HTI Press. Pelaksanaan HIP ke-8 kali ini dihadiri hampir seratus peserta. Pada pemaparan materi pertama yang disampaikan secara lugas & jelas oleh ust. Abdurrouf diawali dengan contoh-contoh bentuk penjajahan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan di bidang militer. Contoh yang dipaparkan salah satu di antaranya dalam bidang militer yaitu pemerintah AS menghibahkan sejumlah pesawat F-16 kepada pemerintah Indonesia, namun dibalik itu semua ada muatan politis yaitu agar kemampuan militer Indonesia dalam pantauan AS. Pesawat yang diberikan pun bekas pakai dengan masa pakai sekitar 5 tahun lagi, itupun diperlukan proses upgrading pesawat dengan biaya yang hampir sama dengan membeli pesawat baru bila ingin mendapatkan kemampuan pesawat yang mumpuni. Disampaikan juga bahwa Kapitalisme mengidap penyakit bawaan sejak lahir, yang berarti memang sudah rusak sejak kelahirannya.
Adapun pembicara kedua ust.Abu Zaid memaparkan tentang urgensi hijrah meninggalkan Sistem Kapitalisme & islam sebagai solusi atas berbagai masalah saat ini.
Dalam sesi tanya jawab disambut dengan antusias beberapa penanya, diantaranya Dimas (mahasiswa UNSOED), Bp.Ahmad (asal Kalibogor), hingga Bp.Ali (asal Cilongok). Beberapa hal yang ditanyakan penanya diantaranya tentang bagaimana memutus lingkaran setan masalah/kerusakan saat ini? Yang dijawab tegas oleh ust.Rouf yaitu dengan menghapus hegemoni kapitalisme.
Yang menarik dalam jawaban yang disampaikan ust.Abu Zaid dalam menanggapi anggapan bahwa bagaimana nilai jahiliyah dari kapitalisme? Bliau menjawab dengan menyatakan “Dasar Kapitalisme, bikin susah! Apa-apa ditarik pajak, harga kebutuhan pokok terus naik & sering langka di pasaran”. Beliau menambahkan mengenai penjagaan sistem kapitalisme yang dilakukan pemerintahan kita. Pemerintah mempersilahkan pembangunan masjid besar, acara-acara keislaman sekala besar, asal jangan menyinggung politik pemerintah saat ini. Contoh lain, prestasi kota tempat tinggal beliau yaitu pemda terkorup ke-2 seindonesia, padahal Walikotanya dari partai Islam & wakil walikotanya menjabat sekretaris MUI. Yang jadi masalah bukan orangnya, tetapi sistem kapitalisme itulah sumber masalahnya.
Terakhir tanggapan beliau ditutup dengan menyalahkan anggapan masyarakat tentang “bila ingin memulai sesuatu, mulailah dari yang kecil”; beliau mengambil permisalan, kalo bangun rumah tidak akan bisa dimulai dengan hal kecil seperti ngecat tembok dulu, sebab apa yang mau dicat? lha wong temboknya belum ada..! kalo bangun rumah ya dimulai dengan hal besar yaitu pondasinya dulu, dst. Bangun Negara bisa dimulai dengan hal besar seperti penerapan Syariah & Khilafah.[]HTI-Bms
Berikut ini foto-foto antusias peserta.
Assalamu’alaikum:
Maju terus dan bersemangat terus dakwah di Purwokerto untuk warga Banyumas, Allohu akbar.
Assalamu’alaikum,
Maju terus dan semangat terus dakwah di Purwokerto, untuk warga Banyumas