Pemerintah Amerika Serikat untuk pertamakalinya menjelaskan kebijakannya tentang membunuh warganya yang disangka akan melakukan serangan terhadap kepentingan negara itu.
Jaksa Agung AS Eric Holder mengatakan warga negara AS yang tinggal di luar negeri bisa secara sah dijadikan target “kekuatan mematikan” jika dianggap membawa ancaman mematikan.
Pemerintahan Presiden Obama dikritik keras kelompok pegiat hak sipil setelah melakukan pembunuhan terhadap seorang muslim dan ulama kelahiran AS, Anwar al-Awlaki bulan September 2011.
Menurut Jaksa Agung Holder, AS berada dalam situasi “tempur” sehingga terkait eksekusi al-Awlaki izin dari pengadilan tidak diperlukan.
Dalam sebuah pidato di depan mahasiswa Northwestern School of Law di Chicago, Holder mengatakan pemakaian serangan mematikan akan diatur UU Perang, namun kadang kala pemerintah harus bertindak cepat, sehingga izin pengadilan dianggap tak praktis.
“Perwira militer dan sipil kerap kali harus mengambil keputusan seketika yang harus menyeimbangkan unsur tindakan, adanya opsi alternatif, kemungkinan adanya korban akibat aksi, dan pertimbangan lain,” kata Holder.
“Semuanya bergantung pada keahlian si pengambil keputusan dan akses terhadap informasi yang tersedia saat itu yang hanya dimiliki oleh Pejabat Eksekutif pada seketika itu.”
Hanya untuk Al-Qaeda
Holder menjamin kekerasan hanya akan dipakai jika target merupakan pejabat senior dalam tubuh al-Qaeda atau organisasi sayapnya, serta tak dimungkinkan melakukan pengkapan terhadap tersangka, sementara upaya untuk menghindarkan jatuhnya korban lain juga dilakukan.
“Prinsip kemanusiaan menuntut penggunaan senjata tanpa mengakibatkan berlarutnya penderitaan (sasaran),” tambahnya.
“Prinsip ini tidak melarang penggunaan senjata siluman atau tenaga canggih lain,” ujar dia.
Pasukan AS menggunakan senjata dengan kendali jarak jauh untuk pesawat pemusnahnya dengan target sejumlah petinggi al-Qaeda di Afghanistan dan Pakistan.
Holder tidak menyinggung soal sasaran aksi kekerasan pemerintah AS saat ini, namun mengatakan ancaman yang muncul dari kelompok ekstrimis membuah penggunaan kekerasan sebagai hal yang sah.
“Realitasnya adalah bangsa kita akan terus menghadapi ancaman teroris yang, kadang kala, bersumber justru dari warga negara kita sendiri,” katanya.
“Kalau ada orang semacam itu mengangkat senjata menentang negeri ini, bergabung dengan al-Qaeda merencanakan serangan untuk membunuh sesama warga AS, mungkin hanya ada satu respon realistis dan layak. Kita harus menghentikan mereka.” (bbc, 6/3/2012)
Amerika memang gudangnya para jagoan pesilat lidah…., tapi Allah Maha Tahu apa yang ada di langit ataupun di bumi.