Oleh Waseem Aslam
الم
غُلِبَتِ الرُّومُ
فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ
فِي بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ
بِنَصْرِ اللَّهِ ۚ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
(1) Alif Laam Miim. (2) Telah dikalahkan bangsa Rumawi. (3) di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang (4) dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah. Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, (5) karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(Ar-Rum, 30:1-5)
Sebagai Muslim, kita dipercaya untuk bertindak sebagai duta bagi Islam dan membawa ide-ide Islam kepada orang lain. Untuk mencapai hal ini, perlu untuk memahami dunia tempat kita hidup. Langkah pertama menuju hal ini adalah menyadari peristiwa-peristiwa dan isu-isu yang terjadi setiap hari dengan mengikuti berita-berita yang terjadi di seluruh dunia.
Dari sejak wahyu pertama turun, Al-Qur’an mengungkap realitas waktu. Salah satu contohnya adalah perang yang terjadi antara Romawi dan Persia yang menjadi pembicaraan diantara penduduk Makkah setelah bangsa Persia yang mushrik mengalahkan bangsa Romawi yang Kristen. Surat ar-Rum diturunkan dengan mengungkap hal ini dan meramalkan bahwa kekalahan bangsa Romawi hanyalah sementara, karena setelah itu di masa mendatang mereka akan menang sekali lagi.
Al-Qur’an juga menyebutkan keyakinan atas satu Tuhan dan menyoroti penyakit-penyakit sosial seperti kecurangan yang terjadi di pasar dan tndakan mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan. Meskipun Nabi Muhammad SAW membicarakan kebutuhan-kebutuhan individu, beliau juga menyoroti kekurangan-kekurangan dan penyakit-penyakit masyarakat ketika itu.
Dengan munculnya saluran berita 24-jam, blog-blog, YouTube dan ponsel-ponsel pintar berita-berita sampai jauh lebih dulu menyusul berita-berita yang dilaporkan oleh surat-surat kabar. Kemudahan bagi siapapun yang bisa menulis isu-isu tertentu berarti bahwa sebuah berita tunggal dapat menghasilkan pendapat-pendapat dari dua kutub yang berlawanan. Berita-berita itu telah lama berpindah fungsi dari yang awalnya sekedar berbagi informasi tentang peristiwa-peristiwa tertentu hingga digunakannya berita-berita itu sebagai sebuah metode untuk menyebarkan ide-ide spesifik tentang isu-isu ideologis. Hal ini dapat dibenarkan atas berita-berita lokal, nasional dan global, namun tidak bisa dibenarkan atas semua berita.
Sebagaimana akan dibahas kemudian, kebanyakan berita-berita itu mengandung bias ideologis dan politik dan didikte oleh konteks politik saat ini mengenai masalah tertentu. Jika pendapat dan politik masyarakat yang utama mengenai harga-harga komoditi adalah merupakan salah satu berita yang utama, hal ini akan membutuhkan seorang wartawan yang sangat berani atau sangat bodoh untuk menentang pandangan-pandangan ini. Meskipun semua pembicaraan adalah mengenai kebebasan pers, kebanyakan wartawan hanya mengikuti aturan-aturan ideologis.
Menghilangkan Pendapat Jurnalistik dari Berita
Siapapun yang menulis tentang peristiwa-peristiwa itu akan menemukan bahwa pendapat-pendapat mereka tentang isu-isu itu muncul pada tulisan-tulisan mereka. Hal ini merupakan konsekuensi alami atas adanya pandangan-pandangan dan ide-ide atas sesuatu di dunia. Untuk dapat sepenuhnya menghargai berita dan untuk membangun opini Islam kita sendiri, maka perlu untuk mulai melihat berita-berita dengan cara yang benar.
Misalnya sebuah kisah tentang kebakaran yang terjadi di sebuah pabrik di suatu tempat dan respon yang diberikan oleh layanan darurat pemadam kebakaran atas hal itu dapat diambil sebagai informasi, karena tidak ada opini yang terkait dengan berita itu. Bahkan jika seorang wartawan merasa bahwa respon dari pemadam kebakaran bisa lebih cepat, maka semua hal ini tidak relevan sebagai satu-satunya informasi karena hal itu mengenai kebakaran itu .
