Putih-Musharraf di Balik Tragedi Bhutto, Mengapa Tidak?

Simon Saragih

Kebohongan Pemerintah Pakistan sangat nyata soal penyebab kematian Benazir Bhutto. Namun, kematian Bhutto mencuatkan hal yang lebih jauh lagi dari sekadar kebohongan itu. “Bhutto Conspiracy Theories Fill the Air”, demikian berita di situs majalah TIME edisi 28 Desember 2007. Judul ini merujuk pada merebaknya rumor soal konspirasi antara Gedung Putih dan Presiden Pervez Musharraf di balik kematian Bhutto.

Untuk adilnya, baca dulu tudingan pemerintah pada Al Qaeda, yang dikatakan sebagai pembunuh Bhutto. Pemerintah Pakistan menyebutkan, ada bukti kuat soal keterlibatan Al Qaeda pada pembunuhan Bhutto. Dikatakan pula, Bhutto meninggal karena tulang kepalanya retak setelah terbentur serpihan mobil yang terkena ledakan bom.

Pemerintah bahkan menegaskan tidak ada selongsong peluru yang menyebabkan kematian Bhutto. Isu peluru ini menjadi penting untuk dibelokkan oleh pemerintah (baca lanjutan di belakang). Pernyataan pemerintah ini jelas beda dengan kesaksian orang-orang dekat Bhutto di tempat kejadian bahwa dua peluru menembus tubuh Bhutto.

Sebagaimana dikatakan juru bicara Departemen Dalam Negeri Pakistan Brigade Javed Iqbal Cheema, Jumat (28/12), kelompok militan sudah mengincar Bhutto. Alasannya, berdasarkan versi pemerintah, Bhutto adalah antek-antek AS dan berbicara soal pembasmian ekstremis.

Kepada Cheema, pers bertanya saat jumpa pers, “Apakah Pemerintah Pakistan bersedia meminta bantuan badan intelijen internasional untuk memverifikasi kematian Bhutto?”

“Gentleman, mari kita percaya saja pada hasil temuan intelijen domestik,” kata Cheema.

Biro intelijen AS, FBI, sudah menawarkan untuk mengirim penyelidik. “Pakistan tidak memberi respons,” kata juru bicara FBI Richard Kolko, sebagaimana diberitakan di situs The Los Angeles Times edisi 28 Desember.

Lepas dari itu, atas tindakan Al Qaeda, Pemerintah Pakistan mengatakan akan memburu pelakunya di daerah tanpa hukum di perbatasan Pakistan-Afganistan, di mana Osama bin Laden dan para pemimpin Al Qaeda bersembunyi. “Mereka harus menghadapi pengadilan,” kata Cheema. Ia menyebut pemimpin militan Baitullah Mehsud sebagai salah satu pihak yang terlibat.

Mehsud sudah pernah membantah bahwa ia pernah merencanakan pembunuhan Bhutto, seperti dituduhkan pemerintah. Tuduhan kepada Mehsud juga muncul ketika pada 18 Oktober lalu Bhutto luput dari maut akibat ledakan bom di Karachi.

Namun, Cheema mengatakan pemerintah sudah melacak percakapan Mehsud dengan militan lain, yang isinya adalah diskusi Mehsud setelah aksi bom bunuh diri yang menewaskan Bhutto.

Mehsud dan militan lain itu (diidentifikasi bernama Maulvi Sahib) saling bertutur soal aksi yang menurut mereka dilakukan anak buah mereka yang pemberani.

Rincian transkrip pun langsung diumumkan pemerintah. Namun bukti soal rekaman itu tidak ditunjukkan pemerintah.

Pemerintah juga memperlihatkan rekaman video kematian Bhutto akibat ledakan bom, tetapi rekaman ini pun agak buram. Namun intinya, pemerintah hendak menyebutkan, ledakan bom bunuh dirilah yang menyebabkan kematian Bhutto.

Soal peluru

Sebaliknya, berbagai televisi internasional, seperti CNN, BBC, Al Jazeera, menayangkan video yang memperlihatkan dua letusan senjata yang menyebabkan kematian Bhutto. Letusan senjata yang mengeluarkan peluru ini tentu perlu dibantah Pemerintah Pakistan.

Bruce Riedel, mantan ahli Pakistan dari CIA, Dewan Keamanan Nasional, Departemen Luar Negeri AS, menyatakan Al Qaeda memang sudah dikenal dengan berbagai serangan-serangan yang mematikan.

Akan tetapi, Al Qaeda jarang, bahkan bisa dikatakan tak pernah, menggunakan penembak jitu saat melakukan pembunuhan.

Nah, Sherry Rahma, pengurus Partai Rakyat Pakistan (partainya Bhutto), Sabtu (29/12), kepada CNN berulang kali mengatakan, “Pemerintah telah memulai tindakan menutup-nutupi kejadian sebenarnya.”

“Ini lucu dan jelas merupakan kebohongan. Saya melihat sendiri bahwa Bhutto terkena tembakan peluru,” kata Rahma, yang juga termasuk salah satu korban cedera, namun ringan, akibat ledakan bom yang muncul setelah penembakan atas Bhutto.

