Hizbut Tahrir Indonesia Melanjutkan Kehidupan Islam
HTI Press. “Sebagai Muslim saya yakin betul bahwa Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Dari mulai masalah debu hingga jagat raya. Saya juga yakin kalau Islam juga mengatur bagaimana polisi yang baik itu seperti apa,” tegas Kapolres Kota Bogor, Bapak Hilman ketika mengawali diskusi dengan rombongan HTI DPD 2 Kota Bogor. “Inilah bentuk rahmatan lil ‘alaminnya Islam,” tambahnya lagi.
Silahturahmi yang mendapat sambutan hangat ini, dilakukan oleh DPD 2 HTI Bogor selain untuk memperkenalkan kepengurusan baru juga bermaksud untuk menjelaskan apa yang diperjuangkan oleh HTI dan bagaimana pola operasionalnya. Kapolresta Bogor yang didampingi oleh Wakapolres, Kasat Intel dan Kasatlantas ini serius memperhatikan dan menyimak paparan dari Ketua DPD 2 HTI Kota Bogor [Gus Uwik] tentang metode perjuangan HTI.
“Banyak pihak yang mis persepsi dengan syariah, khilafah dan Hizbut Tahrir,” ungkap Gus Uwik. “Dari sinilah pentingnya kami bersilaturahmi dengan semua pihak agar mis persepsi ini tidak terjadi,” imbuh Gus Uwik lagi. “Kenapa HTI dalam kampanyenya senantiasa menyebutkan Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah atau Hidup Sejahtera dalam Naungan Khilafah? Jelas ini ada maksudnya Pak,” ungkapnya lagi. “Bapak mungkin paham betul bahwa saat ini Indonesia mengadopsi sistem kapitalis-sekuler dalam menjalankan pemerintahan. Apa yang terjadi? Indonesia semakin jauh dari sejahtera. Yang ada justru semakin karut-marut. Persoalan silih berganti menimpa rakyat. Mulai dari kemiskinan, pendidikan, perumahan dan yang lainnya. Ini semua karena diterapkannya sistem kapitalis-sekuler Pak,” tegas Gus Uwik.
Ust Irfan [Ketua LF Kota Bogor] selanjutnya menambahkan, “Inilah pentingnya syariah dan Khilafah. Sebagai muslim, kita harus yakin bahwa aturan yang diturunkan oleh Allah pasti memberi keberkahan dan kesejahteraan. Tidak mungkin Allah, sebagai Sang pencipta manusia akan menyengsarakan ciptaannya. Belum lagi secara faktual, sistem Islam telah berhasil menyejahterakan umat (baik Islam maupun non Islam) dalam naungan Khilafah selama 14 abad lebih. Jadi jangan takut dengan istilah ‘syariah dan khilafah’. Jadikanlah syariah dan khilafah sebagai alternatif solusi atas problem bangsa ini. Silahkan didiskusikan dan dikaji kelayakannya. Jangan belum apa-apa ditolak terlebih dahulu,” demikian ulas Ust Irfan.
“Itulah perjuangan,” timpal Kapolres. “Dan saya menghormati perjuangan Anda,” imbuhnya lagi. “Sebagai muslim saya setuju dengan apa yang Anda sampaikan, namun sebagai aparat negara (polisi), kita terikat dengan aturan yang ada,” tegas Belia lagi. “Baik, kita pun demikian Pak. Kita menghargai apa yang menjadi sikap Bapak. Yang jelas, kita berharap agar semua pihak paham terhadap apa yang kita lakukan dan mendapatkan informasi terkait dengan HTI langsung dari kita. Bukan dari yang lain. Khawatir salah info,” timpal Gus Uwik.
H Ray [anggota LF Kota Bogor] menambahkan bahwa “Keimanan kita kepada Islam haruslah diimplementasikan dalam setiap aktifitas kita. Baik perkataan dan perbuatan kita. Kita tidak boleh hanya berhenti dalam keyakinan dan kata-kata saja. Artinya, jika kita beriman maka kita harus berjuang menegakkan syariat Islam. Inilah kenapa kita konsen dalam perjuangan ini,” tegas H Ray. “Dan perlu di ingat Bapak, perjuangan HTI adalah perjuangan fikriyah (pemikiran), siyasiyah (politik) dan la madiyah (tanpa kekerasan). Jadi kita tidak akan bersinggungan dengan hal-hal yang berbau kekerasan. Karena itu bukan metode Rasulullah dalam berdakwah,” tegas beliau lagi.
Diskusi yang berlangsung padi hari jumat [3/2] jam 10 ini, ternayata begitu hangat dan penuh dengan suasana kekeluargaan. Jikalau tidak terdesak oleh waktu sholat Jumat, mungkin diskusi tersebut akan berjalan terus. Rombongan dari DPD 2 HTI Kota bogor yang dipimpin langsung oleh Ketua DPD 2 HTI Kota Bogor [Gus Uwik] turut serta juga Ust Irfan [Ketua LF Kota], H Ray [anggota LF], Ust Imam [Anggota LF], Ust Umar [anggota LKU] dan Ust Anas [Ketua LKP]. Terakhir sebelum berpisah, peserta diskusi pun berfoto bersama.[]
