HTI Press. “Media Umat kok suka menjelek-jelekan pemerintah?” tanya salah satu pembaca yang hadir dalam bedah Tabloid Media Umat, Ahad (29/1) di Masjid Al Ittihad Komplek Bukit Permai Cibubur, Jakarta Timur.
“Yang dilakukan Media Umat bukan menjelek-jelekan tetapi memberitahukan ada kejelekan!” sanggah Ustadz Rokhmat S Labib, Pengasuh Rubrik Telaah Wahyu Media Umat.
Kalau menjelek-jelekan itu artinya, tidak jelek tetapi diberitakan jelek. Media Umat memberitakan ada kejelekan tujuannya untuk memberitahu pembaca bahwa penyelenggara pemerintah yang dimaksud memang tidak layak untuk menjadi pemimpin.
Rokhmat pun menyebutkan bahwa menyebut kejelekan pemimpin dzalim itu sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan Allah SWT dalam Alquran Surat Al Lahab mengutuk Abu Lahab dan kutukan itu dibacakan pula oleh Rasulullah SAW dan para shahabat di tengah-tengah masyarakat.
“Ini adalah ayat yang memblejeti bahwa Abu Lahab adalah tokoh yang tidak layak diikut!” pekiknya sambil membacakan surat tersebut yang artinya” (1) Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.(2) Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang dia usahakan.(3) Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. (4) Dan begitu pula isterinya, pembawa kayu bakar. (5) Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Ustadz Hari Moekti, Dewan Penasehat Media Umat, menambahkan bahwa kejelekan orang fasik yang menjadi pemimpin itu harus diberitahukan. Tetapi pembaca Media Umat itu terkadang tidak tahu bahwa pemimpin tersebut fasik, sehingga menyangka Media Umat menjelek-jelekkan.
“Orang fasik merasa nyaman dengan kekufuran, demokrasi itu sistem kufur,orang fasik merasa nyaman dengan demokrasi, maka Media Umat beritakan!” ungkapnya dihadapan sekitar 750 peserta yang memadati masjid hingga halaman.
Acara yang dipandu oleh Farid Wadjdi (Pemimpin Redaksi Media Umat) tersebut menghadirkan pula pembicara lainnya yakni Prof Dr Fahmi Amhar (Pengasuh Rubrik Mercusuar), Ustadzah Irena Handono (Pengasuh Rubrik Kristologi) dan Dra (Psi) Zulia Ilmawati (Pengasuh Rubrik Konsultasi).[] joko prasetyo
Subhanallah…mantab, lanjutkan Tarling Media Umat
Memang, kebenaran itu haruslah ditegakkan secara lantang. Jangan mau dikendalikan dengan keadaan, tapi kita harus bisa mengendalikan keadaa.
Salam,
aneh, khok ada sj umat kena tipu calon penguasa dzalim, padahal rosul menyatakan tidak layak seorang muslim tertipu berkali-kali krn milih penguasanya yg bakal melanggengkan hukum2 dzolim? jangan tertipu lagi wahai sdrq.
kalo kta tdk beritakan suatu kebenaran mk semua org akan dibohongi terus dan mereka pejabat merasa nyaman dgn kezaliman mereka
Mungkin ini kata yang paling tepat…
Media umat bukanlah menjelek-jelekkan Pemerintah, melainkan memberikan gambaran akibat tidak diterapkannya syariah Islam, jadi bobrok, hancur, jelek, rusak, dzolim…
Makanya terapkan Islam, agar tidak jelek, bobrok, rusak dan dzolim…
Media Umat sudah benar, karena menjalankan fungsi sosial kontrol nya. Berarti menolong Agama Allah (baca QS Muhammad ayat 7)
“Tell the TRUTH inspite of its bitter !!”
Go, go Media Umat…Keep the faith…Allahu Akbar.
MARILAH UMAT ISLAM INDONESIA,, TANPA PEDANG & TANPA KEKERASAN..
TUNJUKAN PADA DUNIA,, ISLAM BUKAN HANYA SEKEDAR AGAMA,, TAPI JALAN KELUAR DARI HIMPITAN KEHIDUPAN…
PIKIRKAN,, LAKUKAN,, DAN RASAKAN,,
ALLAHU AKBAR,,
seharusnya qt umat islam hrs tau….apa yg sdg terjadi dan apa yg akan direncanakan oleh pemerintah.tp kraena kebanyakan umat tidak melek media dan tidak mau tau….maka media umat memberitahu… maju terus Media Umat…sampaikan semuanya tentang apa-apa yg hrs disampakan…Allahu Akbar….!