Ia pun heran dan bertanya, “Jika pemerintah serius menyelidiki kematian Bhutto, mengapa penyelidik belum juga menanyai orang-orang yang dekat dengan Bhutto pada saat kejadian.”

Ya, ada banyak hal yang mengherankan. Sebelum melakukan penyelidikan saksama, Al Qaeda sudah menjadi sasaran tudingan. Keanehan lainnya, aparat pemerintah langsung menyemprot dan mengeringkan lokasi pembunuhan Bhutto dari puing-puing. Lokasi itu langsung bersih. Saat aparat melakukan penyelidikan, tidak ada lagi yang bisa mereka lihat kecuali sekadar menunjuk-nunjuk tangan ke lokasi kejadian di Rawalpindi.

Bagi rakyat Pakistan, keanehan itu jelas tidak ada. Mereka langsung menudung Musharraf sebagai killer. Teriakan ini juga diulangi saat mereka mengantar Bhutto ke peristirahatan terakhir.

Tak pelak lagi, kantor berita Press Trust of India (PTI) menuding agen intelijen Pakistan di balik pembunuhan itu. Berbagai harian di Inggris juga gencar memberitakan hal tersebut.

Dikatakan, Inter-Services Intelligence (ISI), intelijen yang sangat berpengaruh di Pakistan, termasuk militan, adalah pihak yang paling mungkin bertanggung jawab atas kematian Bhutto.

Ini senada dengan berita di The Los Angeles Times, yang mengutip pakar intelijen AS. Dikatakan, sudah tidak heran lagi jika militer, intelijen Pakistan, bahkan AS, pernah berkolaborasi dengan Al Qaeda, Taliban dan militan di Afganistan, Pakistan, untuk melawan penjajahan Uni Soviet di Afganistan.

Kolaborasi itu masih terus berlanjut hingga sekarang ini. Karena itu, pembunuhan Bhutto sangat tidak mungkin dilakukan oleh satu pihak saja. Pembunuhan pasti dilakukan dengan dukungan berbagai pihak.

Jika intelijen Pakistan terlibat, mungkinkah itu dilakukan tanpa sepengetahuan Musharraf? Selanjutnya, jika ISI terlibat dan itu diketahui Musharraf, mungkinkah Musharraf berani melakukannya?

Apakah Musharraf berani membunuh Bhutto, yang oleh AS sudah dipilih untuk membentuk pemerintahan bersama. Keduanya sudah bertemu di Abu Dhabi beberapa bulan lalu atas skenario AS untuk membentuk pemerintahan sipil. Sayang keduanya tak cocok dan makin membuat suasana di Pakistan memanas.

Susah memercayai Musharraf bertindak jika tanpa sepengetahuan AS. Banyak warga Pakistan, menurut Times, yang tidak segan-segan menuding konspirasi Musharraf dan Washington.

“Pembunuhan ini dirancang pemerintahan sekarang. Ini adalah bagian dari strategi AS untuk membuat rakyat takut karena Pakistan sudah mendekati kejatuhan,” kata Liaqat Baloch, pejabat senior Jamaat-e-Islami, salah satu partai utama Islam.

Masalahnya, AS harus memilih Pakistan atau Bhutto. AS berpandangan, ketidakcocokan Bhutto-Musharraf telah makin memicu semangat anti-Musharraf dan anti-AS.

Pensiunan Letjen Hamid Gul, mantan Dirjen ISI, yang pengkritik Musharraf, bertutur, “Namun paling mudah bagi aparat menuding militan karena inilah cara terbaik untuk menyembunyikan pelaku sebenarnya.”

“Saya kira hubungan pemerintahan Presiden AS George Bush sudah terlalu kuat dengan Musharraf,” kata Bruce Riedel, penasihat Gedung Putih soal Pakistan di bawah pemerintahan Presiden AS Bill Clinton. “Saya tidak melihat AS mau menarik dukungan dan memilih yang lain,” kata Riedel, sebagaimana dikutip harian Inggris Guardian edisi Jumat (28/12).

Sumber: http://www.kompas.co.id/kompas-cetak

10 comments

  1. Bisa jadi konspirasi itu benar. Dengan semua bukti yang mendukung itu, mengapa tidak mungkin?

    Agak aneh kalau Al Qaida pelakunya.
    1. Al Qaida tak pernah pake penembak jitu. Selalu bom.
    2. Pernyataan klaim kemarin dibantah oleh Al Qaida Pakistan
    3. Ini peristiwa besar, kalau ada klaim, harusnya langsung dari OSAMA jika memang itu aksi Al Qaida. Terbukti hingga saat ini tidak.
    4. Kenapa harus Bhutto yang dibunuh? Toh Musharraf dan Sharif pun juga sekuler, pro AS, kontra Taliban dkk?

    Aneh, sungguh aneh jika Al Qaida dituding sebagai pelaku.

