Harga pangan turun tajam bulan Desember lalu. Namun, badan PBB mengatakan secara umum harga pangan tetap tinggi tahun 2011 lalu. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB atau FAO mengatakan harga pangan cenderung tidak menentu pada tahun 2012.
Ekonom senior FAO, Abdolreza Abbassian mengatakan Indeks Harga Pangan jatuh hampir 2.5 persen sejak bulan November lalu.
Ia mengatakan, “Bulan Desember adalah kelanjutan dari kecendrungan turunnya harga dalam 5 atau 6 bulan terakhir, yang merupakan akibat naiknya jumlah produksi pangan. Menurut saya secara signifikan, ketakutan akan resesi, memburuknya ekonomi global dan meningkatnya nilai dolar, berpengaruh kuat atas harga komoditi di pasar internasional.
Indeks Harga Pangan FAO mencatat harga 55 komoditi di pasar internasional. Abbassian mengatakan turunnya harga bulan lalu tidak bisa dianggap serius. “Bagi konsumen di negara pengimpor, tentu saja, turunnya harga adalah kemajuan yang disambut baik. Tapi kita perlu menempatkan ini dalam perspektif. Menempatkan ini dalam perspektif berarti bahwa banyak negara-negara miskin atau negara berkembang harus membayar impor pangan dengan dolar Amerika. Dan nilai dolar yang menguat sedikit itu tergantung pada mata uang yang mana dan negara mana. Tapi secara umum dolar sudah menguat. Dan hingga batas tertentu, ini bisa mengurangi keuntungan yang diterima dari membayar harga yang lebih rendah,” ujar Abassian.
Turunnya harga itu dipicu oleh turunnya harga sereal, gula dan minyak, yang sebagian besar disebabkan panen yang baik tahun 2011. Tapi Abbassian mengatakan penurunan itu secara umum sedikit. Nilai rata-rata pangan tahun lalu sedikit lebih tinggi dari tahun 2008 ketika terjadi krisis pangan dan yang tertinggi sejak tahun 1990 ketika penghitungan Indeks Harga Pangan dimulai, yag disesuaikan dengan inflasi.
Abassian mengatakan, “Penurunan harga berapa saja baik dari perspektif tersebut. Tetapi orang harus berhati-hati menyambutnya. Hal itu tidak akan memiliki dampak yang signifikan, terutama dalam menolong berbagai negara mengatasi tingginya harga pangan, terutama pada masa tingginya ketidakpastian atas harga BBM. Banyak dari negara-negara ini yang juga pengimpor energi dan BBM.”
Jadi apa dampak harga tahun 2011 terhadap 2012? Ekonom dari FAO itu tidak membuat perkiraan resmi.
Dia mengungkapkan pandangan pribadinya bahwa tidak akan ada penurunan harga pangan yang signifikan tahun ini. Dia mengatakan akan mengetahui lebih banyak pada bulan Maret dan April mendatang ketika perkiraan harga pangan keluar. Meskipun begitu, Abbassian mengatakan, dia tidak memperkirakan terjadinya krisis pangan seperti yang terjadi tahun 2007/2008 silam. (voanews.com,12/1/2012)