Di sisi lain, terjadinya serangan bom di Lahore, Pakistan akan menghasilkan berita-berita dengan sudut pandang yang berbeda-beda, yang pada saat ini kebanyakan akan berkisar seputar menyalahkan kaum ‘militan Islam’ atas terjadinya serangan. Selanjutnya hal ini akan dilihat sebagai serangan tidak hanya atas rakyat Pakistan tetapi atas konsep demokrasi dan kebebasan. Semua ini akan dilakukan tanpa bukti yang nyata di lapangan. Ini adalah sebuah contoh bahwa pendapat lebih berharga daripada fakta sebenarnya yang diketahui, sebuah metode klasik yang digunakan oleh kalangan pers. Dengan pengulangan atas apa yang ‘mungkin’ bisa terjadi, hal itu menjadi sebuah kebenaran yang tidak bisa dipungkiri bahwa inilah yang ‘sesungguhnya’ terjadi. Terlebih lagi, pengulangan berita untuk jangka waktu yang panjang akan berarti bahwa apabila nanti seseorang mendengar lagi suatu ledakan di kota-kota lain di Pakistan, maka yang terpikir pertama adalah bahwa itu adalah serangan teroris walaupun sebenarnya hal itu terjadi dikarenakan kebocoran gas.
Oleh karena itu, penting untuk menghilangkan pendapat dari berita dan hanya mengambil fakta-faktanya, karena jika tidak demikian maka pemahaman atas peristiwa-peristiwa saat ini dapat dipengaruhi oleh sumber-sumber berita. Hal ini dapat menyebabkan orang-orang yang memberitakan informasi tentang kejadian-kejadian saat ini hanya demi latihan akademis.
Contoh terakhir yang terbaik dari bias pendapat dalam pelaporan berita adalah berita mengenai Revolusi Arab. Ketika peristiwa di Mesir mulai berkembang pada akhir Januari 2011, laporan-laporan awal dari kebanyakan saluran berita adalah terjadinya protes ‘Anti-Mubarak’, dan hal ini adalah pandangan yang didorong oleh sumber berita seperti Al-Jazeera, BBC dan New York Times.
Namun, ketika protes itu mulai menjadi matang dan jumlah orang-orang yang turun ke jalan-jalan meningkat, ada pergeseran tiba-tiba dari saluran-saluran berita dengan mengacu protes itu sebagai protes ‘pro-demokrasi’. Hampir dalam semalam semua saluran berita itu mengacu pada seruan bagi demokrasi gaya Barat di wilayah tersebut. Titik catatan atas hal ini bukanlah dari konspirasi oleh media, namun mereka hanya mencerminkan konteks yang diciptakan bagi mereka oleh para politisi Barat seperti Barak Obama yang mendukung protes itu dan menyerukan reformasi demokratis dalam mengatur agenda itu agar diikuti oleh media.
Tidak ada fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa rakyat lebih menyerukan demokrasi daripada ketika demonstrasi itu mulai terjadi lebih kurang seminggu sebelumnya. Jika ada alasan kenapa semakin banyak orang yang turun ke jalan-jalan dan dimana ratusan ribu orang berdoa di Tahrir Square maka jelaslah bahwa titik acuan bagi kebanyakan demonstran itu bukanlah liberalisme melainkan Islam. Berkembangnya demonstrasi pro-demokrasi berarti bahwa ketika pemberontakan itu sampai ke Libya, Yaman dan Suriah asumsi terbanyak yang otomatis adalah bahwa mereka juga ingin demokrasi, suatu asumsi yang didasarkan pada informasi dan bukan pada realitas.
Selama puncak protes di Yaman, banyak saluran berita utama menunjukkan gambar-gambar Sheikh Zindani dalam menangani protes besar di Shan’a selama demonstrasi pada hari Jumat. Jika Anda percaya cerita yang diberikan oleh para penyiar itu, maka itu adalah tindakan mengumpulkan orang-orang yang menyerukan demokrasi dan liberalisme. Namun, orang yang mengerti bahasa Arab dan benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan oleh Zindani akan menyadari bahwa dia menyerukan pelaksanaan Syariah dan Khilafah dengan mengutip hadits Nabi Muhammad SAW tentang kembalinya Khilafah.
Sumber-sumber Media Sebagai Alat Politik
Sebagian besar organisasi media utama memiliki beberapa jenis afiliasi politik yang mungkin dilakukan lewat pengaruh langsung melalui donasi ke berbagai partai politik seperti halnya Rupert Murdoch dan kelompok surat kabarnya. Namun, organisasi media lain dilobi oleh para politisi dan penasehat mereka untuk memberitakan kisah-kisah dan pendapat-pendapat tertentu. Propagandis Tony Blair, Alistair Campbell, terkenal karena tindakannya dalam melecehkan media hingga media itu menulis apa yang dia inginkan.
