Hasil riset Kementerian Agama tentang organisasi masyarakat ekstrim bersifat pribadi dan tendensius. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang memperjuangkan bangsa Indonesia dari penjajahan kapitalisme dengan cara penegakan syariat Islam, tidak bisa disebut organisasi ekstrim.
Penegasan itu disampaikan Ketua DPP HTI Farid Wadjdi kepada itoday (9/3). “Kata ekstrim itu tendensius. Ketika HTI tidak sejalan dengan yang menuduh, maka HTI disebut ekstrim. Yang harus dipersoalkan itu bukan istilah ekstrim atau tidak, tetapi apa yang diperjuangkan organisasi itu,” tegas Farid.
Menurut Farid, HTI memperjuangkan bebasnya Indonesia dari penjajahan kapitalisme dengan cara penegakan syariat Islam. Dengan syariat Islam persoalan di Indonesia dapat terselesaikan. HTI yang memperjuangkan bangsa Indonesia dari penjajahan tidak bisa disebut ekstrim.
Farid juga mempertanyakan kredibilitas riset Kemenag itu. Selama ini HTI sering diundang diskusi dengan Kemenag. “Jika yang disebut ekstrim itu membahayakan, mengapa OPM yang jelas mau memisahkan dari NKRi tidak disebut ekstrim oleh Kemenag. Mengapa riset itu tidak menyebut Islam liberal yang jelas-jelas menyerang Islam tidak disebut ekstrim,” tegas Farid.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehidupan Keagamaan Kemenag Imam Toha menyebut HTI sebagai organisasi yang bersifat radikal atau ekstrim. Selain HTI, Imam Toha menyebut Front Pembela Islam (FPI) dan, Ikhwanul Muslimin.
Pernyataan itu disampaikan pada Dialog Pengembangan Wawasan Multikulural Intern Pemuka Agama Islam yang digelar di Palembang, Selasa (6/3) malam. (itoday, 9/3/2012)
jadi pengen tau…berapa dollar yg diterima kemenag…sungguh terlalu. yg mesti di teliti itu jaringan liberal, orgaisasi, lsm dan lembaga yg menjajakan liberalisme dan sekulerisme yg jelas222222222 menjauhkan umat islam indonesia dari islam.
kemenag sudah kehilangan arah….parah
jika demikian… bukankah yang di dakwahkan oleh Rasul juga Syari’at Islam? berani tidak Kemenag membuat pernyataan bahwa Rasulullah yang mulia itu seorang ekstrimis?
maklum saja krn mereka menganggap kapitalisme, jil tidk merubah sistem negara ini sebgai bentuk yg katanya “final”. TIDAK masalah apakah dengan kapitalisme negara ini makin banyak hutang, SDA dijarah oleh asing, remajanya makin rusak, kriminalitas makin menggila. SATU bagi mereka POKOKNYA NKRI final. itulah kenapa setiap pihak yang ingin merubah apa yg sdh mapan ini sebagai ekstrim dlm versi mereka. mereka LUPA bhw negeri ini bagian buminya ALLAH. kalau syariatnya Allah yakni Islam tdk boleh mengatur manusia yg hakekatnya makhluknya Allah sekaligus tinggal di buminya Allah. Ya SUDAH wahai silahkan tuan-tuan penghalang syariah dan khilafah ini utk keluar dari buminya Allah. cari tempat selain yg diciptakan Allah. niscaya kalian tidak akan mndapatknnya.
Harus disepakati dulu Pak Imam, STANDAR utk menilai apa, Islam atau Bukan Islam ? Nah kalau pakai Islam, Gerakan Da’wah Rasulullah dan para Sahabat di Mekkah, Madinah, dan masa-masa sesudahnya (era Khilafah) itu EKSTRIM bukan? Ajaran Syariah dan Khilafah yg bersumber dari sunnah Rasulullah dan Allah SWT itu, ajaran EKSTRIM bukan? Jadi yang ekstrim itu yang setuju dan berjuang utk Syariah dan Khilafah, atau yang tidak setuju dengannya?