Pejabat Iran menuding Amerika Serikat (AS) dan Israel berada di belakang pembunuhan pakar nuklir Iran. Media setempat, Rabu (11/1), melaporkan Mostafa Ahmadi-Roshan, anggota staf instalasi pengayaan uranium Iran di Natanz, dibunuh dalam satu serangan bom di Jalan Gol Nabi, dekat lapangan Ketabi, Teheran utara, Rabu pagi.
Wakil I Presiden Iran, Mohammad-Reza Rahimi, mengatakan agen Israel adalah pelaku pembunuhan Ahmadi-Roshan, demikian laporan kantor berita resmi Iran, IRNA seperti dilansir Antara, Kamis (12/1). “Musuh mesti tahu mereka takkan bisa menghentikan kemajuan ilmu pengetahuan Iran dengan tindakan teroris semacam itu,” kata Rahim.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast pada hari yang sama mengatakan pembunuhan ilmuwan nuklir negeri tersebut adalah petunjuk mengenai berlanjutnya aksi teroris tak manusiawi oleh Israel dengan dukungan negara tertentu Barat, terutama AS. Tujuannya adalah untuk mencegah kegiatan nuklir damai Republik Islam, kata salah satu kantor berita di Iran, Fars.
Mehmanparast, sebagaimana dikutip Xinhua, mengatakan Iran akan menuntut pembunuh Ahmadi-Roshan melalui jalur internasional.
Pejabat Komisi Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional di Majelis Iran, Kazem Jalali, juga menuding bahwa pembunuhan itu adalah salah satu aksi dari dinas intelijen Israel dan AS. Jalali mengatakan, pengalaman sebelumnya menunjukkan aksi teroris, seperti pembunuhan Ahmadi-Roshan adalah pekerjaan agen intelijen kedua negara itu.
Iran telah menuduh Israel membunuh beberapa ilmuwan nuklirnya, dan juga menuding AS berada di belakang aksi teror terhadap para ilmuwan Iran. Barat mencurigai pengayaan uranium Iran mungkin dimaksudkan untuk membuat senjata nuklir. Iran membantah tuduhan tersebut dan menyatakan program nuklirnya semata-mata bertujuan damai. (republika.co.id, 12/1/2012)