Media-media resmi Cina, Senin (6/2) mengatakan bahwa Cina akan memperkuat pasukan polisi di wilayah Xinjiang Barat. Usaha ini dilakukan untuk mengatasi kegiatan-kegiatan keagamaan yang tidak diizinkan di wilayah itu. Sejauh ini, wilayah tersebut telah menderita akibat dari konflik etnis dan gangguan kekerasan dalam beberapa kasus.
Dalam hal ini, pemerintah akan merekrut 8.000 petugas baru. Kantor berita Xinhua mengutip dari juru bicara Partai Komunis tanpa menyebut namanya, bahwa “berbagai patroli keamanan dan Departemen Imigrasi akan menindak setiap kegiatan keagamaan yang ilegal,” dan itu akan menjadi di antara misi utama dari wilayah Xinjiang.
Xinjiang adalah wilayah bagi komunitas etnis Uighur. Mereka adalah kaum Muslim yang berbahasa Turki. Jumlah mereka di wilayah tersebut lebih dari 40 persen, yakni lebih dari 21 juta orang. Pemerintah Cina telah menuduh para ekstremis agama dan kelompok separatis berada di bagian selatan, yang mayoritas dari etnis Uighur di Xinjiang, karena mereka ingin mendirikan negara independen yang disebut “Turkestan Timur”.
Cina, selama dekade terakhir telah mengintensifkan usahanya untuk melemahkan semangat dan spirit umat Islam di Xinjiang. Untuk itu pemerintah telah menyuntikkan dana besar dan sejumlah orang untuk menggagalkan kebangkitan Islam. Namun usahanya itu sia-sia. Allah SWT berfirman (QS. Al-Anfal [8] : 36): “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (kantor berita HT, 8/2/2012).