Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat jumlah penduduk miskin di pedesaan di provinsi tersebut hingga September 2011 730.890 orang atau bertambah 0,14 persen dibandingkan posisi Maret tahun yang sama hanya 718.780 orang.
Kepala BPS Aceh Syech Suhaimi di Banda Aceh, Senin (2/3) mengatakan kenaikan angka tersebut menyusul meningkatnya harga komoditas makanan dan non makanan yang dikonsumsi masyarakat. “Laju inflasi yang terjadi di setiap daerah juga akan mempengaruhi tingkat kemampuan masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan,” katanya.
Menurut dia, angka kemiskinan yang terjadi di pedesaan di provinsi paling ujung barat Indonesia itu mengalamai peningkatan, sementara di perkotaan menurun 0,66 persen. “Artinya, banyak masyarakat yang ada di gampong-gampong belum sejahtera karena hidup di bawah garis kemiskinan,” katanya.
Garis kemiskinan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita perhari. Paket kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi diantaranya seperti padi-padian dan umbi-umbian.
Meski berbagai program yang dikucurkan pemerintah setempat untuk peningkatan ekonomi, namun berdasarkan data statistik hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) angka penduduk miskin di gampong/desa yang ada di Provinsi Aceh mengalami peningkatan.
Ia mengatakan, meski terjadi peningkatan angka pada penduduk miskin di gamppong, namun secara keseluruhan persentase penduduk miskin di provinsi Aceh turun 0,09 persen yakni dari 19,57 persen pada Maret menjadi 19,48 pada September 2011.(tempo.co, 3/1/2012)