Di dunia Muslim, media tidak berbeda dengan Presiden dan para pemimpin yang secara teratur mengadakan pertemuan dengan para editor surat kabar besar dan menyebarkan ketakutan agar menghentikan berita mengenai protes-protes anti pemerintah. Tindakan ini adalah sesuatu hal yang dilakukan oleh Pervez Musharraf di Pakistan terutama setelah pemberian dukungan total atas serangan NATO di Afghanistan. Ketika taktik Musharraf dengan menemui wartawan gagal untuk memberikan hasil yang dia inginkan, dia cukup melarang siaran Geo TV di Pakistan.
Pembunuhan wartawan Pakistan, Saleem Shahzad, pada bulan Juni 2011 dikatakan bahwa itu disebabkan oleh laporannya tentang ekstremisme, sehingga dia dicap sebagai sebagai korban dari para ekstrimis yang dia beritakan. Namun, pada kenyataannya pembunuhan atasnya adalah bermotif politik dan suatu sinyal bagi semua wartawan Pakistan yang berani mempertanyakan atau mengungkap kebobrokan pemerintah. Para wartawan itu menunjukkan dukungan atau simpati mereka atas pandangan yang berada di luar norma yang dapat diterima yang ditargetkan oleh para agen rahasia di dunia Muslim.
Penangkapan yang baru-baru ini dilakukan, penyiksaan dan pemenjaraan atas para wartawan Tajikistan, Urunboy Usmonov, karena laporannya atas kelompok Islam Hizbut Tahrir menunjukkan tingginya tingkat pelecehan bahwa wartawan harus ikut menderita hanya karena melaporkan apa yang terjadi di masyarakat di lingkungan mereka. Sementara di Barat, yang merupakan rumah bagi wartawan media yang bebas untuk mengungkapkan sesuatu bagi pandangan-pandangan yang menguntungkan, di bagian dunia yang lain mereka dilecehkan dan disiksa untuk membuat para wartawan itu diam.
Selain pengaruh ini, beberapa organisasi media digunakan sebagai alat untuk menyebarkan suatu agenda politik tertentu dari pemerintah. Secara tradisi, Dunia Barat telah menggunakan organisasi-organisasi seperti BBC dan CNN untuk menyebarkan pandangan politik dan ideologi mereka kepada dunia. Jika keberadaan McDonalds melambangkan adanya kebijakan pasar bebas, maka keberadaan CNN di sebuah negara berarti bahwa nilai-nilai Barat seperti liberalisme dapat dengan mudah menyebar dan berkembang di negeri muslim Muslim. Hal ini sepertinya tidak berbahaya bagi sebagian orang dan sebuah tanda kemajuan bagi sebagian orang lain tapi media itu membantu membentuk masa depan politik, sosial, ekonomi dan intelektual dari seluruh bangsa.
Kemudahan diperolehnya saluran satelit baru berarti bahwa berbagai negara bisa menyebarkan pandangan-pandangan mereka kepada audiens yang luas di seluruh dunia. Saluran-saluran berita seperti Press TV (Iran), Al-Jazeera, Russia Today (RT) dan berbagai saluran China sekarang sudah meng-global. Cara bagaimana saluran-saluran itu mendiskusikan dan memperdebatkan isu-isu tertentu secara langsung berkorelasi dengan kebijakan luar negeri dari negara-negara yang mereka wakili.
Saluran berita Press TV Iran telah menjadi satu-satunya saluran berita yang tidak menutupi pemberontakan yang terjadi Suriah seperti cara yang dilakukannya ketika mereka menutupi aksi-aksi protes lainnya. Bahkan saluran itu telah melangkah lebih jauh dalam menjalankan kisah-kisah yang langsung mendukung rezim Assad. Hal ini sejalan dengan kebijakan luar negeri Iran yang mendukung Suriah karena link Syiah yang mereka miliki.
Demikian juga dengan RT (Russia Today) yang telah mendorong agenda anti-Amerika pada seluruh operasi yang dilakukan di Libya oleh NATO dan lagi dan lagi menyoroti penggunaan gas air mata buatan Amerika dalam protes baru-baru ini di Mesir. Sikap anti-Amerika ini telah juga telah disebarkan oleh saluran Berita Cina (CCTV). Rusia dan Cina adalah di antara saingan-saingan Amerika secara politik dan ekonomi di dunia. Oleh karena itu wajar bagi saluran-saluran berita mereka untuk secara efektif melemahkan kebijakan Amerika di dunia.
