Konflik sengketa lahan kerap terjadi di sejumlah daerah belakangan ini. Para petani yang dibenturkan dengan pihak perusahaan kerap dirugikan karena banyak lahan mereka dicaplok perusahaan-perusahaan kapitalis.
Berbagai upaya dilakukan para petani demi mempertahankan lahan mereka, salah satunya yang dilakukan puluhan petani yang tergabung dalam Serikat Tani Nasional.
Gedung DPR RI mereka jadikan tempat untuk berkeluh kesah atas hak-hak mereka yang dirampas perusahaan tak bertanggung jawab.
Di depan gedung wakil rakyat itu, para petani juga merayakan malam pergantian tahun bersama. Terbesit banyak harapan di benak mereka dalam aksi tersebut.
Kamil, petani asal Pulau Padang, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau ini berharap di tahun 2012 kehidupannya lebih baik dari sebelumnya.
“Mudah-mudahan hidup saya lebih baik di tahun mendatang,” ujar Kamil di depan gedung DPR, Jakarta, Sabtu (31/12/2011).
Tidak hanya itu, di tahun mendatang Kamil juga mengharapkan PT RAPP, perusahaan kertas yang selama ini mengambil haknya untuk hidup, segera angkat kaki dari Pulau Padang.
“Harapan kami, perusahan RAPP angkat kaki. Kami selama ini, perusahaan itu tak ada, tetap sejahtera,”jelas Kamil.
Kehadiran PT RAPP, kata Kamil, sangat merugikan dirinya, keluarga dan ratusan petani lain. Betapa tidak, daerah gambut yang selama ini menjadi sumber penghasilan para petani, dengan seenaknya dicaplok begitu saja oleh perusahaan tanpa ada kompensasi yang jelas.
“Lahan diambil, kami makan dari mana, hidup dari mana,” keluh Kamil.
Uluran tangan pemerintah pun sangat ditunggu Kamil. Dengan mimik wajah penuh pengharapan, ia berharap ada modal yang dikucurkan bagi petani seperti dirinya.
“Bantulah masyarakat ini, bantulah kelompok tani, biar makmur untuk pertanian karet, sawit, atau perikanan,” jelasnya.
Lalu apa harapan Kamil kepada Presiden SBY di tahun 2012? petani sawit ini rupanya sudah hilang asa kepada SBY.
Dirinya sudah tidak percaya lagi kepada Kepala Negara yang diusung Partai Demokrat tersebut.
“Enggak percaya lagi sama SBY, korupsi tidak pernah tuntas, pengangguran tidak pernah tuntas sekian tahun, petani selalu kekurangan,” jelasnya.
Kegeraman kepada SBY juga keluar dari mulut petani asal Riau bernama Sari Dewi. Pria tua ini mengaku sudah tidak ada yang bisa diharapkan dari Presiden SBY dan antek-anteknya.
“Pak SBY, dengarlah sekali teriakan kami, jangan kau tuli,” pungkasnya.
(Tribunnews.com – Sabtu, 31 Desember 2011 21:13 WIB)