’Ulama Kota Bandung Bicara Syariah dan Khilafah

HTI-Press. “Mengapa harus Syariah dan Khilafah? Jawabannya karena akidah kita mengharuskan untuk taat. Muslim sejati adalah yang ketika diseru, sami’na wa atha’na.” Demikian muqaddimah yang disampaikan Jubir Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto, saat presentasi di hadapan para ulama’ kota Bandung dalam Daurah Ulama dan Kyai Kota Bandung yang diselenggarakan DPD II HTI kota Bandung di Aula ICMI Orwil Jabar jalan Cikutra No. 276, Sabtu (23/08).

Acara yang dihadiri tidak kurang dari 80 orang ulama’ dan kyai dari berbagai latar belakang tersebut mengambil tema ‘Optimalisasi Peran Ulama’ dan Kyai untuk Tegaknya Syariah dan Khilafah. Para ulama secara umum sepakat perlunya kembali pada syariah dengan tegaknya Khilafah. Hal itu terlihat dari quesioner yang mereka isi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Pada sesi diskusi, peserta memberikan apresiasi yang positif atas acara daurah tersebut. Mereka sangat berharap kepada HTI untuk terus berjuangan menegakkan syariah di Indonesia. ”Para ’ulama perlu dibekali pemahaman politik…” demikian tutur KH Ayub Sholihin, Ketua Dewan Penasehat FPI Kota Bandung.

Lebih dari itu, KH. Ahmad Rifa’i pendiri Ponpes Miftahul Khair menanyakan mengapa potensi umat yang begitu besar belum bisa dimanfaatkan untuk menegakkan khilafah. “Kita harus yakin Islam akan tegak dan kita harus menjadi pelaku penegakkan syariah” dengan semangat Ust. Ahmad Syarifudin wakil dari Pesantren Cicendo meyakinkan peserta yang lain.

Di sela-sela diskusi yang semakin bersemangat, Jubir HTI menegaskan syariah bukan hanya konsekuensi akidah, melainkan juga jawaban pasti atas semua permasalahan yang dihadapi oleh umat sekarang ini. Menurut Ust. Ismail, krisis yang terjadi di Indonesia adalah peringatan kepada umat agar ruju’ ilal haq. Oleh karena itulah, masih menurut Ismail, HTI tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan syariah karena pangkal masalahnya adalah diterapkannya sistem yang sekular.

HTI juga menyadari bahwa tegaknya Syariah oleh negara akan menyempurnakan kewajiban individu dan kelompok. Terakhir, Jubir HTI, mengingatkan sekaligus berharap kepada para ulama yang hadir dan mengingatkan bahwa tokoh masyarakat dan ulama adalah salah satu kunci kekuatan dalam membangun kekuatan politik umat. Berharap kepada para ulama agar bersama menyatukan langkah bersama Hizbut Tahrir dalam menegakkan syariah dan khilafah.

Semoga daurah tersebut memberikan kontribusi bagi umat. Seperti yang digambarkan oleh Syeikh Ali Bin Haj Ulama terkemuka FIS Aljazair, dalam kitabnya Fashlul Kalam fii Muwajahati Dzulmil Hukkam, bahwa aktifitas nyata politik ulama adalah pertama, ulama’ yang memadukan ilmu dan amal. Yaitu  ulama’ yang  connected antara ilmu yang dia  kuasai dengan aktifitas yang dia lakukan. Kedua, selalu membela dan memperjuangkan hak-hak umat. Inilah sosok ulama’ yang dirindukan umat. Ulama yang melaksanan izalah al-munkarat ketika menyaksikan kemunkaran, dan secara kolektif berada di garda terdepan  bersama-sama dengan kaum muslimin yang lain melaksanakan aktifitas dakwah kepada Islam dan syariahnya dengan dakwah isti’naf al-hayah al-Islamiyyah biiqamati daulah al-khilafah, serta amar makruf nahi munkar, utamanya muhasabah lil hukkam…  (li bandung)

2 comments

  1. Ahmed Husham

    selamat atas suksesnya daurah ulama kota bandung…semoga kota bandung semakin hijau dengan ulama2 yang menyerukan syariah dan khilafah..

  2. iman ti bandung

    Bandung
    geura Tarung
    dakwah isti’naf al-hayah al-Islamiyyah biiqamati daulah al-khilafah///

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*