Hal seperti bias politik ini tidak hanya ditunjukkan oleh saluran-saluran yang kurang dikenal tetapi juga oleh saluran-saluran berita seperti BBC dan Al-Jazeera yang merupakan perpanjangan dari BBC lama berbahasa Arab di Qatar. Selama terjadinya pemberontakan di Mesir, Mohamed ElBaradei, mantan kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), disebut-sebut oleh BBC dan Al-Jazeera sebagai penyelamat Mesir. Kedatangannya ke segelintir pendukungnya di Tahrir Square dielu-elukan sebagai tonggak perubahan sejarah bagi Mesir. ElBaradei yang sangat dipengaruhi oleh Eropa dan Inggris merupakan seorang sekutu alami bagi BBC dan Al-Jazeera.
Namun, bagi Amerika dia dipandang sebagai pembuat masalah dikarenakan pandangannya yang berbeda mengenai kebijakan nuklir Iran sewaktu dia menjabat sebagai kepala IAEA. Jadi, CNN menghabiskan sebagian besar liputannya dengan melaporkan kedatangannya ke Mesir dengan mempertanyakan keabsahan pencalonannya. Pada saat yang sama ketika Al-Jazeera juga mempromosikan validitas ElBaradei, CNN menggunakan para ahlinya yang meragukan kemampuan ElBaradei untuk menjalankan pemerintahan
Merumuskan Suatu Pendapat Islam pada Berita
Memahami berita dan merumuskan sebuah pendapat tentang apa yang terjadi di dunia di sekitar kita adalah sesuatu yang dapat dengan mudah dilakukan, seandainya kita memahami opini ideologis, bias politik dan konteks saat ini. Semua tindakan ini hanyalah sekadar pra-indikator atas tujuan nyata dalam mengejar berita yakni untuk membangun suatu opini Islam di dunia di mana kita hidup.
Sebagaimana Islam diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatasi realitas pada zamanya, maka Islam dapat pula mengatasi dunia tempat kita hidup pada hari ini. Memahami dan menciptakan pendapat Islam tentang isu-isu pada saat in adalah bagian yang mendasar dari dakwah Islam kepada dunia.
Sebuah contohnya adalah ikut campurnya Barat di dunia Muslim dan reaksi dari para penguasanya. Dengan hanya memeriksa fakta-fakta yang ada, jelas bahwa serangan NATO di pos-pos perbatasan Pakistan tidak lebih dari suatu tindakan perang. Tidak ada istilah politik lainnya yang dapat digunakan untuk menjelaskan tindakan ini. Media akan membuat Anda percaya bahwa tindakan penutupan pangkalan udara Shamsi dan pemblokiran garis pasokan NATO merupakan tindakan pembangkangan yang besar terhadap hegemoni Amerika. Namun, menghapus bias politik media dan memahami dan menerapkan pandangan-pandangan Islam tentang hal itu adalah jelas bahwa Islam mewajibkan penguasa untuk memutuskan semua hubungan dengan Amerika. Termasuk mengusir semua agen CIA dan para diplomat, mengakhiri semua hubungan ekonomi dan militer.
Pendapat ini hanya dapat dicapai dengan melihat melalui media dan menerapkan pemahaman Islam atas peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini. Hal ini tidak hanya terjadi pada masalah-masalah politik tetapi juga masalah-masalah sosial. Baru-baru ini, Channel Dawn, sebuah TV Pakistan (seperti surat kabar) memuat berita tentang pekerja seks di Karachi dan penyebaran penyakit seksual menular, dan solusi yang mereka tawarkan atas masalah itu adalah kontrasepsi dan pendidikan yang lebih baik atas para pekerja seks itu mengenai penyakit seksual menular, sebuah solusi yang didorong oleh ideologi barat dan bukan berasal dari Islam.
Melihat berita dengan cara yang benar berarti bahwa kita memahami masalah prostitusi di Pakistan merupakan konsekuensi dari tidak diterapkannya sistem Islam dan bukan karena apa yang orang inginkan. Solusinya bukanlah pendidikan yang lebih baik, tetapi dengan melarang adanya transaksi seperti itu sebagai sesuatu yang haram, bersama dengan dihapuskannya kemiskinan yang menyebabkan para wanita menjual diri kemudian diikuti dengan hukuman bagi orang-orang yang melakukan tindakan seperti itu.
Islam adalah unik dalam kemampuannya untuk mengatasi semua masalah pada setiap waktu, dan kemampuan ini hanya dapat benar-benar ditunjukkan kepada masyarakat di sekitar kita jika kita memahami isu-isu kontemporer.
Sumber :www.khilafah.com
subhanaLlah…