Selain penting untuk selalu meyakini adanya surga-sebagai balasan bagi pelaku ketaatan kepada Allah SWT-agar selalu terdorong untuk melakukan amal-amal kebajikan, setiap Muslim sejatinya harus selalu meneguhkan keyakinan dalam dirinya tentang adanya neraka sebagai balasan atas ragam kemaksiatan manusia kepada Allah SWT di dunia. Keyakinan tentang adanya neraka ini penting sebagai salah satu cara agar kita senantiasa hati-hati dan waspada dari segala bentuk perbuatan dosa. Sayangnya, keyakinan semacam ini sering hanya sebatas ada dalam hati dan ucapan di lisan. Pada praktiknya, tak sedikit Muslim yang justru dalam kesehariannya banyak melakukan amalan-amalan ahli neraka; seolah-olah mereka tidak takut terhadap dahsyatnya azab neraka. Buktinya: Korupsi makin menjadi-jadi. Suap-menyuap makin banyak terungkap. Perselingkuhan dan perzinaan makin transparan. Penyalahgunaan narkoba makin terbuka. Perkosaan makin gila. Pamer aurat makin dianggap biasa. Kejahatan makin merajalela. Sebaliknya, penegakkan hukum malah makin amburadul, dan keadilan makin jauh panggang dari api.
Semua itu boleh jadi karena orang saat ini sepertinya sudah tidak merasa takut lagi terhadap ancaman azab neraka. Kesadaran tentang dahsyatnya azab neraka seolah hilang dalam benaknya. Akibatnya, banyak orang tak lagi ragu dan malu untuk melakukan ragam dosa dan kejahatan. Padahal Allah SWT telah berfirman di antaranya (yang artinya): Takutlah kalian terhadap neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan bebatuan (TQS al-Baqarah [2]: 24).
Orang-orang kafir dan yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya (TQS al-Baqarah [2]: 39).
Katakanlah, “Api Neraka Jahanam itu amatlah panas jika saja mereka mengetahuinya.” (TQS at-Taubah [9]: 81).
Tempat mereka adalah Neraka Jahanam sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (TQS at-Taubah [9]: 95).
Kami menampakkan Neraka Jahanam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas (TQS al-Kahfi []: 100).
Niscaya kalian benar-benar akan melihat Neraka Jahim (QS at-Takatsur []: 6-7).
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami mengganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan (kerasnya) azab (QS an-Nisa’ [4]: 56).
Maka dari itu, Kami memperingatkan kalian dengan neraka yang menyala-nyala; tidak masuk ke dalam neraka itu kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman) (QS al-Lail [92]: 12-16).
Selain sejumlah ayat di atas dan ayat-ayat lainnya yang banyak jumlahnya, ancaman neraka yang amat dahsyat dengan aneka jenisnya juga disebutkan dalam banyak hadis Nabi saw. Di antaranya adalah sabda Nabi saw. yang menyatakan, “Sesungguhnya siksaan paling ringan yang dirasakan ahli neraka pada Hari Kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya (HR al-Bukhari dan Muslim dari Nu’man bin Basyir).
Demikianlah Allah SWT dan Rasul-Nya mengingatkan manusia mengenai dahsyatnya azab neraka di akhirat nanti. Azab neraka tersebut disediakan bagi orang yang mendustakan petunjuk Allah SWT dan berpaling dari-Nya serta yang gemar berbuat dosa dan maksiat kepada-Nya. Ironisnya, bukannya takut azab neraka, sebagian dari para pendosa dan pelaku maksiat itu malah ada yang melakukan semua itu dengan perasaan bangga, tanpa ada rasa bersalah atau merasakan penyesalan sedikitpun.
Yang pasti, penyesalan akan mereka rasakan di akhirat nanti, yakni saat Allah SWT meminta pertanggungjawaban atas setiap perbuatan manusia yang dilakukan di dunia. Saat itu seluruh manusia dikumpulkan di Padang Makhsyar. Seluruh manusia tidak diperkenankan berbicara kecuali dengan izin-Nya dan berkata benar (Lihat: QS an-Naba’ [78]: 38). Mereka juga tidak diberikan kesempatan membuat-buat alasan (Lihat: QS al-Mursalat [77]: 35-36). Bahkan mulut mereka pun dikunci dan tidak bisa bicara (Lihat: QS Yasin [36]: 65). Yang akan bersaksi secara jujur adalah tangan dan kaki mereka serta anggota tubuh mereka. Saat itu, satu-satunya hukum yang berlaku untuk mengadili manusia adalah hukum Allah SWT. Saat itu Allah SWT adalah satu-satunya Hakim yang mengadili manusia dengan seadil-adilnya. Allahlah yang akan mengadili semua perbuatan yang menyimpang dari syariah-Nya. Allah SWT pula yang akan menimpakan azab yang keras kepada para pendosa, yang gemar berbuat maksiat saat di dunia. Mereka ini akan dilemparkan ke dalam azab yang mengerikan, yakni neraka yang menyala-nyala. Na’udzu bilLahi min dzalik.
Wa ma tawiqi illa bilLah [] abi
Ya…Allah…jauhkanlah kami dari siksaan api neraka…
Naudzubillahi mindzalik..ampuni ya Rabb…..