HTI-Press. Tragis. Sekitar 21 warga miskin di Pasuruan tewas saat berebut uang zakat sebesar Rp 30 ribu dari H. Syaichon, warga RT III RW IV Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur. Sementara itu puluhan lainnya luka-luka. Kebanyakan yang tewas adalah lansia dan ibu-ibu, karena terinjak-injak, tergencet dan tak bisa bernapas di lautan lautan manusia yang antri menerima zakat.
Kisah tragis itu berawal dari rencana H Syaichon untuk membagikan uang zakat sebesar Rp 30 ribu hingga 40 ribu kepada para dhuafa pada Senin (15/9). Sontak saja kabar itu pun menyebar dari mulut ke mulut warga miskin di Pasuruan dan kota sekitarnya seperti Probolinggo. Uang sebesar itu bagi warga miskin sangat berharga sehingga di antara mereka rela untuk antri mendapatkan bagian.
Ribuan kaum dhuafa dari berbagai penjuru di Pasuruan dan sekitarnya berdatangan sejak Senin Subuh. Mereka berharap mendapatkan uang zakat dari sang dermawan tersebut. Biasanya pembagian zakat yang dilakukan H Syaichon sejak 1975 ini lancar-lancar saja. Namun pembagian zakat Ramadhan di rumah H Syaichon tahun ini berbuah petaka. Ini bisa jadi mengindikasikan terjadi ada penurunan kesejahteraan masyarakat yang parah sehingga mereka tak ingin pulang dengan tangan kosong.
Tregedi ini terjadi karena jalan menuju rumah Syaichon sangat sempit, yakni hanya berlebar sekitar 2,5 meter. Seperti digambarkan detik.com sebelum tragedi berlangsung, di ujung jalan dibuat sekat yang terbuat dari bambu. Hanya ada pintu selebar 1 meter untuk keluar masuk ke rumah Syaichon. Pemagaran tersebut dilakukan agar warga bisa mengantre dengan tertib. Namun, ternyata ribuan penerima zakat sejak pagi antre berebut masuk ke dalam gang yang dipagar itu. Sementara yang lainnya menunggu giliran di sepanjang Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo.
“Akhirnya penggunaan sekat tersebut berbuah petaka. Penerima zakat yang akan masuk dan keluar dari rumah Syaichon terjebak di dalam gang. Mereka berebutan melewati satu-satunya pintu yang tersedia. Akibatnya suasana di dalam gang menjadi kisruh. Saling desak dan saling injak terjadi. Akhirnya terjadilah insiden berdarah,” demikian tulis detik.com.
Jerit tangis mereka tak bisa cepat tertangani karena terbatasnya panitia dan besarnya jumlah warga yang antri. Air yang dikucurkan dari selang kecil tak sanggup menyegarkan warga yang berdesakan. Akhirnya puluhan warga pingsan. Sekitar 21 orang nyawanya tak tertolong. Mereka tewas sebelum mendapatkan bagiannya.Sementara puluhan orang di antaranya luka-luka.
Apa yang terjadi di Pasuruan tersebut tentu sangat disayangkan sejumlah pihak. “Innalilahi wa innailaihi ro’jiun,“ kata Amidhan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia mengingatkan mestinya pembagian zakat hendaknya diserahkan kepada organisasi professional, sehingga dapat diantisipasi agar jangan sampai menimbulkan dampak buruk apalagi menimbulkan kehilangan jiwa bagi dhuafanya. Ia sangat menyayangkan pembagian zakat atau yang bermanfaat bagi kaum duafa justru berakhir bencana.
Tragedi ini pun semakin mempertunjukkan bahwa negara telah abai dengan rakyatnya. Rakyat yang seharusnya bergantung kepada layanan negara, kebingungan mencari induk semangnya. Para pejabat hanya memikirkan diri dan kelompoknya, sementara rakyat hanya diberikan haknya seadanya. Tragedi ini pun semakin memperjelas bahwa sistem negara yang tidak berdasarkan aturan Allah tidak akan mendatangkan berkah. Sebaliknya malah menimbulkan musibah. Masihkah kita tidak percaya pada syariah?
Innalillahi wa innalillahi rojiun..wahai umat muslim hanya syariah dan khilafah yg akan menyelamatkan kalian dan negeri ini dari kesengsaraan dan kehancuran..Allahu Akbar..
dg peristiwa yg menimpa mereka inilah, semoga kita semakin tersadarkan akan pentingnya zakat dilakukan dg ikhlas dan profesional… :)
saya harap kita semua peduli dengan keadaan ini, saya menilai dari satu sisi, ini adalah wujud lemahnya pemahaman masyarakat tentang Islam dan daulah yang perlu sekarang adalah tarbiyah agar kita sinergi dengan keadaan dan berharap kejadian ini tak terulang lagi
SAUDARAKU….JADIKANLAH TRAGEDI INI SLAH SATU HIKMAH,BAHWA SISTEM DINEGRI TRCINTA INI TLAH GAGAL MENSEJAHTERAKAN RAKYATNYA..msih mau berpaling dari SYARIAH? ATAU MASIH MENUNGGU TRAGEDI LAINNYA ?…
Selaluuuuu saja. inilah kita sekarang, tiap saat melihat pameran kemiskinan. banyak orang membicarakan demokrasi, kesejahteraan dan keadilan, tapi lihatlah masyarakat dunia ini, bagaimana keadaan mereka? sakit… amat sangat sakit dari segala lini. kapan kita mulai melirik sistem Islam yang bisa bertahan selama lebih dari 1.000 tahun bisa mengayomi masyarakatnya?jika bukan karena ketamakan dan lemahnya iman, maka sistem Islam itu pasti masih bertahan sampai sekarang. dan 21 nyawa itu tak akan terjadi.
dosa ke-21 nyawa itu 100% ditanggung penguasa.