Pangan RI Bergantung Pada Asing

PETANI kembali turun ke jalan. Pada pertengahan pekan lalu, sekitar seribu petani tebu dari berbagai daerah meninggalkan ladang mereka untuk berunjuk rasa. Persoalan impor gula memicu kemarahan mereka.

Menurut para petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), masuknya gula putih impor dan gula rafinasi ke pasar konsumsi membuat harga gula produksi lokal tertekan dan sulit terjual.

Unjuk rasa yang dilakukan petani tebu bukan yang pertama kali dilakukan para pencocok tanam. Sebelumnya, para petani kentang juga menggelar aksi serupa.

Mereka menuntut pemerintah agar menghentikan impor kentang. Selain itu, para petani meminta pemerintah untuk menjaga stabilitas harga.

Masalah impor pangan di Indonesia memang masuk tahap mengkhawatirkan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai impor sejumlah komoditas pangan meningkat pesat sepanjang Januari-September 2011. Komoditas itu antara lain gandum-ganduman, gula, telur, garam, sayur, dan buah-buahan (lihat grafik).

Tekad 2014

Setelah melihat fakta itu, tak berlebihan jika dikatakan sektor pangan Indonesia mulai bergantung pada asing. “Untuk saat ini, benar sekali jika disebut nasib perut kita di tangan asing,” kata Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini, kemarin.

Benny menilai pemerintah gemar mengimpor pangan lantaran itu cara termudah untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. “Impor karena (untuk) ketersediaan pangan kita selama ini, (pemerintah) mencari jalan pintas dengan impor. Seharusnya pemerintah memiliki <i>grand strategy pembangunan pertanian untuk meningkatkan produksi dan kualitas. Selama ini hal itu (peningkatan produksi) tidak tecermin dalam program yang dilakukan pemerintah,” jelas Benny lagi.

Dalam menanggapi itu, Menteri Pertanian Suswono mengatakan kedaulatan pangan di Indonesia merupakan salah satu prioritas pemerintah. Pemerintah bersama DPR akan membahas Undang-Undang Pangan guna mewujudkan kedaulatan pangan itu.

“Negeri kita kaya raya, sumber daya alamnya sangat subur luar biasa. Oleh karena itu, butuh kebersamaan untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia. Inilah tekad yang harus diwujudkan hingga 2014,” ujarnya. (mediaindonesia.com, 19/12/2011)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*