Sumber di Knesset Israel mengungkapkan bahwa Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas “Abu Mazen” takut nasib pendahulunya Presiden Yasser Arafat menimpa juga pada dirinya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk meninggalkan Ramallah, dan akan mengendalikan semua urusan dari luar.
Surat kabar “Alkhaleej” mengutip dari anggota Knesset yang mengatakan bahwa ia dekat dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas, di mana Abbas yakin akan sia-sianya melakukan perundingan dengan Israel, terutama setelah pengalaman pertemuan baru-baru ini di Amman.
Ia menambahkan: “Abbas percaya bahwa Israel hanya mempermainkan waktu dan tidak pernah berniat untuk mencapai solusi dengan Palestina, meskipun ia mengarah pada pilihan damai.” Dikatakan bahwa ia sebelumnya telah mengumumkan beberapa kali tentang kemungkinan pendeklarasian sejumlah keputusan penting setelah 26 bulan.
Sumber tidak menjelaskan apakah Abu Mazen akan mengumumkan solusi tentang otoritas. Namun dipastikan bahwa ia tidak mungkin melanjutkan kehidupan politik dengan cara ini, terutama otoritas yang sedang menghadapi krisis ekonomi dan kebuntuan politik yang parah.
Awal pekan lalu, Abbas menerima pemberitahuan dari otoritas pendudukan tentang penarikan kartu khusus dari sejumlah tokoh senior yang memberinya kebebasan melakukan reaksi. Dan digantikan dengan surat izin sementara untuk melakukan reaksi yang berlaku hanya dua bulan saja. Setelah TV Channel Israel “Al-Asyir” mengungkap masalah ini, pendudukan menarik kembali dengan mengatakan bahwa telah terjadi kesalahan yang tidak disengaja.
Sumber itu menjelaskan bahwa operasi ini, di samping operasi-operasi provokasi yang terus dilakukan oleh pemerintah Israel, dan kegagalan tekanan terhadap entitas, benar-benar telah mendorong Abbas untuk berfikir tentang keharusan meninggalkan negara bersama keluarganya karena takut skenario terhadap Presiden Arafat terulang kembali dan menimpa dirinya (islamtoday.net, 21/1/2012).