Di bawah sebuah judul “Dokumen Sejarah Tentang Proyek Negara Alawi di Suriah“. Surat kabar “An-Nahar” mengutip dari sebuah dokumen yang diperolehnya bahwa “Dokumen bersejarah yang disampaikannya ini adalah point penting dalam konteks apa yang terjadi di Suriah, yaitu revolusi menurut para oposisi, atau pemberontakan militer.” Sebagaimana dikatakan bahwa “Proyek pendirian negara Alawi merujuk pada puluhan tahun yang tidak dilontarkan pada waktu itu. Di mana hal itu, dilatarbelakangi oleh ketakutan akan penghancuran dan pembusukan kaum minoritas, termasuk kaum Alawi. Untuk itu, orang-orang Alawi berdasarkan sejarah seperti yang tampak dalam dokumen itu menegaskan kesediaan mereka untuk bersekutu dengan Yahudi guna menguatkan eksistensi mereka dalam masyarakat Arab.
Dokumen ini diajukan oleh para pemimpin kaum Alawi kepada Presiden Pemerintah Prancis pada saat itu, Leon Blum, yang disimpan dengan nomor 3.547, tertangga 15/6/1926, dalam catatan Kementerian Luar Negeri Prancis, dan dalam catatan Partai Sosialis Prancis. Melalui foto dan isinya diketahui bahwa para penandatangannya yang paling menonjol adalah ayah dari presiden Suriah sebelumnya, Hafidz Assad.
Di bawah judul “Pejabat Mesir: Assad Menjual Dataran Tinggi Golan ke Israel Seratus Juta Dolar“. Situs Asy-Syarqul Ausath Online mengutip dari surat kabar Aljazair yang mengatakan di dalamnya: “Mahmud Jami’ Shadiq, anggota Dewan Syura pertama di Mesir, serta orang dekat Presiden Anwar Sadat, baru-baru ini mengangkat isu menarik ketika ia diwawancarai oleh surat kabar “Elaph” di mana ia mengatakan bahwa Anwar Sadat menjelaskan tentang rahasia berbahaya pada saat mereka berkunjung ke Suriah pada tahun 1969, dan di saat mereka berdiri di Dataran Tinggi Golan, di mana Sadat berkata kepadanya: “Dataran ini telah dibeli Israel kira-kira 100 juta dolar. Cek itu diterima oleh Rifaat Assad dan Hafidz Assad, dan kemudian disimpannya dalam rekening mereka di salah satu bank Swiss. Dan jumlah nominal cek itu ada pada Jamal Abdun Nashir.”
Ini adalah bukti-bukti kehinaan rezim keluarga Assad. Dan semua ini sudah cukup, sehingga tidak membutuhkan lagi komentar lebih jauh (kantor berita HT, 26/11/2011).