HTI Press. Sabtu (10/3) malam ba’da Isya’, DPC HTI Blimbing Malang mengartikulasikan aspirasi suara hati nurani rakyat kecil yang menolak kenaikan BBM dengan menyelenggarakan kajian Diskusi Islam dan Peradapan di Masjid Nurul Huda jl. Ngantang Claket.
Acara ini sekaligus menunjukkan fungsi edukasi HTI sebagai ormas Islam yang konsisten membela kepentingan rakyat dengan dakwah fikriyah tetap eksis berjalan. Dengan begitu masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM per satu April nanti memiliki bukti empiric ketidak layakan kenaikan harga BBM, bukan berdasar sudut pandang emosi semata melainkan berdasar argumentasi logis lagi syar’i.
Dalam kajian tersebut diangkat alasan dari al Qur’an dan al Hadits plus banyak alasan empiric kenapa kenaikan harga BBM tetap harus ditolak.
Ustadz Saiful Islam, menunjukkan nash al Qur’an surat an Nisaa 141 tentang haramnya memberi jalan kepada orang kafir untuk menguasai kaum muslimin dengan penguasaan aset-aset strategis melalui liberalisasi sector migas dari hulu hingga SPBU.
Adapun Ustadz Suardi memaparkan sudut empiric ketidak layakan kenaikan harga BBM. Ia katakan, “Pemerintah menggunakan jurus mabuk, kehilangan nalar, argumentasinya sudah gugur, BBM banyak dinikmati orang kaya empiriknya ternyata dinikmati menengah ke bawah, dilihat dari sisi APBN juga surplus, dengan harga sekarang -Rp 4500- tidak membebani APBN sama sekali.”
Menurutnya jika kekuatan logika -koreksi atas kesalahan keputusan menaikkan harga BBM- sudah tidak digubris lagi maka memang harus dilawan dengan logika kekuatan bukan dengan kekuatan logika lagi. Disinilah pentingnya para tokoh masyarakat untuk turut andil menunjukkan kekuatannya agar opini syariah bisa tersebar luas ditengah-tengah masyarakat.
Faktanya memang APBN dibebani oleh kenaikan utang untuk mensubsidi para kapitalis bukan dibebani oleh subsidi rakyat karna kenyataanya subsidi untuk rakyat dari tahun ketahun terus turun. Tolak keputusan liberal yang tidak pro rakyat. (LI HTI Malang, 10/3)
Subhanallah wal hamdulillah…