  2. Jangan aneh den mas!!! jstru sy aneh knp den mas aneh?!
    Memang itulah mereka. Kl tdk bgtu bukan mereka. Teori konspirasi mmang kyk gt. tp sy ykin ujung2nya Bush sengaja memncing krn Global war on terorism trus brlangsung u/ mmbasmi klmpok2 yg dianggp teroris dan membuat kiprah mreka (baca: islam ideologis) trhambat en tak brkutik di negari2 kaum muslim krn hegemoninya…
    gt kan? mdh2n ga slh….mangga ah..

  3. konspirasi….. adalah hobi utama dari negara yang ada dibawah pimpinan bush itu. karena menurut saya bush hanya punya pikiran dangkal bahwa negerinya bisa terus langgeng dengan menikmati hasil dari berbagai konspirasi. tak ketinggalan Pakistan juga. paling2 juga di konspi2 sama dia. dengan konconya di pakistan tentunya….

  4. Benazir Bhutto merupakan Wanita dengan kecermelangan berpolitiknya… hanya Sayang dia pion yang dimainkan Barat dalam percaturan politik global di Pakistan… Pembunuhan bagi pemimpin Lawan Politik menjadi bagian dalam politik demokrasi di Pakistan.. Pakistan sedang berada dalam kondisi Kacau… Barat harus menyusun ulang strategi politiknya di Pakistan… Musharaf betul-betul tidak bisa diandalkan oleh Barat.. Ummat Islam di Pakistan merenggang… banyak tokoh-tokoh harapan ummat berseteru dan saling membunuh, Barat dengan sistem demokrasinya betul-betul telah memporakporandakan kesatuan Ummat…. Kapan ini akan berakhir… Kapan Khilafah pemersatu ummat se Dunia muncul… Semoga janji Allah telah dekat..

  5. jika kita mencermati peristiwa ini, inilah adalah pertarungan kepentingan dua negara pialang sekuler. betapa tidak, bhutto adalah mantan perdana menteri yang di dukung oleh inggris. sedangkan pervez adalah killer yang didukung oleh as.
    mereka berebut kepentingan untuk menjaga hegemoni mereka di wilayah konflik. hal ini perlu untuk menjaga pengaruh mereka, serta untuk mengawasi gerak – gerak musuh mereka disana, cina dan rusia. termasuk masalah minyak yang akan dialirkan melalui pipa dari irak – afganistan.
    MAHA BENAR ALAH, WA MAKARALLAHU MAKARAHU, WALLAHU KHAIRUL MAAKIRIN.
    MEREKA HENDAK MEMBUAT MAKAR UNTUK AGAMA ALLAH, TAPI ALLAH MEMBALAS MAKAR MEREKA. DAN ALLAH SEBAIK – BAIK PEMBUAT MAKAR.

    KINI MEREKA SEMAKIN MENAMPAKKAN KERAPUHAN PERSATUAN MEREKA.
    LALU APA LAGI YANG KITA TUNGGU?SAATNYA KHILAFAH MENYINGKIRKAN MEREKA.

  6. UnoStateUnoRule

    waduh, gw kaget waktu ndenger beritanya di metro malam. Dalam pikiran gw waktu itu, bakalan chaoz tuh pakistan.
    Targetnya adalah pertarungan sesama kaum muslimin yg dukung si musharaff n si bhutto. Ummat islam pakistan n dunia harus waspada akan adu domba.
    Sikap pemerintah indonesia?? Pemerintah Indonesia mah ga tau apa2, gimana mau ngambil sikap. Palingan cuma ngecam doank tapi gak tau kepentingan kematian si bhutto

  7. Kasihan dech lu Al Qaidah. Setiap ada kerusuhan/pembunuhan namamu selalu dikambing hitamkan. Tapi…..apa bener ya ada kelompok Al Qaidah??? Kayaknya nama ini hanya buatan AS. Kalau memang ada ..kenapa AS (negara kuat super power) dan kroni2nya tidak menumpas habis Al Qiadah?? Mosok sich iya AS kalah hanya oleh Al Qaidah??? Saya kok yakin Al Qaidah itu hanya fiktif. Kenapa nggak dibuat nama Al Paulus. atau Al Petrus atau Al Yohannes??

  8. Stuju aja ama bung Painem, gue rasa Al Qaidah itu diciptakan Amrik, untuk menyuburkan kekerasan/teror/bom bunuh diri. Jadi biar ada kesan Islam itu identik dengan kekerasan/teror. Namun bantahannya, kan setiap tindakan Al Qaidah kan tidak bisa dianggap mewakili suara umat.

  9. Tak aneh…Pelakunya CIA (Central Iblis Agency)
    yang direstui oleh Gedung Putih.
    Dalangnya? Bush dan Musharraf

    motif? ingin memojokkan Islam lewat isu lama : terorisme
    dan dakwah tiada akhirnya Bush:Demokrasi nan jahili

    lihat, Jerry D. Gray, Demokrasi Barbar ala Amerika, Sinergi Publishing. Jakarta, 2007

    kaum muslimin jangn terkecoh dengan propaganda Media Yahudi yang mencengkrami kebijakan polugri USA

    wallahu alam

  10. iman ti bandung

    Moga Umat makin cerdas dalam memahami makna yang ada dibalik “Tembok Konspirasi”///

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*