HTI Press. Di penghujung akhir tahun ini, tepatnya hari Ahad tanggal 25 Desember 2011, DPC Hizbut Tahrir Kecamatan Banjaran Kab. Bandung menyelenggarakan Halaqoh Islam dan Peradaban yang bertempat di mesjid Agung Banjaran. Acara ini rutin diselenggarakan setiap satu bulan sekali dengan tema dan pembicara yang berbeda-beda tiap bulannya.
Pada Halaqoh Islam dan Peradaban edisi ke-4 ini DPC HTI Kecamatan Banjaran mengambil tema: “Refleksi Akhir Tahun menyongsong Tegaknya Syariah dan Khilafah”, dengan menghadirkan empat pembicara sekaligus, yaitu: 1). Ust. Muchtar Nasier (Ulama Pemerhati Pendidikan Umat), 2). dr. Atim Sudigdjo (Praktisi Kesehatan), 3). Ust. Umar Fadilah MM (Pengusaha Muslim Sukses), 4). Ust. Luthfi Afandi SH (Humas HTI Jabar).
Pemateri Pertama, yaitu Ust. Muchtar Nasier beliau membeberkan tentang fakta pendidikan di Indonesia saat ini yang mahal dan tidak menghasilkan siswa-siswa yang berkepribadian Islam. Bahkan sebaliknya pendidikan sekuler hanya menghasilkan individu-individu yang materialistik dan berakhlaq buruk. Disamping itu beliau juga menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tidak memperhatikan kesejahteraan para pendidik.
Sementara itu pemateri Kedua, dr. Atim Sudigdjo selaku praktisi kesehatan beliau memaparkan bahwa sistem kesehatan saat ini tidak memihak pada orang miskin, dengan gayanya yang cukup menghibur, beliau memperlihatkan salah satu slide bergambar seorang dokter yang memeriksa kantong calon pasiennya untuk memastikan apakah si pasien orang kaya atau orang miskin.
Sedangkan pemateri Ketiga, Ust. Umar Fadilah adalah salah seorang pengusaha Muslim yang sukses beliau mengajak para hadirin yang berprofesi sebagai pengusaha untuk turut mendukung dan ambil peran dalam perjuangang penegakan Syari`ah dan Khilafah. Selanjutnya beliau juga mengundang para pengusaha Muslim untuk menghadiri acara Muslim Entrepreneur Forum 2012 yang akan diselenggarakan pada hari Kamis, 26 Januari di Gedung Smesco Jakarta.
Pemateri Terakhir, Ust. Luthfi Afandi SH menjelaskan kebobrokan sistem hukum buatan manusia yang diterapkan di Indonesia saat ini yaitu sistem Demokrasi. Menurut beliau sistem hukum saat ini bagaikan sebilah pisau yang tajam dibagian bawahnya tetapi tumpul diatasnya. Artinya, ketika orang miskin yang melakukan pencurian maka ia akan terkena hukuman. Tetapi jika orang kaya atau pejabat yang korupsi malah dibiarkan bebas berkeliaran.
Peserta yang hadir dalam acara ini selain dari masyarakat Kecamatan Banjaran juga hadir pula peserta dari Kecamatan Balendah, Soreang, Pameungpeuk, Arjasari bahkan Masyarakat Pangalenganpun turut serta hadir ke acara Halaqoh Islam dan Peradaban ini.
Pemaparan materi yang berlangsung dari pukul 12.30 ini berlangsung cukup menarik karena deselingi oleh beberapa film dokumenter yang menggambarkan fakta kesengsaraan Kaum Muslimin saat ini. Dari berbagai penjelasan yang disampaikan oleh para pembicara, dapat ditarik benang merah bahwa permasalahan multidimensi yang terjadi di Indonesia bahkan di dunia adalah karena tidak diterapkannya Syari`ah Islam dalam bingkai Khilafah. Akhirnya menjelang shalat Ashar acarapun ditutup. (Tim Humas HTI Banjaran, Anis Yunus)