Polisi Israel menyerang sekelompok orang Yahudi yang mengadakan kampanye dalam rangka menuntut pemisahan di antara dua jenis kelamin, serta menuntut kaum wanita agar memakai pakaian agama yang sopan.
Bahkan di lingkungan orang-orang Yahudi religius dipasang berbagai spanduk yang menyerukan kaum wanita untuk “sopan” dalam berpakaian. Ini artinya, menurut ajaran kaum Yahudi yang religius, pakaian wanita harus dengan lengan panjang dan rok yang menutupi kaki.
Sumber-sumber pers Israel menyebutkan bahwa polisi menyerang para peserta kampanye, dan beberapa wartawan yang berusaha untuk meliput peristiwa karena takut terhadap interaksi massa dengan kampanye itu.
Sumber-sumber itu menambahkan bahwa “Para pengawas kota yang bekerja di jalanan melakukan pembersihan semua spanduk. Sementara polisi memperkuat pasukan mereka di Beit Semes untuk membubarkan kampanye kaum religius Yahudi itu.
Serangan polisi Israel ini dilakukan terhadap para peserta kampanye setelah serangkaian seruan di Israel bagi para wanita untuk duduk di bagian belakang bus di lingkungan religius atau turun dari bus.
Para aktivis pembela hak-hak perempuan berpendapat bahwa sekitar 10 persen orang Yahudi dari total penduduk Israel telah menjadi “kaum ekstrimis”, bahkan dalam kasus ini jumlahnya terus bertambah, sehingga menciptakan ancaman bagi kaum perempuan, katanya.
Surat kabar “Haaretz” dalam editorial edisi hari Senin mengatakan bahwa seruan kesopanan bagi perempuan dengan alasan agama “telah keluar dari kontrol.” Dikatakan bahwa perempuan juga dilarang memegang posisi tinggi dalam militer “karena penolakan dari sekelompok perwira dan tentara yang religius.” (islamtoday.net, 28/12/2011)