BANDUNG, (HUMAS).- Jawa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar, sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi sebagai penyangga Ibukota Negara, maka Jawa Barat seringkali dijadikan baromater situasi dan kondisi makro di Indonesia. Pameo-nya, jika Jawa Barat baik, maka baiklah Indonesia, dan sebaliknya. ”Saya sangat kesulitan untuk merefleksikan Jawa Barat, begitu suramnya sehingga tidak ada yang dapat direfleksikan”, seloroh Dr. M. Solatun mengawali presentasinya di Forum Kajian Strategis ke-12 ”Refleksi Akhir Tahun 2007” yang dilaksanakan akhir tahun 2007 (28/12) di Rossan Villa baru-baru ini. Ternyata benar, kondisi Jawa Barat mirip kondisi Indonesia, hampir dalam semua hal. Hal itu terbukti setelah Ust. Farid Wadjdi, pembicara kedua di FKS, yang dalam presentasinya ’membedah’ Indonesia dalam semua aspek; ekonomi, politik, sosial, korupsi, dll.
Dari sisi ekonomi & kesejahteraan, jumlah penduduk Jawa Barat yang miskin mencapai 10,2 juta jiwa. Angka pengangguran di Jabar tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 3,9 juta. Kondisi tersebut dikuatkan dengan laporan akhir tahun HU Pikiran Rakyat, yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2003-2007 tidak berkualitas. Dari sisi kesehatan, penyakit yang selalu menjadi siklus, DBD mencapai 23.577 orang, penderita flu burung tertinggi di Indonesia. Belum lagi masalah kesehatan yang disebabkan kerusakan moral, yakni penderita AIDS menempati posisi ke 2 setelah Jakarta.
Dalam hal pendidikan, alokasi anggaran sebesar 20% dari APBD ternyata ditunda hingga 2009 karena dananya ’tersedot’ biaya Pilkada. Konsekuensinya, hingga saat ini sekitar 58 ribu sekolah rusak sarana dan prasarananya, dan lebih dari 1,5 juta orang yang masih buta aksara.
Bagaimana dengan kriminalitas? Tindak pidana di Jawa Barat pada tahun 2005 saja mencapai 18.606 kasus, dan ada tren meningkat sekitar 10% pertahun. Yang tak kalah heboh adalah korupsi dan indikasinya. Diantaranya pengadaan alat kesehatan di beberapa RS di Jawa Barat yang tidak transparan, pengadaan mobil pemda hingga indikasi penyelewengan dana bantuan oleh salah satu ormas di Jawa Barat.
Kalau permasalahan Jawa Barat dan Indonesia sedemikian suramnya, lalu bagaimana jalan keluarnya? Kedua pembicara sepakat untuk mengubah kondisi tersebut dengan aturan Allah dan menyerahkan pengelolaannya kepada orang yang amanah.
[Kantor Humas Jabar]
Negeri ini memang sarat korupsi.
Bagaimana pendapatmu? Bagaimana Solusimu?
Ayo…kita mulai perbaikan dari diri kita sendiri!
Jangan suka korupsi waktu, korupsi kepercayaan, korupsi obrolan, korupsi komando, dll.
judulnya ngeri
kenyataannya ngeri
kapitalisme emang sangat mengerikan
Hayu urang sunda ti Bandung… Arenjeun gaduh Sajarah nu Agung.. “Bandung Lautan Api” buktos yen Aranjeun teh Jalmi anu wani ka Panjajah Walanda… Anyeuna buktoskeun yen Aranjeun orang sunda.. tetep wani ka Panjajah.. nu tos gentos wujud.. ti panjajah fisik ka panjajah pemikiran, sistem politik, sistem ekonomi, Budaya jeung sajabana… Hanyu urang parjuangkeun Syariat Islam nu Agung… nu tiasa ngabalikkeun kabagjaan urang Sunda…
Hai orang Sunda dari Bandung, kalian punya sejarang yang tinggi… “Bandung Lautan Api” bukti bahwa kalian itu orang-orang yang berani kepada Penjajah Belanda,.. sekarang buktikan wahai orang Sunda.. tetap berani kepada penjajah yang sudah berganti wujud, dari penjajatah fisik kepada penjajahan pemikiran, sistem politik,sistem Ekonomi, Budaya dan lain sebagainya… mari kita perjuangkan syariat Islam yang tinggi.. yang bisa mengembalikan kemakmuran diatas kemuliaan bagi orang sunda
Saya Optimis
Jawabarat bisa bangkit!
Sesuai dengan Visi 2010 nya “Dengan Iman dan Taqwa…”
untuk memperbaiki negeri ini, khususnya jawa barat. ada dua hal yang harus diperbaiki bahkan diubah: sistem dan SDMnya. sistem yang terbaik tidak akan menjadi solusi apabila sdm nya tidak dapat mengimplementasikannya dengan benar. bahkan akan hancur apabila sdm nya menggerogotinya.
jadi, solusinya bina individunya dengan syari’at Allah dan ubah sistemnya dengan Islam
Apapun nama masalahnya syariah Alloh solusinya…gitu aja koq repot!?…
Syari’ah Alloh akan efektif menjadi solusi apabila tersedia para pelaksana (seperti: khalifah, wazir, qadhi dll) yang komit terhadap syari’ah. kalo tidak, ya boro-boro jadi solusi.
Apakah ada jaminan syari’ah dapat menjadi solusi apabila para pelaksananya korup!!!